Mohon tunggu...
Zahra AuliaFItri
Zahra AuliaFItri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya adalah menulis, karena dengan menulis kita dapat menuangkan isi hati ataupun isi pikiran yang ada di dalam tubuh kita.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Penggunaan AI dalam Bidang Pendidikan Sebagai Media Kegiatan Belajar Mengajar

16 Juni 2023   14:57 Diperbarui: 16 Juni 2023   15:33 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: informasi.my.id

  

Akhir-akhir ini kita di gemparkan dengan isu adanya teknologi bernama Artifical Intellegence yang biasa kita sebut dengan AI. Keberadaan AI adalah salah satu terobosan baru dalam teknologi, terlebih lagi di dunia pendidikan.

AI ( Artifical Intellegence ) atau biasa di sebut dengan kecerdasan buatan adalah kecerdasan yang di tambahkan ke suatu sistem yang di dalamnya bisa di atur oleh konteks ilmiah. AI adalah teknologi yang bergerak di bidang ilmu computer yang di khususkan sebagai pemecahan masalah kognitif yang umumnya berhubungan dengan kecerdasan manusia seperti halnya dalam pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola tertentu.

Teknologi AI sebenarnya sudah ada pada era 1950-an di Dartmouth, Amerika Serikat. AI mulai di cetuskan dan di rumuskan oleh John McCarthy, Marvin Lee Minsky, Herbert Alexander Simon, Allen Newell, dan Edward Albert Feigenbaum. Munculnya AI bertujuan untuk menyediakan mekanisme pengambilan keputusan. AI ini memiliki kemampuan untuk membuat keputusan secara tersistem dan otomatis sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga.

Secara umum, AI bekerja dengan cara menggabungkan kumpulan-kumpulan data besar (big data) dengan ilmu computer, sehingga manusia bisa menemukan pemecahan akan suatu masalah. 

Sistem AI ini juga bekerja dengan mengambil sejumlah besar data pelatihan berlabel dan menganalisis data tersebut untuk korelasi dan pengenalan pola, yang kemudian digunakan untuk prediksi keadaan di masa mendatang. 

Untuk melakukan semua ini, sistem kecerdasan buatan memerlukan perangkat keras khusus dan basis perangkat lunak untuk menulis dan menjalankan algoritme pembelajaran mesin (ML). Model pembelajaran pemrograman AI berfokus pada tiga keterampilan kognitif, yaitu belajar, berpikir, dan koreksi diri.

Implementasi AI tidak hanya dalam bidang teknologi tetapi dalam bidang lainnya. Penerapan AI bisa di terapkan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang Kesehatan, bidang otomotif, bidang manufaktur, bidang telekomunikasi, bidang militer, bidang hiburan dan yang terakhir bidang Pendidikan.

Jika kita melihat perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan penggunaannya di luar negeri, maka tentu saja pasti akan terkagum kagum ketika melihatnya dengan fasilitas dan sumber daya yang memadai. Beberapa negara Eropa dan Amerika sudah mulai melakukan penelitian AI dalam berbagai bidang pendidikan, ekonomi dan pertahanan negara.  Seperti halnya di negara Amerika Serikat dan Cina, yang sering meneliti teknologi AI ini. 

Beberapa penelitian menyajikan penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan partisipatif berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. menggunakan melihat kecerdasan buatan, antara lain, sebagai asisten digital dalam penyajian program Pendidikan pembelajaran, sebagai sistem penilaian siswa, sebagai sistem pelayanan, diskusi siswa dan contoh lainnya.

Implementasi teknologi AI di Indonesia masih belum berkembang seperti negara lainnya. Hal ini lah yang menjadi masalah utama pada dunia pendidikan di Indonesia adalah sulitnya teknologi untuk beradaptasi di negara kita, meskipun sebenernya teknologi telah lama di temukan dan di kembangkan di luar negri.

Implementasi teknologi AI dalam dunia pendidikan sebenarnya tanpa kita sadari, sudah pernah kita rasakan. Sudah banyak perusahaan start-up yang bergerak di bidang pendidikan menggunakan teknologi AI. Contoh perusahaanya adalah Zenius, Ruang Guru dan Duolingo yang mengembangkan personalized learning. Personalized learning merupakan sistem yang memungkinkan siswa untuk menggunakan layanan aplikasi sebagai asisten pribadi. 

Selain itu, kecerdasan buatan digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas belajar siswa dan membuat rekomendasi konten pembelajaran berdasarkan kemampuan siswa. Dengan adanya teknologi AI, peserta didik dapat beradaptasi dengan pendidikan yang sesuai keahlian masing-masing.

Berbicara mengenai AI, tidak hanya berbicara mengenai robot. Berbicara AI bisa saja berbicara dengan sistemnya, sistem yang mampu menyimpan berbagai data base di berbagai bidang. Salah satunya di bidang pendidikan. Sistem yang biasa kita pakai pada kegiatan pembelajaran yaitu e-learning, learning management system (lms), computer based test (cbt) dan lain sebagainya.

Teknologi AI wajib di kembangan terutama dalam bidang pendidikan. AI bisa menolong guru, dosen ataupun peneliti untuk menolong peserta didik untuk mempelajari materi supaya lebih efektif dan efisien. AI dalam bidang pendidikan memiliki dampak positif yaitu :

1. Pendidikan lebih efisien

2. Dengan adanya AI, kegiatan belajar mengajar jauh lebih menyenangkan karena melalui teknologi ini, para pendidik bisa membuat game based learning.

3. Teknologi AI bisa mengevaluasi tugas-tugas atau ujian yang di kerjakan oleh peserta didik, hal ini bisa meminimalisir adanya kesalahan dalam penilaian dan mempercepat proses pengoreksian.

4. Teknologi AI bisa menganalisis informasi yang lebih baik. Informasi ini bisa berupa presensi, hasil ujian, dan kegiatan belajar mengajar.

5. Terciptanya pembelajaran jarak jauh. Dengan kemajuan teknologi AI, kita bisa merasakan adanya kegiatan pembelajaran jarak jauh, di tambah lagi tahun kemarin merasakan adanya pandemi yang mengharuskan semua kegiatan di lakukan di dalam rumah termasuk bersekolah.

          Sama halnya dengan teknologi lain, AI memiliki dampak negatif pada penggunanya, yaitu :

1. Dalam segi pekerjaan, AI bisa menimbulkan kehabisan pekerjaan bagi para tenaga pendidik, hal ini di sebabkan karena AI bisa mengerjakan tugas-tugas yang biasa di kerjakan oleh tenaga pendidik. Tetapi tidak semua pekerjaan tenaga pendidik bisa di gantikan oleh AI, seperti pekerjaan mengimput soal, sebagai fasilitator peserta didik dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pendidik, karena pada dasarnya tugas tenaga pendidik bukan hanya mengajar, tetapi mendidik. Bisa saja kemungkinan AI menggantikan tugas guru untuk mengajar, tetapi AI tidak bisa menggantikan tugas guru untuk mendidik.

2. Teknologi AI bisa menumbukan sifat dependensi terhadap teknologi yaitu sifat ketergantungan peserta didik dalam teknologi sehingga jika tidak ada dorongan pada teknologi, peserta didik akan merasakan kesusahan dalam belajar.

3. Dampak yang paling fatal dalam menggunakan teknologi AI adalah mengenai keamanan informasi pribadi. Hal ini bisa terjadi jika keamanan informasi pribadi bocor dan di salahgunakan, jika terjadi bisa sangat membahayakan data orang tersebut.

Terlepas dari dampak positif atau negatif, Indonesia harus melakukan gerakan melek teknologi. Hal ini dilakukan supaya Indonesia tidak menjadi negara yang tertinggal dalam bidang teknologi. Gerakan ini harus di sinergikan oleh semua sektor, baik sektor masyarakat, sektor pendidikan dan sektor pemerintahan.

Melalui pelatihan, seminar dan berbagai kompetisi bisa menjadi acuan sebagai gerakan Indonesia melek teknologi. Di tambah lagi, pemerintah seharusnya memfasilitasi daerah-daerah yang tertinggal untuk mengenalkan teknologi terlebih lagi teknologi berbasis AI.

Teknologi AI pun harus di kembangkan, hal ini guna mengejar ketertinggalan negara terhadap teknologi. AI hadir bukan sebagai teknologi yang utama, tetapi teknologi yang di sampingkan ketika manusia tidak bisa mengerjakan suatu pekerjaan, hal ini bisa meminimalisir adanya pergantian pekerjaan menggunakan AI dan mengurangi tingkat pengangguran.

DAFTAR RUJUKAN 

Pratikno, Ahmad Sudi. "Implementasi Artificial Intelligence dalam Memetakan Karakteristik, Kompetensi, dan Perkembangan Psikologi Siswa Sekolah Dasar Melalui Platform Offline Conference." Isbn, September (2017): 18-27.

Nastiti, Faulinda Ely, and Aghni Rizqi Ni'mal'Abdu. "Kesiapan pendidikan Indonesia menghadapi era society 5.0." Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan 5.1 (2020): 61-66.

Wicaksono, Dimas Setiyo, Kasmantoni Kasmantoni, and Ahmad Walid. "Peranan Pondok Pesantren Dalam Menghadapi Generasi Alfa dan Tantangan Dunia Pendidikan Era Society 5.0." JPT: Jurnal Pendidikan Tematik 2.2 (2021): 181-189.

Pabubung, Michael Reskiantio. "Epistemologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Pentingnya Ilmu Etika dalam Pendidikan Interdisipliner." Jurnal Filsafat Indonesia 4.2 (2021): 152-159.

BIODATA SINGKAT

Nama Lengkap: Zahra AuliaFitri

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 15 Januari 2004

Minat dan Aktivitas: Pendidikan, Mahasiswa

Karya : Penggunaan AI Dalam Bidang Pendidikan Sebagai  Media Kegiatan Belajar Mengajar

Laman Media Sosial: zrauliaf (Instagram)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun