Di lain sisi, kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam menjalankan kegiatan wisata, menyampaikan informasi tentang destinasi, dan menjalin relasi emosional dengan wisatawan, menjadi faktor pembeda yang sangat krusial terhadap penilaian antara satu pemandu wisata dengan lainnya.
Di banyak kesempatan berkeliling sebagai seorang trainer bagi para pemandu wisata, saya berulang kali menyampaikan bahwa menjadi seorang pemandu wisata itu kita dikondisikan untuk bisa bekerja dengan wisatawan dari kelas 'Anak TK' sampai 'Kepala Negara', karenanya kemampuan komunikasi kedudukannya sangatlah penting.
Pemahaman Fundamental Tentang Pariwisata
Di banyak destinasi wisata berkembang di Indonesia, untuk menjadi seorang pemandu wisata hingga saat ini masih dimungkinkan secara otodidak, dimana seseorang yang dirasa memiliki kemampuan berbahasa asing dianggap sudah layak menjadi seorang pemandu wisata.Â
Cukup dibekali dengan pengetahuan umum tentang sebuah destinasi wisata di daerah domisili, bisa langsung terjun ke dalam profesi ini tanpa harus memiliki latar belakang akademik tertentu.
Hal di atas tidak sepenuhnya salah, karena sektor pariwisata di banyak tempat yang memiliki daya tarik wisata dijalankan dengan tujuan awal memberi alternative income bagi masyarakat sekitarnya.
Belum lagi khususnya untuk mendukung upaya-upaya lain dengan tujuan lebih besar (konservasi alam dan budaya, memberantas penambangan ilegal, menghentikan pembalakan hutan, hingga membuka lapangan pekerjaan langsung bagi masyarakat).Â
Banyak tempat yang masih belum mensyaratkan kualifikasi spesifik untuk menjadi seorang pemandu wisata.
Namun seiring pesatnya sektor pariwisata sebagai sebuah industri, tujuan awal tadi juga semestinya ikut berkembang bukan hanya sekadar memberikan pendapatan alternatif secara ekonomis.Â
Jika dahulu pemandu wisata cukup dipandang sebagai profesi yang memberikan kesempatan bagi warga lokal untuk ambil bagian memanfaatkan potensi wisata yang ada, sekarang profesi tersebut telah memiliki banyak indikator penilaian secara profesional yang harus disikapi sesuai dengan kebutuhan zaman.
Pembekalan keilmuan tentang pemahaman dasar pariwisata, pelayanan prima, kepemanduan wisata, wajib diberikan kepada seorang calon pemandu wisata sebelum terjun ke dunia praktis.Â