Pada identitas gender menurut Hines, Ahmed, & Hughes, 2003; Hines, Brook, & Conway, 2004 adalah terdapat perbedaan dan konsisten di dalam perilaku atau psikologi pria dan wanita. Identitas gender dan perasaan diri sebagai laki-laki dan perempuan merupakan perbedaan psikologis terbesar di antara pria dan wanita, serta di antara anak perempuan dan anak laki-laki.
Identitas gender ini proses dari individu dalam melakukan klasifikasi terhadap dirinya sendiri. Identitas gender perlu keyakinan dalam diri secara sosial, budaya serta fisik sebagai laki-laki maupun perempuan. Identitas gender yang sehat merupakan yang konsisten pada identitas gender sesuai biologis atau kodratnya dari Tuhan.
Perbedaan kedua antara kedua jenis kelamin ini yakni orientasi seksualnya. Para pria kebanyakan memiliki minat erotis utama kepada wanita, tetapi kebanyakan wanita tidak. American Psychological Association (2008) menyatakan bahwa suatu perasaan dan konsep diri dari individu itu merujuk ke orientasi seksual.
Jadi, seorang individu merasakan tentang orientasi seksual yang dirasakan pada dirinya dapat diekspresikan atau juga tidak diekspresikan melalui perilaku seksualnya. Sebab, hal tersebut berhubungan juga dengan bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh seseorang. Jadi, cara seseorang melihat serta berpikir tentang dirinya dapat memengaruhi orientasi seksualnya dalam bentuk perilaku atau perbuatan akan ditampakkan atau tidak ditampakkan.
Orientasi seksual dibedakan menjadi tiga, antara lain:
- Heteroseksual, ketika seseorang tertarik kepada jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya. Misalnya, laki-laki suka dengan perempuan atau sebaliknya.
- Homokseksual, ketika seorang individu tertarik kepada jenis kelamin yang sama. Misalnya, gay yakni ketika laki-laki suka dengan laki-laki, lesbian yakni ketika perempuan suka dengan perempuan.
- Biseksual, ketika seorang individu tertarik dengan semua jenis kelamin. Ada transeksual yakni jika seseorang ingin mengubah dirinya ke jenis kelamin yang berbeda dan ia tertarik dengan jenis kelamin yang sama.
Orientasi seksual ini tidak bisa dilihat dari penampilannya saja, misal laki-laki yang jantan dan berotot bisa jadi ia gay, dan perempuan yang feminism, manis, bisa jadi lesbian.
Pada kepribadian menurut perbedaan gender ini lebih kecil dari itu dilihat dari ketinggian. Contohnya, laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam menunjukkan perilaku agresif secara fisik. Ini dapat dilihat lebih dari 90% orang yang dipenjara akibat kejahatan kekerasan merupakan laki-laki.
Kepribadian merupakan sifat atau tingkah laku yang khas dari seseorang serta dapat membedakannya dengan individu yang lainnya. Semua manusia di dunia ini memiliki kepribadiannya masing-masing. Maka tidak ada satu orang pun memiliki kepribadian yang sama persis, walaupun kembar sekalipun kepribadiannya tidak akan sama persis. Menurut Sigmund Freud kepribadian merupakan sebuah struktur yang berisi tiga macam sistem, yakni Id, Ego, dan Superego. Kepribadian dapat menentukan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Seksualitas Pada Anak Usia Dini
Seksualitas merupakan aspek aspek pada kehidupan manusia yang berkaitan dengan faktor biologis, budaya, sosial, politik. Juga terkait dengan seks serta aktivitas seksual yang memengaruhi seseorang di dalam masyarakat.
Seksualitas pada anak usia dini ini bisa dilihat atau terlihat sejak beberapa bulan pertama ia hidup di dunia ini. Graaf dan Rademakers (2011) mendefinisikan seksualitas pada masa kanak-kanak memakai kerangka dengan menggabungkan fenomena-fenomena yang berbeda, seperti menyentuh atau menampilkan alat kelaminnya sendiri, melihat atau menyentuh alat kelamin orang lain. Dari data-data yang telah dikumpulkan, anak sejak berusia 2 tahun memiliki minat dan perilaku seksual.