Mohon tunggu...
Triandini Aulia R
Triandini Aulia R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Instagram Terhadap Eksistensi Diri Remaja di Era Digital

23 Oktober 2022   03:28 Diperbarui: 19 November 2022   12:21 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media Sosial menurut Van Dijk adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial sehingga media sosial didefinisikan sebagai medium internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain (Nasrullah 2017). Oleh sebab itu media sosial sangat mempermudah manusia dalam berkomunikasi tanpa dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu. Contoh media sosial yang digunakan untuk berkomunikasi, antara lain yaitu WhatsApp dan Line. Namun selain berguna untuk berkomunikasi dengan orang lain, media sosial juga digunakan untuk penggunanya agar bisa mengekspresikan dirinya melalui video atau foto yang diunggah ke media sosial, contohnya yaitu Instagram. Melalui Instagram seseorang dapat mengunggah sebuah konten berupa video, foto, atau caption yang dapat dilihat serta direspon oleh pengguna Instagram yang lain, dengan memberikan like atau komentar pada konten yang diunggah ke Instagram.

Instagram adalah media sosial yang lahir dari sebuah perusahaan yaitu Burbn, Inc. Perusahaan itu berdiri pada 6 Oktober 2010 dan didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger. Instagram berasal dari kata instan dan telegram. Kata instan atau insta adalah kata dari sebuah kamera polaroid yang sangat terkenal pada zaman dahulu. Kamera itu juga dinamai dengan kamera instan. Adapun kata telegram merujuk pada sebuah alat yang bekerja untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat (Fanani 2022). Jadi Instagram adalah media sosial yang digunakan untuk mengunggah rutinitas penggunanya melalui foto atau bisa juga melalui video serta untuk membagikan sebuah informasi ke publik. Selain itu Instagram juga memiliki beberapa fitur selain mengunggah foto, yaitu ada fitur Instagram story, reels, followers dan following, serta para pengguna Instagram bisa saling berinteraksi. Dengan cara memberi like atau komentar pada postingan yang ada di Instagram. Instagram merupakan media sosial yang populer dan sangat diminati oleh orang dari berbagai kalangan. Pengguna aktif Instagram di dunia sangat banyak, termasuk di Indonesia. Mayoritas pengguna aktif di Instagram berasal dari kalangan remaja. 

Remaja 

Sebagai pengguna yang paling aktif di Instagram, para remaja menggunakan Instagram untuk mengekspresikan dirinya, mereka akan berusaha untuk mencari perhatian serta pengakuan dari lingkungannya. Karena pada masa remaja ini seseorang berada pada fase transmisi, menuju kedewasaannya. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah (Febriyanti 2018) Menurut Hurlock masa remaja dimulai dengan masa remaja awal (12-24 tahun) kemudian dilanjutkan dengan masa remaja tengah (15-17 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock 1991).

Pada fase transmisi ini seorang remaja ingin mencoba segala sesuatu yang baru dalam hidupnya, dan muncul berbagai macam gejolak emosi. Serta pada fase ini, remaja sedang dalam pencarian jati dirinya, yang sedang berusaha untuk mengenal siapa dirinya, dengan mengidentifikasi dirinya dengan hal yang disukai. Para remaja memiliki kebutuhan untuk terkoneksi atau diterima lingkungannya. Maka para remaja cenderung menggunakan media sosial Instagram sebagai ajang eksistensi diri. Agar remaja bisa tampil eksis, mereka akan berusaha untuk membentuk sebuah citra sesuai yang mereka inginkan agar bisa mendapatkan pengakuan serta menjadi pusat perhatian.

Eksistensi Diri

Mengacu pada salah satu keinginan remaja yaitu ingin selalu tampil eksis dan mendapatkan pengakuan dari lingkungannya. Jadi jika kita lihat bahwasannya eksistensi menjadi suatu hal yang teramat penting dan berpengaruh terhadap remaja. Eksistensi berasal dari bahasa Inggris "exist" yang berarti ada, terdapat hidup atau dirasakan keberadaannya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia eksistensi merupakan keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan (Putri, Nurwati and S 2016). 

Dalam pandangan psikologi eksistensial menurut Boss dan Binswanger yang dikutip Calvin dan Lindzey mengatakan bahwa eksistensi diri adalah keberadaan manusia yang berkaitan dengan bagaimana cara manusia itu meng "ada"-kan dirinya dalam dunia sesuai dengan identitas dirinya (Hall and Lindzey 1993). Dari penjelasan-penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan eksistensi diri merupakan keberadaan seseorang yang berusaha untuk memahami arti dari kehidupan bagi dirinya sendiri yang harus menemukan caranya sendiri.

Adapun kebutuhan yang harus dipenuhi menurut Maslow yaitu terdapat lima tingkat kebutuhan dasar manusia, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, serta kebutuhan akan aktualisasi diri (Asrori 2005). Pada kebutuhan aktualisasi diri, seseorang akan berusaha untuk menunjukkan eksistensinya. Lalu di era digital saat ini, yang mana kemajuan teknologi sangat berkembang pesat seseorang khususnya para remaja semakin mudah dan lebih leluasa untuk menunjukkan eksistensinya dengan berbagai cara, salah satunya melalui media sosial Instagram. Media sosial tersebut memang diciptakan sebagai media mengekspresikan diri remaja untuk menunjukkan eksistensi diri. Namun, terkadang apa yang terlihat di media sosial justru kebalikan dari kenyataan yang ada.

Teori Dramaturgi Dalam Bermain Instagram

Dramaturgi merupakan teori yang dikemukakan oleh Erving Goffman. Teori Dramaturgi ini menjelaskan mengenai adanya panggung sandiwara, dimana manusia sebagai aktor yang memainkan peran yang dibuatnya. Lalu berdasarkan teori ini, setiap individu dalam kehidupannya memiliki dua panggung, yaitu panggung depan atau bisa disebut juga dengan front stage dan panggung belakang atau backstage (Goffman 1956). Yang dimaksud dengan panggung depan atau front stage adalah tempat dimana seorang individu memainkan perannya dengan membuat citra yang diinginkannya, salah satu tujuan hal tersebut dilakukan adalah agar si individu tersebut diterima atau juga agar bisa mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosialnya. Sedangkan panggung belakang atau backstage adalah wajah asli atau kepribadian asli dari individu tersebut, yang berusaha untuk disembunyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun