Mohon tunggu...
Azizah
Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa di salah satu universitas Negeri di Jawa Barat. Saya suka travelling dan hal-hal berbau lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Komunikasi Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga Nelayan pada Keluarga Sandwich

30 Mei 2023   12:18 Diperbarui: 30 Mei 2023   12:26 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga adalah tempat di mana individu memperoleh nilai-nilai sosial dan budaya, norma-norma, dan perilaku yang membentuk identitas dan kepribadian mereka. Keluarga juga dapat menjadi sumber dukungan emosional dan finansial bagi anggotanya. Namun, pengertian keluarga dapat berbeda-beda tergantung pada budaya, tradisi, dan lingkungan sosial yang berbeda. Budaya, tradisi dan lingkungan sosial mempengaruhi pola suatu keluarga salah satunya keluarga nelayan.

Nelayan biasanya tinggal di dekat pantai atau daerah pesisir, dan hidup dari hasil tangkapan mereka. Kegiatan nelayan merupakan salah satu sumber penghasilan penting bagi masyarakat pesisir di berbagai negara di seluruh dunia. Keluarga nelayan memiliki permasalahan antara lain. ketidakpastian penghasilan, kesehatan fisik, kesulitan mendapatkan pendidikan, kesulitan aspek kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Fatonah (2016) sebagian besar keluarga nelayan masih memiliki permasalahan dalam sosial ekonomi dan pemenuhan hak anak. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ramli et al. (2017), anak nelayan akan pergi melaut dimulai dari umur 8-12 tahun.

Hasil wawancara yang telah dilakukan pada dua narasumber nelayan didapatkan hasil bahwa kehidupan nelayan bisa dikatakan sejahtera dan kurang sejahtera tergantung pada kategori nelayan yang mereka tekuni. Tingkat kesejahteraan keluarga Pak Jalaluddin (salah satu narasumber kami) dapat dikatakan sejahtera, hal ini karena baik Pak Jalaluddin sendiri maupun anggota keluarga lainnya mampu merasa tercukupi dengan penghasilan Pak Jalaluddin. 

Menurut Rari et al. (2022), mengatakan bahwa jika dilihat dari perspektif tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) maka kesejahteraan suatu penduduk tidak hanya dilihat dan diukur dari ukuran moneter, tetapi juga berdasarkan kesejahteraan subjektif atau kebahagiaan. Khaled (2015) mendefinisikan bahwa kebahagiaan atau tingkat kepuasan hidup seseorang dapat dinilai dari sejauh mana orang tersebut merasa dan menilai kualitas hidupnya dengan baik. Dengan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Pak Jalaluddin mampu menilai dan mendefinisikan kesejahteraan hidup keluarganya dengan baik.

Salah satu variabel yang diteliti oleh Rari et al. (2022) adalah mengenai jumlah tanggungan generasi sandwich dan non generasi sandwich. Berdasarkan hasil penelitian variabel jumlah tanggungan keluarga adalah bahwa hasil metode crosstab, sebelum di kontrol oleh faktor lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada generasi sandwich yang memiliki jumlah tanggungan lebih dari 2 orang lebih bahagia dengan persenan sebesar 54,2% dibanding generasi sandwich yang memiliki jumlah tanggungan kurang dari 2 orang sebesar 50%. 

Jika variabel ini dikorelasikan dengan Pak Jalaluddin, maka hasil penelitian tersebut berbanding lurus dengan pernyataan Pak Jalaluddin, dimana beliau mengatakan bahwa penghasilan yang beliau dapatkan sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya. 

Hampir sama dengan Pak Jalaluddin, Pak safrudin juga bekerja sebagai nelayan dengan tanggungan seorang istri dan dua orang anak. Pak safrudin tinggal di wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di dalam laut terutama hasil tangkapan ikan. 

Pada  dasarnya  pekerjaan  sebagai  nelayan  bagi  masyarakat  sekitar  merupakan pekerjaan  yang  dilakukan  oleh  sebagian  besar  penduduk.  Setiap  manusia  pada  dasarnya memiliki   cara   dan   upaya   masing--masing   dalam   mempertahankan   kelangsungan hidupnya agar tetap dapat bertahan hidup sebagai nelayan. Pak safrudin melaut berangkat dari jam 5 pagi atau setelah subuh setiap harinya jika cuaca mendukung dan hari jumat yang digunakan untuk hari libur. 

Pendapatan yang diperoleh Pak Safrudin tidak menetap dan terkadang hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. penghasilan yang didapat pak Safrudin berkisar 120 ribu per harinya hal itu didapatkan dari tangkapan ikan yang dijual ke pengepul. Masyarakat nelayan memiliki karakteristik khusus yang membedakan mereka dari masyarakat lain dan nelayan identik dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang rendah (Kusnadi, 2009). 

Sementara biaya pendidikan anak yang tinggi menjadi salah satu faktor penghambat bagi nelayan dengan status sebagai masyarakat miskin yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya akibat ketidakpastian usaha. Kemiskinan yang melekat mengakibatkan mereka tidak mampu memberikan pendidikan yang cukup bagi anak-anaknya terutama pendidikan formal. Hal itu juga dialami oleh pak safrudin dimana anak pertama tidak melanjutkan ke perguruan tinggi akibat keterbatasan biaya sementara anak kedua cukup dan dibantu juga oleh beasiswa sekolah.

Harapan kedepan dari pak safrudin semoga pemerintah lebih dapat melihat dan memperhatikan nelayan seperti memberikan modal ataupun pemberian alat tangkap ikan atau  mesin kapal. Menurut Kusnadi (2009) penyebab lain terjadinya kemiskinan pada masyarakat nelayan adalah tekanan kehidupan yang dihadapi oleh fluktuasi musim ikan, keterbatasan kemampuan teknologi penangkapan, jaringan pemasaran yang dianggap merugikan nelayan serta sistem bagi hasil yang timpang sehingga nelayan tradisional dan nelayan buruh merupakan kelompok sosial yang paling terpuruk tingkat kesejahteraan hidupnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun