Mohon tunggu...
Jumari Awi
Jumari Awi Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen STAI Denpasar Bali

Sharing itu penting

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sensualitas Psikologi dalam Virtual Class

9 Maret 2014   03:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:07 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga Maret 2014 ini, saya terhitung baru 2 tahun sebagai Dosen Prodi Kependidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar. Tepatnya, mengampu Mata Kuliah Pengantar Psikologi dan Psikologi Pendidikan. Peserta didiknya (mahasiswa/mahasiswi), yang beberapa di antara mereka saat ini telah berkiprah di berbagai jenjang lembaga pendidikan di Pulau Dewata. Baru 2 tahun sebagai dosen, dan baru kali ini menemukan “sensualitas” materi psikologi, yakni dalam virtual class (klas virtual), yang dilaksanakan secara spontan sebagai solusi alternatif (pengganti), karena saya berhalangan hadir pada pertemuan ke-4 (Jadwal Perkuliahan Tatap Muka: Jum’at, 7 Maret 2014).

Berawal dari rasa sebuah tanggungjawab, dan apresiasi saya terhadap semangat belajar mahasiswa/mahasiswi pada mata kuliah tersebut, akhirnya secara spontan saya tawarkan kepada mereka untuk menggunakan virtual class sebagai solusi alternatif klas konvensional (perkuliahan tatap muka). Dengan memanfaatkan akun tertutup group media online, yakni facebook, yang selama ini sudah familiar mereka gunakan sebagai media sosial (berinteraksi). Meski pola yang digunakan masih relatif simpel, yakni materi kuliah (Format Power Point), saya unggah di link file akun group, selanjutnya kepada mereka saya instruksikan untuk menyimak dan menyampaikan feedback (dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan), sebagai wujud metode pembelajaran diskusi.

Luar Biasa !!!, dua kata inilah yang layak saya sampaikan dalam virtual class kuliah kali ini. Meski belum seluruhnya turut berpartisipasi (melakukan feedback), dan sebagai dosen, sayapun sepenuhnya memaklumi, karena pelaksanaanya spontan dan tidak ada arahan secara langsung dari dosen. Sensualitas (baca: kegairahan) pembelajaran materi awal psikologi dalam virtual class ini, demikian menakjubkan. Hal ini dibuktikan oleh ragam feedback yang sangat variatif, kreatif dan intuitif, yang belum pernah saya temukan dalam kelas konvensional. Mulai dari pertanyaan yang bernada “sumbang” alias salah persepsi dan bingung, hingga pernyataan “menantang”, yang memeras energi dosen untuk menjawabnya. Berikut ini saya sajikan ragam feedback (dengan redaksi bahasa orginil mereka), serta jawaban sesuai keterbatasan kemampuan saya dalam memahami Ilmu Psikologi.

Selamat Menyimak, dan Semoga Bermanfaat !!!
@Engkong Jumari Awi

1)@Muhir Uddin: tanya pak, ilmu sosiologi juga dikatakan ilmu jiwa, sejauh manakah ilmu sosiologi itu mengetahui ttg jiwa seseorang? trmksh.

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 18-25)


v Maaf mas, saya koreksi dulu. Fokus perkuliahan kita adlh PSIKOLOGI bukan SOSIOLOGI. OK mas???, yaa… OK aja lah.., memang iya.. memang begitu... hehe…

vTariiik maasss… Ada peribahasa populer: “Dalamnya laut bisa diukur. Dalamnya hati siapa yang tahu”. Di sisi lain, salah satu syarat ilmu pengetahuan adlh obyeknya harus bisa diaamati (diukur).
vIlmu PSIKOLOGI dapat “mendeteksi” jiwa seseorang (misal; pikiran, perasaan dan hasrat seseorang), setelah yg bersangkutan menampakkan ekspresi jiwanya dlm bentuk perilaku (mengungkapkannya melalui pernyataan, perbuatan ataupun sikap). Nah, melalui wujud perilaku inilah, jiwa seseorang akan bisa diukur. Oleh karena itu, Psikologi lebih tepatnya, dapat dikatakan sbg Ilmu MANIFESTASI Jiwa.
vOleh krn itu, dlm perkembangannya terkini (terutama psikologi sejak Era Wundt, 1879), PSIKOLOGI tdk lagi cocok dikatakan sbg ilmu jiwa, karena jiwa seseorang tdk bisa diukur.
v Ekspresi pikiran, bisa diukur, misalnya dg tes tertulis, sedangkan ekspresi perasaan dan hasrat, bisa diukur dg pengamatan dan pemantauan (observasi).


2) @Dio Ono: testing and measurement ... bagaimana penjelasannya ini ? bisa tolong dijelaskan ..

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 25)

vPertanyaan yg “super aktual” dan “super urgen”, alias pueeentinggg poll… hehe…
vBtw, Pengetesan dan Pengukuran (Testing and Measurement) adlh 2 (dua) kata metode deteksi ilmiah (khususnya dlm hal evaluasi), yg penggunaannya sering overlap (tumpang tindih).
vSebenarnya, jika merujuk pd kata dasar “pengetesan”, yakni “tes”, maka Pengetesan merupakan bagian dr metode deteksi, yg lbh menekankan pd “alat deteksi”-nya, yaitu tes (tes tertulis; pilihan ganda atau esay). Sementara selain tes, alat deteksi dpt berupa observasi,  sejarah kasus, dsb.
vSedangkan Pengukuran merupakan bagian dr metode deteksi, yg lbh menekankan pd acuan kriteria hasilnya, yakni kriteria kuantitatif (angka). Misalnya; hasil tes UTS Matkul Pengantar Psikologi, Sdr Budi Nur Cahyono mendapatkan 9,80.
vSementara selain kriteria kuantitatif (angka), kriteria hasil deteksi dpt berupa kriteria kualitatif (normatif; baik-buruk). Ini yg disebut “Penilaian”, misal; sikap Sdr Budi Nur Cahyono pd Matkul Pengantar Psikologi adlh “Sangat Baik”.

3)@Khasan El-bisri: sya mengajukan prtanyaan ini tdk hanya utk UJ sja , akn ttapi smua sluruh ki.4 bleh jwab prtanyaan ni, pertanyaannya adlah mnurut kalian itu apa sih yg d maksud dgn psikologi...!? gampang2 sulit kan...!!?.

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 31-32)

vTks atas julukannya.. (UJ: Ustadz Jumari ???...)
vMas Hasan.., pertanyaan sampean tuh bkn gampang2 sulit, tp gampang2 merangsang..hehe..
vBtw, Psikologi adlh ilmu tentang perilaku dan proses mental.
vPerilaku merupakan wujud manifestasi (ekspresi/ungkapan) dari jiwa seseorang.
vProses mental adlh merujuk pd proses terjadinya reaksi/respon seseorang stlh mendapatkan aksi berupa influences/pengaruh, maupun sitimulus.. hehe.. sory, stimulus/rangsangan..
vContohnya begini: mbak ainil tersipu-sipu (wujud dari respon), setelah dirayu mas hasan (wujud dari rangsangan)… hehe… pissss !!!.




4)@Alfiyah SyiFa: Assalamu'alaikum pak saya alfiyatu laili: apakah yang di maksud proses mental tersebut???.

@Engkong Jumari Awi:
Wa’alaikumsalam wr wb… Mohon mbak alfia “menerawang” pd jawaban pertanyaan mas hasan yg merangsang tuh.. hehe.. Btw, andai belum jg paham, samperin aja mas hasan ke rumahnya.. (tapi, jngn sampai ketahuan mbak ainil loh..)… pisss !!!.



5)@Lenny Terracotta Embemmbs: Assalamu'alaikum... Pak, saya Lenny Hidayati,,, dari keterangan pengertian psikologi yang saya baca,,, memiliki arti, ilmu ilmiah yang mempelajari perilaku dan proses mental,, (yang d maksud proses mental itu sendiri apa??????) terimakasih.

@Engkong Jumari Awi:
Wa’alaikumsalam wr wb… mbak lenny.., tuh.. silahkan menerawang samaan mbak alfia.. hehe...

6)@Fikri CoffEe: assalamualaikum wr wb. pak bisakah kita memahami psikologi seseorang tampa mempelajari ilmu psikologi secara khusus atau tanpa mengenalnya sama sekali?.

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 51)
Wa’alaikumsalam wr wb… Luar Biasa !!!, pertanyaan yg “super hot” mas fikri… hehe..
vPada prinsipnya, sesuai dg fungsi dan manfaat ilmu psikologi, yakni fungsi prediktif (memperkirakan), deskriptif (menggambarkan), dan fungsi pengendalian, maka utk memahami psikologi (jiwa seseorang) scr valid.. kita hrs menggunakan prosedur ilmiah, yakni sistematis,metodis dan empiris.
vProsedur ilmiah tsb, hanya bisa dilakukan bilamana kita berbasis pada Ilmu Psikologi. Ini berarti, scr umum, bs dikatakan bhw utk memahami psikologi seseorang, kita hrs mempelajari ilmu psikologi (kalo perlu sampai yg lbh khusus ~ psikologi mikro).
vNamun demikian, sejarah membuktikan, bhw ada bbrp orang “spesial”, yg dianugerahi oleh Allah SWT, memilki potensi/daya terawang yg “mumpuni” (bawaan sejak lahir/keturunan ~ sejalan dg teori pendekatan naturalisme). Meskipun yg bersangkutan blm pernah belajar ilmu psikologi scr khusus.
vBisa jadi, mas fikri adlh termasuk orang “spesial” tsb…. hehe…

7)@Uqi Anisa: menurut drever "psikolog adalah cabang yang dapat didefinisikan secara berfariasi tergantung pendekatan yang dilakukan". saya ingin meminta contoh bagaimana bisa definisi di gantungkan dengan pendekatan yang dilakukan?? trmksih.

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 27-30)
Pertanyaan mbak anisa.. “nyelengit”.., tapi “legit”, khususnya buat Engkong… hehe...
vMemang demikianlah adanya, bhw mendefinisikan sesuatu, termasuk mendefinisikan psikologi itu tergantung dari sudut pandang (pendekatan/metode) mana yg digunakan oleh pendefinisi.
vKata “tergantung” (menggantungkan) di sini, lbh bermakna pd “penyerahan” atas dasar yg dijadikan indikator (variatif) oleh si pembuat definisi.
vSbg ilustrasi: menurut mbak anisa, “cakep” adlh seorang cowok yg memiliki tubuh atletis, rahang wajah datar menonjol, dada bidang, hidung mancung, dan rambut lebat. Sementara menurut mbak lenny, “cakep” adlh seorang cowok yg memiliki senyum menawan, ramah, pinter, dan simpatik.
vHal tsb, berarti.. mbak anisa mendefinisikan “cakep” dg pendekatan/metode deteksi lbh ke indikator (ciri-ciri) fisik. Sedangkan mbak lenny, lbh menggunakan indikator (ciri-ciri) non fisik. Lantas, apakah mbak anisa salah, dan mbak lenny yg benar???, TIDAK !!!. krn masing2 berhak menggunakan indikator yg hendak ditonjolkan.
vDemikian pula adanya, definisi psikologi menurut bbrp ahli.

8)@Nur Ahmad Al Ghoni: Menurut morgan dkk...psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang prilaku manusia dan binatang, dimana hasil pengertian dari binatang diterapkan pada manusia. yang ingin saya tanyakan bagaimana gambaran" hasil pengertian dari binatang diterapkan pada manusia??? trmksih.

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 29)
Luar Biasa.., Salam Super !!!, utk mas ahmad...
vPernyataan Morgan dkk di atas, menunjukkan masih adanya penggunaan binatang, sbg slh satu alat dlm dunia penelitian (yaa semacam “kelinci percobaan” gitu lah), utk kemudian hasilnya “ditransformasikan” kpd perilaku manusia. Bbrp ahli beralasan, bhw dlm bbrp hal (tertentu) manusia “dinilai” memilki sifat/perilaku hampir sama dg binatang. Selain itu, utk praktek penelitian tertentu, dianggap sangat tdk manusiawi, bilamana langsung menggunakan “manusia” sbg alat penelitian (“kelinci percobaan”).
vContohnya: di dunia pendidikan, ada satu penelitian yg bertujuan mendeteksi perkembangan belajar manusia (sarbond theory ~ stimulus-respon). Tokoh-tokoh aliran behaviorisme ini di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
vDlm sebuah penelitian, digunakan seekor anjing. Ilustrasi hasilnya kurang lbh begini.. bhw anjing mulanya tdk tahu “harus diam-duduk manis” ketika diteriakin “diammm..!!!” oleh si empunya. Tapi, stlh diberikan teriakan tsb scr terus menerus, disertai belaian bila ia nurut, dan dipukul jika tetap mbandel.. maka lambat laut, anjing tsb langsung “tunduk” hanya dg sekali teriakan si empunya.
vHasil penelitian tsb, utk bbrp ahli, akhirnya diterapkan sbgmna pd perkembangan belajar peserta didik, dan sampai saat ini teori tsb masih mewarnai dunia pendidikan.
vNamun demikian, pemikiran terkini, yg dimotori oleh Albert Bandura, teori tsb mendapatkan perlawanan. Dg alasan, manusia adlh manusia, sdngkan hewan adlh makhluk yg berbeda dg manusia. Maka lahirlah teori Cognitif Social Learning, yg mengedepankan manusia sbg “model” pembentukan dan perkembangan belajar siswa.

9)@Dee Ikka: hari selasa kan kita belajar filsafat hari jumat psikologi pertanyaanya bagaimana hubungan antara filsafat dan psikologi ...

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 34)
vHubungannya begini kalieee mbak... Hari Selasa pusiiiing, terus Hari Jum’at makin mumet... hehe... pisss!!!.
vBtw, ibarat silsilah keluarga, FILSAFAT adlh “leluhurnya” semua ilmu, termasuk Ilmu Psikologi. Dlm hal ini, khususnya bila dikaitkan dg dimensi filsafat ilmu.
vPsikologi berinduk pada filsafat, khususnya filsafat (ilmu) mental. Namun dlm perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu (Beta) seperti fisika, kimia, dan biologi memberikan andil yg cukup besar baik dlm aspek metodologi maupun topik-topik kajian.
vDlm hal ini, filsafat berfungsi untuk memberikan landasan filosofik (sumber inspirasi dan pedoman kehidupan; cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia), khususnya dalam memahami berbagi konsep dan teori, serta membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah dlm ilmu psikologi.
vGmn mbak ikka, tambah mumet yaa???... yaaa itulah filsafat, makin mumet.. berarti makin merasuk ilmunya... wkwkwkwkwk....

10)@Chomed Edi: Kata Wundt Fisiologi hanya ilmu bantu psikologi. nah ana mau tnya bedanya fisiologi dan psikologi apa?.

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 36 & 42)
Mas edi.., bedanya.. kalau fisiologi berawalan huruf “F”, sdngkan psikologi berawlan huruf “P”... hehe.. pisss!!!.
vBegini mas.., Fisiologi menitikberatkan kajian gejala2 jiwa seseorang berdasarkan proses alam (misal: tanggal atau hari lahir, bentuk wajah dan sifat, bentuk guratan tangan, bentuk tengkorak, dsb). Bicara psikologi, terkait fisiologi, maka kita akan bertemu dg Astrologi (Ilmu Perbintangan), Phsiognomi (Ilmu Wajah), Chirologi (Ilmu Guratan Tangan), Phrenologi (Ilmu Tengkorak), atau 4 Karakter menurut Hipocrates & Galenus, dsb.
vSedangkan Psikologi sbg Ilmu yg terpisah (mandiri) menitikberatkan kajian gejala2 jiwa seseorang berdasarkan perilaku dan proses mental.
vSilahkan simak juga jawaban pertanyaan2 di atas (yg terkait).

11)@Lenny Terracotta Embemmbs: Assalamu'alaikum,,, pak,, karna pertanyaan Lenny sma dengan punya lely, saya skrg menanyakan,(adakah objek lain psikologi selain manusia dan perilakunya???????).

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 49)
Wa’alaikumsalam wr wb… maaf mbak, utk saat ini objek telaah psikologi hanya pd manusia (sbg objek material) dan perilaku manusia (sbg objek formal). Btw, coba deh sabar.., siapa tahu kelak objeknya bisa nambah.., yaaa mungkin nunggu engkong jadi professor gitu lah.... hehehe... pisssss !!!.




12)@EAn Anakn PoEnye: Ass, pak saya dian najmi. mau nanya (Apakah kekaguman itu termasuk cinta?).

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 14-15)
Wa’alaikumsalam wr wb.. Waduh.. klepek-klepek engkong... saking kagumnya pd pertanyaan mbak najmi, dan tulusnya cinta engkong pd KI 2012... mas hasannnnnn..... tolongin engkong.... hehehe...
vDlm psikologi, kagum dan cinta adlh 2 (dua) perilaku ekspresi jiwa seseorang, yg sama2 bersemanyam di ruang “afeksi” (perasaan/emosi jiwa), tapi berbeda tangga (tingkat).
vTingkat ketertarikan seseorang kpd orang lain, lazimnya adlh: senang – kagum – cinta. Keterlibatan emosi jiwa pd cinta, kedalamannya melebihi kagum. Dalam cinta pasti ada kerinduan, tapi dlm kagum blm tentu ada keriduan.
vJadi, kekaguman bs termasuk cinta, apabila di situ mulai ada kerinduan. Tp, bilamana belum, maka kagum hanyalah berhenti pd makna salut/takjub.

13)@David Kurniawan: Apa tujuan dan manfaat mahasiswa belajar psikologi?, serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari?.

@Engkong Jumari Awi: (Power Point: 52)
Mohon maaf mas david, jawaban dr pertanyaan tsb. telah digambarkan dlm bagan (materi hal 52) scr simpel namun jelas. Penerapannya, tinggal mempraktekkannya dlm kehidupan sehari-hari dg tulus dan kemauan yg tinggi.




14)@Raden Saleh Astraningrat: 1.antara psikologi islam dan barat mana yang duluan lahir, 2.apa kelebihan dan kekurangan psikologi islam dan barat, 3.kenapa psikologi barat lebih cepat maju dan berkembang dari pada psikologi islam.

@Engkong Jumari Awi:
Salam Super !!!... dari sekian pertanyaan virtual class ini, pertanyaan mas raden saleh adlh yg paling aktual, krusial dan sensual. Jujur, utk mengurai jawaban dari topik pertanyaan njenengan, engkong merasa tdk cukup bila dibahas pd diskusi singkat kali ini. Untuk itu, topik tsb. engkong putuskan menjadi “headline” diskusi langsung di klas konvensional, dg cara mengkaji konsep makalah utuh. Tolong mas raden saleh persiapkan sebuah makalah, nanti kita sandingkan dg makalah yg engkong susun. Kita ketemu pd pertemuan 2 minggu lagi (diskusi khusus: psikologi islam vs psikologi barat).

15)@Tara Oyu: Jika pissikologi tu adalah salah satu cara untuk mengetahui karakter siswa saya percaya akan memicu proses belajar mengajar lebih baik,,, sabaa dengan tekat izhar tu yang harus di terangkan dengan dasar dan prosedur yang harus di terangkan dan di luruskan lewat PBM, MPL mungkin kita semua lambat laun akan kita pelajari bersama. yang jadi pertanyaaan sekarang bagai mana cara mengatasi tenaga pendidik yang kurang menguasai materi dan prosedur? dia jd guru krna The Power Of Many.

