Mohon tunggu...
Atun Widyaningsih
Atun Widyaningsih Mohon Tunggu... -

Mengawali kesabaran dengan selalu bersyukur...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Menunjang Ketahanan Keluarga

30 September 2011   05:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29 3857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dr. Mikko Uriamapas, SpOG,MKes

1. PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia.

Tiap-tiap masyarakat mempunyai standar atau batasan yang berbeda mengenai masa kanak-kanak dan masa dewasa. Namun pada umumnya rentang usia remaja berkisar antara 14 tahun sampai 21 tahun.

Pada masa ini berlangsung proses-proses perubahan secara biologis (perubahan hormon terutama hormon reproduksi) dan perubahan secara psikologis (perubahan kognitif, emosi, kepribadian dan moral) dan secara sosiologis yang dipengaruhi oleh masyarakat, teman sebaya dan media massa.

Remaja juga belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan harus mempelajari untuk menyesuaikan dengan perubahan jasmani, pola perilaku dan sikap baru orang dewasa untuk menggantikan perilaku dan sikap masa kanak-kanaknya.

[caption id="" align="alignleft" width="261" caption="reproduksi wanita"][/caption] Masa ini sering dirasakan masa yang lebih sulit dibandingkan dengan masa-masa lainnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh keadaan individu yang mengalami banyak perubahan dengan dirinya, sehingga selain ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang dialaminya, ia juga harus beradaptasi dengan tuntutan dari lingkungannya. Melalui kegiatan seminar ini, pemaparan Kesehatan Reproduksi Remaja diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kemampuan orang tua, para guru maupun remajanya dalam menginformasikan kesehatan reproduksi dan perilaku reproduksi sehat, sehingga remaja tidak mencari informasi tentang perilaku reproduksi, termasuk hubungan seks, dari teman sebayanya. Seringkali informasi yang diperoleh dari teman sebaya di bumbui dengan hal-hal “negatif” yang justru mendorong remaja melakukan hubungan seksual yang tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai dan dapat berisiko terjadinya kehamilan diluar nikah.

Pemberian informasi yang benar akan membentuk perilaku reproduksi sehat yang lebih baik pada remaja. Sehingga remaja akan menunda keinginan untuk berhubungan seks sebelum menikah dan mempunyai bekal untuk menghindar dan mengatakan TIDAK bila diajak teman sebayanya untuk mencoba berhubungan seks.

Diharapkan dengan informasi yang lebih dini pada remaja tentang Kesehatan Reproduksi akan makin memperkokoh Ketahanan Keluarga Anak Remaja, disamping memberikan bekal kepada remaja untuk membangun keluarga di masa datang dengan lebih baik.

II. PENGERTIAN

  • Kesehatan Reproduksi :

adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan sosial dalam diri seorang wanita atau seorang pria dalam melakukan fungsi melanjutkan keturunan (reproduksi).

Penerapan keadaan ini suatu ikatan perkawinan yang berencana dan dapat berlangsung dengan aman sampai terjadinya persalinan. Sebagai penunjang diperlukan ketersediaan informasi dan pelayanan yang memadai serta pengetahuan mengenai masalah informasi seksualitas dan cara menghindari perilaku seks yang berisiko (UNFPA,1994).

[caption id="" align="alignleft" width="240" caption="reproduksi pria"][/caption]

  • Remaja :

Penduduk yang berusia 14 sampai 21 tahun (BKKBN 1995).

  • Perilaku Reproduksi Sehat :

adalah segala perbuatan seorang wanita atau pria yang berkaitan dengan fungsi melanjutkan keturunan (reproduksi), termasuk hubungan seksual. Perilaku sangat dipengaruhi oleh faktor jasmani, kejiwaan dan sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat.

  • Keluarga :

adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU RI No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan kependudukan & PKS).

  • Keluarga Anak Remaja :

adalah keluarga yang memiliki anak usia sekolah (usia 6-13 tahun) dan atau remaja (usia 14-21 tahun) (BKKBN,1995).

  • Ketahanan Keluarga :

kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik/materil dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dari keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkat-kan kesejahteraan lahir dan batin (UU. RI No. 10 tahun 1992).

III. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REMAJA

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa. Anak laki-laki beralih menjadi Pria Dewasa. Anak perempuan beralih menjadi wanita yang matang secara jasmani dan rohani. Dalam tumbuh kembang manusia, masa remaja merupakan tahapan yang sangat menentukan untuk pembentukan pribadi selanjutnya.

Perubahan jasmani yang terjadi pada Remaja Pria :

1. Alat kelamin berkembang menjadi lebih besar dan jika ter-rangsang dapat mengeluarkan sperma (ejakulasi).

2. Tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, kaki, tangan, dada, ketiak dan wajah.

3. Mengalami mimpi basah.

4. Bentuk tubuh lebih berotot dan berat dibandingkan remaja wanita.

5. Suara berubah membesar dan dalam.

Perubahan jasmani pada remaja wanita :

1. Payudara berkembang/membesar.

2. Tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak.

3. Rongga panggul berkembang.

4. Mengalami menarche, yaitu pertama kali mendapatkan haid/ datang bulan.

5. Percepatan pertumbuhan tinggi badan.

Perubahan kejiwaan :

Pada masa akil balig (diusia awal masa remaja), terjadi peningkatan hormon seks. Hal ini menyebabkan remaja mudah sekali terangsang hanya dengan mengamati atau berdekatan dengan seseorang yang disukainya.

Pada masa ini orang tua sangat berperan dalam memberikan informasi agar remaja memahami perubahan jasmani maupun gejolak perasaan pada masa akil balig.

Perlu pula ditekankan agar remaja tidak mengambil risiko berhubungan seks sebelum menikah.

Perubahan lain yang terjadi adalah peningkatan kerja kelenjar lemak dibawah kulit (sebaseus), sehingga kulit remaja berminyak dan mudah berjerawat. Perlu ditekankan kepada remaja bahwa perubahan ini normal adanya, sehingga tidak perlu merasa rendah diri.

Menjaga kebersihan kulit dapat menghindari timbulnya jerawat.

Perubahan tingkah laku yang terjadi karena gejolak perasaan pada remaja wanita, terutama menjelang haid, remaja wanita menjadi lebih perasa, mudah sedih, marah dan cemas tanpa alasan. Pada remaja pria, menjadi lebih sulit bersepakat, lebih sering membantah, ingin menonjolkan diri, kurang pertimbangan dan mudah terpengaruh teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun