Menanam bisa apa saja, tanaman hias seperti lidah mertua, gelombang cinta, sri rejeki atau sayur-sayuran seperti tomat, sawi, cabai dan kawan-kawannya, tergantung kebutuhan dan kondisi lahan.
Keterbatasan lahan sudah tidak lagi menjadi masalah, pasalnya sudah banyak ditemukan cara menanam di lahan terbatas contohnya teknik hidroponik (media air) namun perlu diperhatikan penggunaan listrik pada tanaman hidroponik juga akan boros energi sehingga jika memilih metode ini lebih baik menggunakan teknik hidroponik manual.
Ada juga teknik abulampot (tanaman buah dalam pot), vertikultur (menanam dengan bentuk vertikal), serta aeroponik (tanaman dengan akar menggantung di udara).
Semua cara di atas sangat ramah terhadap ibu rumah tangga karena selain dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca juga lebih hemat secara ekonomi.  Jika setiap ibu rumah tangga di Indonesia aware dan menerapkan tahap tersebut maka jalan Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060 akan lebih mudah dan terbuka lebar.
Di sisi lain, hal ini membuktikan bahwa perempuan tidak hanya menjadi kelompok yang berpotensi terkena dampak saja tapi juga pemeran penting dalam  upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca. Hal ini sejalan dengan prinsip pemberdayaan dan kesetaraan perempuan yang dianut oleh Oxfam, sebuah organisasi yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan laki-laki di Indonesia untuk mengatasi kemiskinan, kerentanan dan ketidaksetaraan.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H