Mohon tunggu...
Arya Ningtyas
Arya Ningtyas Mohon Tunggu... -

Perempuan biasa ikhtiar dalam kebaikan-Nya belajar lewat tulisan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mari Berdamai dengan "Fobia"

8 April 2012   04:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Meski tak selalu jadi tersangka, fobia termasuk gangguan psikologis, dan merupakan gangguan kegelisahan (anxiety disorder) yang paling sering dijumpai. Meski demikian, tidak semua ketakutan yang dipicu oleh ancaman tak jelas adalah fobia...

...................

Contoh sederhana yang saya ambil kali ini , misalnya ada anak yang takut mendapat nilai jelek dalam studinya, jangan kita lalu mengira si anak menderita fobia, "itu adalah ketakutan yang wajar, memang terselubung.. tetapi objek ancamannya adalah realistis yaitu "jika si anak mendapat nilai merah maka ia akan dimarahi. Itulah yang sebenarnya mendasari timbulnya rasa takut "mendapat nilai jelek".

.....................

Bisa juga orang mengalami rasa takut karena gangguan psikologis lain. Sebut saja waham. Waham adalah suatu isi pikiran yang tidak di dasari oleh atau atas kenyataan atau tidak sesuai dengan intelegensi, tetapi di hayati sebagai suatu kebenaran oleh seseorang dan tidak bisa dihilangkan.  Suatu penyakit psikologi yang gejala utamanya seperti waham tersebut maka lazimnya dinamakan sebagai "paranoid". Paranoid dan fobia berbeda. Jika pada fobia objek pemicunya ada, tetapi sebenarnya tidak berpotensi mengancam. Misalnya orang takut laba-laba, ada objeknya.. baru ia merasa takut. Lain halnya dengan paranoid. Karena merupakan suatu paham, bukan emosi. Kadang saat objeknya tidak ada sekalipun, seseorang tetap merasa takut. Contoh sederhana paranoid adalah "merasa dirinya akan dibunuh".

...........

Lalu bagaimana penanganan terhadap fobia itu sendiri...?

Tangani fobia sperlunya, karena sebenarnya sampai saat ini penyebab fobia masih belum diketahui secara pasti. Tetapi pasa ahli menuding factor keturunan, genetis, serta kejadian traumatis memegang andil dalam memicu fobia. Namun demikian menurut Dr. Wartomo menuturkan bahwa penyeba fobia lebih banyak berupa unconscious values, atau daang sendiri secara tak sadar. Karena itu umumnya fobia tidak bisa dicegah.

...................

Prevalensinya (jumlah kasus)  memang tergolong tinggi. Bahkan semau orang rentan mengalami fobia. Namun tidak semua fobia memerlukan pengobatan. Pada taraf-taraf tertentu, fobia bisa dianggap normal sepanjang tidak mengganggu hidup seseorang. Contoh sederhana lagi.. misalnya jika seorang seniman dan ia fobia terhadap darah, maka ia tidak berobat pun tidak menjadi masalah. Lain ceritanya jika seorang dokter  dan ia fobia darah, jelas itu butuh pengobatan dan terapi, karena jika tidak maka itu akan membuat urusan menjadi semakin runyam.

.............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun