dr. Mikko Uriamapas, SpOG,MKes
1. PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia.
Tiap-tiap masyarakat mempunyai standar atau batasan yang berbeda mengenai masa kanak-kanak dan masa dewasa. Namun pada umumnya rentang usia remaja berkisar antara 14 tahun sampai 21 tahun.
Pada masa ini berlangsung proses-proses perubahan secara biologis (perubahan hormon terutama hormon reproduksi) dan perubahan secara psikologis (perubahan kognitif, emosi, kepribadian dan moral) dan secara sosiologis yang dipengaruhi oleh masyarakat, teman sebaya dan media massa.
Remaja juga belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari untuk menyesuaikan dengan perubahan jasmani, pola perilaku dan sikap baru orang dewasa untuk menggantikan perilaku dan sikap masa kanak-kanaknya.
[caption id="" align="alignleft" width="261" caption="reproduksi wanita"][/caption] Masa ini sering dirasakan masa yang lebih sulit dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh keadaan individu yang mengalami banyak perubahan dengan dirinya, sehingga selain ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang dialaminya, ia juga harus beradaptasi dengan tuntutan dari lingkungannya. Melalui kegiatan seminar ini, pemaparan Kesehatan Reproduksi Remaja diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kemampuan orang tua, para guru maupun remajanya dalam menginformasikan kesehatan reproduksi dan perilaku reproduksi sehat, sehingga remaja tidak mencari informasi tentang perilaku reproduksi, termasuk hubungan seks, dari teman sebayanya. Seringkali informasi yang diperoleh dari teman sebaya di bumbui dengan hal-hal “negatif” yang justru mendorong remaja melakukan hubungan seksual yang tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai dan dapat berisiko terjadinya kehamilan diluar nikah.
Pemberian informasi yang benar akan membentuk perilaku reproduksi sehat yang lebih baik pada remaja. Sehingga remaja akan menunda keinginan untuk berhubungan seks sebelum menikah dan mempunyai bekal untuk menghindar dan mengatakan TIDAK bila diajak teman sebayanya untuk mencoba berhubungan seks.
Diharapkan dengan informasi yang lebih dini pada remaja tentang Kesehatan Reproduksi akan makin memperkokoh Ketahanan Keluarga Anak Remaja, disamping memberikan bekal kepada remaja untuk membangun keluarga di masa datang dengan lebih baik.
II. PENGERTIAN
-
Kesehatan Reproduksi :
adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan sosial dalam diri seorang wanita atau seorang pria dalam melakukan fungsi melanjutkan keturunan (reproduksi).
Penerapan keadaan ini suatu ikatan perkawinan yang berencana dan dapat berlangsung dengan aman sampai terjadinya persalinan. Sebagai penunjang diperlukan ketersediaan informasi dan pelayanan yang memadai serta pengetahuan mengenai masalah informasi seksualitas dan cara menghindari perilaku seks yang berisiko (UNFPA,1994).
[caption id="" align="alignleft" width="240" caption="reproduksi pria"][/caption]
-
Remaja :
Penduduk yang berusia 14 sampai 21 tahun (BKKBN 1995).
-
Perilaku Reproduksi Sehat :
adalah segala perbuatan seorang wanita atau pria yang berkaitan dengan fungsi melanjutkan keturunan (reproduksi), termasuk hubungan seksual. Perilaku sangat dipengaruhi oleh faktor jasmani, kejiwaan dan sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat.
-
Keluarga :
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU RI No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan kependudukan & PKS).
-
Keluarga Anak Remaja :
adalah keluarga yang memiliki anak usia sekolah (usia 6-13 tahun) dan atau remaja (usia 14-21 tahun) (BKKBN,1995).
-
Ketahanan Keluarga :
kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik/materil dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dari keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkat-kan kesejahteraan lahir dan batin (UU. RI No. 10 tahun 1992).
III. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa. Anak laki-laki beralih menjadi Pria Dewasa. Anak perempuan beralih menjadi wanita yang matang secara jasmani dan rohani. Dalam tumbuh kembang manusia, masa remaja merupakan tahapan yang sangat menentukan untuk pembentukan pribadi selanjutnya.
Perubahan jasmani yang terjadi pada Remaja Pria :
1. Alat kelamin berkembang menjadi lebih besar dan jika ter-rangsang dapat mengeluarkan sperma (ejakulasi).
2. Tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, kaki, tangan, dada, ketiak dan wajah.
3. Mengalami mimpi basah.
4. Bentuk tubuh lebih berotot dan berat dibandingkan remaja wanita.
5. Suara berubah membesar dan dalam.
Perubahan jasmani pada remaja wanita :
1. Payudara berkembang/membesar.
2. Tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak.
3. Rongga panggul berkembang.
4. Mengalami menarche, yaitu pertama kali mendapatkan haid/ datang bulan.
5. Percepatan pertumbuhan tinggi badan.
Perubahan kejiwaan :
Pada masa akil balig (diusia awal masa remaja), terjadi peningkatan hormon seks. Hal ini menyebabkan remaja mudah sekali terangsang hanya dengan mengamati atau berdekatan dengan seseorang yang disukainya.
Pada masa ini orang tua sangat berperan dalam memberikan informasi agar remaja memahami perubahan jasmani maupun gejolak perasaan pada masa akil balig.
Perlu pula ditekankan agar remaja tidak mengambil risiko berhubungan seks sebelum menikah.
Perubahan lain yang terjadi adalah peningkatan kerja kelenjar lemak dibawah kulit (sebaseus), sehingga kulit remaja berminyak dan mudah berjerawat. Perlu ditekankan kepada remaja bahwa perubahan ini normal adanya, sehingga tidak perlu merasa rendah diri.
Menjaga kebersihan kulit dapat menghindari timbulnya jerawat.
Perubahan tingkah laku yang terjadi karena gejolak perasaan pada remaja wanita, terutama menjelang haid, remaja wanita menjadi lebih perasa, mudah sedih, marah dan cemas tanpa alasan. Pada remaja pria, menjadi lebih sulit bersepakat, lebih sering membantah, ingin menonjolkan diri, kurang pertimbangan dan mudah terpengaruh teman.
IV. OBROLAN REMAJA TENTANG ALAT REPRODUKSI
A. Remaja Wanita
Umumnya remaja hanya membicarakan perkembangan alat reproduksi yang terlihat dari luar saja. Orang tua dapat menolong remaja dengan menjelaskan perkembangan alat-alat reproduksi bagian luar maupun bagian dalam. Dengan pengetahuan yang memadai, remaja diharapkan mawas diri dan mampu membuat keputusan yang tepat untuk tidak berhubungan seks diluar nikah yang penuh dengan risiko.
Alat Reproduksi Wanita Bagian luar :
1. a. Bibir luar/labia mayora
b. Bibir dalam/labia minora
2. Kelentit/klitoris, sangat peka karena banyak mengandung serabut syaraf.
3. Mulut Vagina, rongga penghubung rahim dengan dunia luar. Lubang vagina ditutupi oleh selaput dara (hymen), yaitu jaringan tipis berbentuk cincin yang tampak utuh bila belum pernah berhubungan seks.
Alat Reproduksi Wanita bagian dalam :
1. Vagina sebelah dalam
2. Mulut rahin/serviks
3. Rahim/uterus
4. Dua buah saluran/tuba falopii (kanan-kiri)
5. Dua buah indung telur/ovarium (kanan-kiri).
Alat-alat ini terletak di dalam rongga panggul wanita.
Daerah yang mudah terangsang :
Sentuhan atau kontak langsung pada daerah sekitar alat kelamin, bokong, paha sebelah dalam, buah dada, leher dan mulut dapat mendorong timbulnya nafsu seksual.
Apakah Haid/Datang Bulan itu ?
Haid/datang bulan/menstruasi adalah peristiwa pengeluaran darah dari vagina setiap bulan yang berlangsung selama 3-7 hari. Jarak antara satu haid dengan haid berikutnya disebut satu siklus haid, yang berlangsung lebih kurang 30 hari (antara 28-32 hari).
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
-
Pada saat haid, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Apabila kebersihan vagina tidak dijaga, atau berhubungan seks dengan penderita PMS (Penyakit Menular Seksual) maka kuman akan mudah masuk melalui vagina.
-
Selama haid, mungkin timbul rasa nyeri di pinggang dan panggul. Hal ini disebabkan karena adanya peregangan otot rahim.
-
Haid tidak terjadi pada saat kehamilan berlangsung.
B. Remaja Pria :
Masa akil balig pada remaja pria diwarnai dengan pertentangan antara keinginan menentukan keputusan sendiri dengan ketakmampuan untuk mandiri secara ekonomi karena masih tergantung kepada orang tua.
Orang tua perlu membimbing remaja agar mampu mengambil keputusan yang tepat dalam berperilaku reproduksi yang sehat. Salah satu bimbingan itu adalah tentang fungsi alat reproduksi pria.
ALAT REPRODUKSI PRIA :
1. ZAKAR/PENIS; Berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung disebut Glans yang banyak dipenuhi serabut syaraf yang peka, Glans penis diselubungi oleh lapisan kulit yang akan dipotong ketika pria disunat agar bersih.
2. BUAH ZAKAR/TESTIS; Jumlahnya sepasang, bentuknya bulat lonjong dan terletak menggantung pada pangkal penis.
Didalam testis dihasilkan sel kelamin pria (sperma). Buah zakar dibungkus oleh lapisan kulit yang disebut skrotum.
3. SALURAN KENCING/URETHA, saluran untuk mengeluarkan air mani dan air seni dari dalam tubuh pria, namun tidak secara bersamaan.
4. KELENJAR PROSTAT, menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk menghidupi sperma.
5. KELENJAR SEMINALIS, fungsinya sama dengan kelenjar prostat. Kedua kelenjar ini termasuk alat reproduksi pria bagian dalam.
V. PENCEGAHAN HUBUNGAN SEKS SEBELUM NIKAH, PERILAKU SEKSUAL BERISIKO DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL.
Orang tua perlu menentukan sikap tegas dalam melarang hubungan seks (sanggama) sebelum menikah dan membicarakan hal ini dengan remajanya.
Pendekatan terbaik dari orang tua haruslah disesuaikan dengan kondisi remaja yang bersangkutan.
Ada 7 peranan orang tua dalam membimbing remaja :
-
Orang tua harus dapat berperan sebagai pendidik.
-
Orang tua harus dapat berperan sebagai pemberi semangat / pendorong.
-
Orang tua harus dapat berperan sebagai model/ contoh yang baik.
-
Orang tua harus dapat berperan sebagai Supervisor.
-
Orang tua harus dapat berperan sebagai teman.
-
Orang tua harus dapat berperan sebagai penasihat
-
Orang tua harus dapat berperan sebagai komunikator.
Orang tua perlu menerangkan cara terbaik untuk mencegah kehamilan sebelum menikah adalah tidak melakukan “Hubungan Seks pada masa Remaja “.
Rasa saling mencintai bukanlah alasan yang utama untuk menikmati hubungan seks sebelum menikah.
Remaja yang berpacaran perlu diingatkan bahwa ketika dorongan untuk berdekatan, bersentuhan, berciuman atau berpelukan sangat kuat, akan timbul rangsangan yang membangkitkan gairah untuk melakukan hubungan seks. Oleh karena itu orang tua perlu mengingatkan remaja agar mengendalikan diri selama berpacaran.
Orang tua dapat menerangkan bahwa “Akhlaq manusia lebih tinggi daripada hewan “ , termasuk dalam kegiatan seksualnya, Manusia memiliki kelebihan yaitu : Kemampuan untuk memilih yang terbaik bagi dirinya dan bagi masyarakat disekelilingnya, termasuk pengendalian diri dalam bercinta. Remaja tidak layak berhubungan Seks dengan Pacar, apalagi berhubungan seks dengan para Tuna Susila.
Jadi kemampuan untuk mencegah hubungan seks sebelum nikah harus dimulai dengan pengendalian diri untuk tidak sekali-kali melakukan sentuhan tubuh yang dapat membangkitkan gairah seksual.
PERILAKU SEKSUAL BERISIKO & AKIBATNYA :
Untuk melengkapi informasi tentang perilaku seksual yang diketahui oleh remaja sebaiknya orang tua menambah pengetahuan mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) dan perilaku seksual berisiko serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Agar remaja berhati-hati dan memperoleh informasi yang benar dan jelas tentang perilaku seksual berisiko dan akibatnya.
Masalah khusus pada wanita remaja dalam hal kesehatan Reproduksi adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Akibatnya mereka akan berupaya untuk melakukan pengguguran (abortus) dengan kurang memperhatikan tindakan maupun komplikasi yang diakibatkannya berupa infeksi. Prforasi rahim maupun pendarahan yang dapat berakibat fatal. Komplikasi jangka panjang adalah kehamilan diluar kandungan pada kehamilan berikutnya, infeksi panggul khronis dan kemandulan.
Hampir 2 juta wanita remaja di negara berkembang melakukan abortus Provokatus setiap tahun dan 1/3 dari remaja wanita yang mengalami komplikasi dari aborsi ini masuk Rumah Sakit.
Untuk mengetahui jumlah tindakan abortus provokatus akibat kehamilan yang tidak diinginkan sangat sakit. Diduga di dunia ini ada 26 juta tindakan aborsi legal dan 20 juta aborsi ilegal yang dilakukan pada tahun 1995.
Di negara-negara yang tidak membolehkan tindakan aborsi dilaporkan banyak tindakan yang tidak sesuai standar prosedur dan remaja sangat rentan terhadap tindakan aborsi ilegal.
PENGERTIAN ORANG TUA perlu diperlihatkan dalam bentuk meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan remaja yang serasa sulit mengatasi dorongan seksualnya.
Karena masa akil balig adalah masa pancaroba, seringkali remaja terdorong melakukan hal-hal yang baru bagi mereka. Dorongan ini lebih besar pada mereka yang putus sekolah dan yang tidak mempunyai pekerjaan yang jelas.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN AKIBATNYA
Penyakit Menular (PMS) adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Lima jenis PMS yang dijumpai di Indonesia yaitu :
1. GONORRHOEA (GO):
Kuman penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae.
Ada masa tenggang selama 2 sampai 10 hari setelah kontak hubungan kelamin baru timbul tanda-tanda penyakit, seperti nyeri, merah, bengkak dan bernanah.
Gejala pada pria : Rasa sakit pada saat kencing, keluar nanah kental kuning kehijauan, serta ujung penis tampak merah dan agak bengkak.
Gejala pada wanita : 60% kasus tidak memberikan gejala.
GO dapat diturunkan dari orang tua/ibu yang melahirkan kepada bayi dengan ditemukan radang dan cairan nanah yang kental pada selaput mata bayi.
Baik pada pria maupun wanita, akibat GO sering berupa kemandulan.
2. SIFILIS (LUES) ATAU RAJA SINGA
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum.
Masa tanpa gejala berlangsung 3 - 4 minggu, kadang sampai 13 minggu, lalu timbul benjolan disekitar alat kelamin, kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang sperti flu. Tetapi setelah 5 - 10 tahun penyakit sifilis ini menyerang susunan syaraf otak sehingga cara berjalan penderita tampak aneh. Sifilis juga dapat menyerang pembuluh darah dan jantung.
Pada wanita hamil, sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya & bayi lahir dengan sifilis kongenital, yaitu dengan kerusakan kulit, hati, limpa & keterbelakangan mental.
3. HERPES GENITAL
Penyebabnya antara lain Virus Herpes hominis type 2.
Dalam 4-7 hari setelah berhubungan seks, kulitsekitar alat kelamin terasa gatal & sakit yang disusul dengan timbulnya kemerahan disertai tonjolan-tonjolan berisi cairan. Akibat herpes genital pada wanita seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.
4. CHLAMYDIA
Kuman penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis.
Masa tanpa gejala berlangsung sekitar 7-21 hari. Kemudian timbul peradangan pada alat reproduksi pria & wanita.
Tanda pada Pria :
-
Rasa nyeri saat buang air kecil.
-
Keluar cairan bening dari saluran kencing.
-
Lebih lanjut keluar cairan dan darah.
Tanda pada Wanita :
-
Keluar lendir dari vagina.
-
Rasa sakit saat buang air kecil.
-
Timbul bercak-bercak darah
-
Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
5. INFEKSI HIV/AIDS
Penyebab penyakit ini adalah Human Immune Deficiency Virus (HIV).
Sampai saat ini belum ditemukan cara pengobatan yang manjur.
Penularan HIV adalah melalui :
-
Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV positif, baik hubungan melalui vagina, dubur maupun mulut.
-
Jarum suntik yang tercemar HIV positif.
-
Transfusi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
-
Dari Ibu hamil yang mengidap HIV positif kepada bayi dalam kandungannya.
Penularan Virus HIV tidak terjadi melalui jabatan tangan, cium pipi, mandi di kolam renang, gigitan nyamuk dan tinggal serumah dengan penderita.
Yang erat hubungannya dengan penularan HIV/AIDS ini sekarang adalah penggunaan narkotika dikalangan remaja yang seringkali menjurus ke penggunaan jarum suntik bersama, dan perilaku seksual berisiko seperti berganti-ganti pasangan seks.
Gejala infeksi ini pada awalnya sulit dikenali karena seringkali mirip dengan penyakit ringan sehari-hari yaitu flu dan diare, sehingga penderita merasa sehat dan dari luar nampak sehat.
Kadang-kadang dalam 6 minggu pertama setelah mengadakan hubungan seksual dengan penderita HIV, timbul gejala-gejala tidak khas berupa demam, rasa letih, sakit sendi, sakit menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening dibawah telinga, ketiak dan selangkangan. Gejala ini biasanya sembuh sendiri sampai 3 - 4 tahun mungkin tidak timbul gejala yang jelas, baru sekitar tahun ke 5 atau ke 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan dan pembengkakan di daerah kelenjar gerah bening.
Rata-rata perjalanan penyakit infeksi HIV/AIDS cukup lama, pada orang dewasa sekitar 7 tahun dan berakhir dengan kematian karena AIDS.
Menurut WHO, kurang lebih setengah dari penderita infeksi HIV di dunia adalah remaja dibawah usia 21 tahun.
Di Negara Industri dua dari 3 penyakit menular seksual terjadi pada remaja dibawah 24 tahun dan diduga di negara berkembang akan lebih tinggi lagi presentasenya.
AIDS adalah penyakit untuk semua umur, dilaporkan dari hasil suatu penelitian di California hampir ¼ dari penderita AIDS adalah anak-anak dan remaja. Banyak yang didiagnosis menderita penyakit HIV pada saat lahir karena infeksi vertikal dari ibu dan banyak pula AIDS yang manifest di masa remaja, penularannya melalui kontak seksual. Dari hasil penelitian ini didapatkan remaja sudah aktif secara seksual sejak usia 13 tahun.
VI. PENUTUP
Perubahan Jasmani maupun rohani pada masa akil balig seringkali tidak disadari dan tidak diketahui oleh remaja. Peningkatan kerja kelenjar seks dalam menghasilkan hormon seks, menimbulkan dorongan yang kuat pada remaja untuk mencoba melakukan hubungan seks. Hal ini diperkuat dengan makin mudahnya remaja mendapatkan barang-barang yang mengandung gambar atau cerita porno.
Orang tua berkewajiban memberikan informasi tentang akibat yang berbahaya dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah perilaku reproduksi yang tidak sehat atau menyimpang.
Remaja yang memperoleh informasi seks pertama kali langsung dari orang tuanya cenderung berperilaku Reproduksi lebih sehat dibandingkan memperolehnya dari orang lain. Pendekatan orang tua yang bijak dan bersahabat dapat membentuk mental remaja menjadi pribadi yang tegar, mandiri dan bertanggung jawab.
Perilaku laku seksual yang berisiko pada remaja selain akan menyebabkan keluhan penyakit yang berkepanjangan pada yang bersangkutan, juga dapat menyebabkan kemandulan atau cacat bawaan pada keturunannya.
DAFTAR PUSTAKA :
-
Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN : Reproduksi Sehat untuk Keluarga (impublished), Jakarta 1996.
-
Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN : Rproduksi Sehat Sejahtera Remaja (impublished), Jakarta 1997.
-
Population Council : Adolescent Reproductive Health (impublished), Jakarta 1998.
-
PKBI, IPPF (International Planned Parenthood Federations) & UNFPA (United Nation Fund for Population Activities) : Pertumbuhan dan perkembangan Remaja , Jakarta 1998.
-
PKBI, PKBI, IPPF (International Planned Parenthood Federations) & UNFPA (United Nation Fund for Population Activities): Perkembangan Seksualitas Remaja, Jakarta 1998.
-
Stenley K, Henshaw, Susheela Singh, Taylor Hass : The incidence of Abortion Worldwide. International Family Planning Perspectives. 1999. 25.Suppl:19-31.
-
Network, Family Health International Adolescent, 1993,14(2) : 4-34.
-
Network, Family Health International Adolescent, 1997,17(3) : 19-31.*asw
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H