@Engkong Jumari Awi:
Luar Biasa !!!. Terhadap pernyataan mas Oyu, engkong 200% sepakat !!!. Btw, trhdp pertanyaan yg disampaikan, maka dlm hal ini perlu dimaklumi bersama. Bhw sdh seyogyanya penggunaan tenaga pendidik pd suatu lembaga pendidikan, hrs mengacu pd 4 kompetensi yg hrs dimiliki seorang pendidik, yakni: kompetensi pedagogik, professional, sosial dan kompetensi kepribadian. Utk calon pendidik, seharusnya melewati pola rekrutmen dg tes dasar 4 kompetensi tsb. Adapaun yg sdh menjadi pendidik, maka kompetensi tsb hrs terus diasah melaui sistem pendidikan dan pelatihan guru. Makanya, saat ini Kemdikbud telah, sedang dan akan menggalakkan program sertifikasi guru.

16)@Izul Bam's: Assalamu'alaikum wr wb. Sya Akhmad Dzulkifli no absen 10 hadir pak . Sya mw bertya, bgaimana metode pembelajaran yg ampuh dLakukan dSekolah2 / lembaga pendidikan yg ad dPedalaman, sdgkn qt tw fsiltas mwpun pendidkn tdk sperti yg ad dKota2 besar.. Dan 1 lagi, adakah persamaan ilmu Saints dgn ilmu psikologi ?? Wassalam.

@Engkong Jumari Awi: (Mulyatiningsih, 2010: 6-27)
Wa’alaikumsalam wr wb...
vSalah satu prinsip penerapan teknologi penddkan adlh berbasis local genius (kearifan lokal ~ sesuai potensi dan daya dukung daerah dimana sekolah itu dikelola).
vTujuan penddkan scr nasional (memuat kompetensi inti dan kompetensi dasar ~ Kur 2013) pd tataran konsep bolehlah (bhkn hrs) sama, namum pd tataran penerapannya di daerah (indikator pencapaian mutu dan kriteria ketuntasan minimal) tdk hrs sama, artinya yaa disesuaikan dg sikon faktual (input; ragam peserta didik dan fasilitas pendukung).
vJika tujuan hrs sama, namun metode pembelajaran (sbg alat utk pencapaian tujuan) sangat wajar bilamana berbeda (variatif).
vDengan demikian, metode pembelajaran yg ampuh di sekolah pedalaman, yaa hrs memenuhi unsur kesesuaian dg sosial, budaya dan ekonomi masyarakat pedalaman.
vPerlu kita pahami, bhw “Pendekatan” adlh seperangkat asumsi yang berhubungan dengan belajar dan mengajar. Metode adlh suatu rencana untuk penyajian yang sistematis berdasarkan pada pendekatan yang telah dipilih. Teknik adlh kegiatan khusus yg dilakukan di klas yang mengacu pada metode tertentu. Bbrp metode pembelajaran, yakni sbb:
vMetode Pembelajaran Kontekstual: Investigasi (penelitian/penyelidikan), Inquiry (Penemuan), Discovery Learning (menemukan pengetahuan sendiri), Pembelajaran Berbasis Masalah, Problem Solving (Pemecahan Masalah), Mind Mapping (Menyajikan Isi), Role Playing (Bermain Peran), Simulasi,
vMetode Pembelajaran Aktif Konvensional: Ceramah (lectures) dan bertanya (questions), Resitasi (guru bertanya, peserta didik merespon dan guru memberi reaksi), Praktik dan latihan (practice and drills).
vMetode Diskusi: Panel dan debat,  Jigsaw (Kelompok Ahli)
vCooperative learningStudent Team-Achievement Devision (STAD), Team-Game-Tournament (TGT), Team Accelerated Instruction (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Learning Together,Numbered Heads Together,Make - A Match (Mencari Pasangan),  Think Pair And Share, Peer tutoring,
vBtw, esensi seluruh metode pembelajaran di atas, bisa diterapkan di sekolah pedalaman, meskipun dinamika-nya tentu berbeda dg penerannya di sekolah perkotaan.
vAdapun saint, scr umum adlh pengetahuan, sedangkan psikologi adlh salah satu ilmu pengetahuan (simak materi power poin: 19-25).

~ sekian, sampai ketemu di lain kesempatan, terimakasih ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun