Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Ramadan Tidak Hanya Membawa Berkah tapi Juga Sampah

13 Maret 2024   10:09 Diperbarui: 13 Maret 2024   15:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itulah kita harus mulai mendisiplinkan diri dari rasa lapar dengan membeli makanan secukupnya.

Ini juga berlaku bagi mereka yang memilih mengolah makanannya sendiri. Jumlah yang diolah harus disesuaikan dengan banyaknya orang dan daya kemampuan mereka yang akan mengkonsumsinya.

Sisa makanan yang timbul ketika bulan puasa akan lebih susah dikelola karena keterbatasan waktu konsumsi dan ujung-ujungnya hanya akan terbuang sia-sia.

Hal kedua yang menjadi perhatian adalah mengenai sampah anorganik dari bungkus-bungkus makanan atau takjil yang jumlahnya tak terbendung. 

Beberapa organisasi masyarakat sudah mulai tanggap dengan isu ini dan memulai mengemas takjil dengan kemasan yang lebih ramah lingkungan meski jumlahnya masih belum masif.

Bungkus plastik sendiri hingga kini masih menjadi PR besar karena sifatnya yang sulit terurai. Dinas Lingkungan Hidup Buleleng menyebut sampah plastik berpotensi mencemari tanah, air serta udara.

Saking berbahayanya, peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2023 lalu mengambil tema "solusi polusi plastik" sebagai bentuk kepedulian terhadap keberadaan sampah plastik yang jumlahnya semakin menggila.

Mengkampanyekan bungkus takjil ramah lingkungan tentu tidak mudah terlebih jika menyangkut para penjual takjil yang jumlahnya tak terhitung.

Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah kampanye serta himbauan untuk menggunakan bungkus ramah lingkungan.

Pemerintah dalam hal ini bisa turut mengkampanyekan melalui jalur resmi sementara masyarakat bisa berkampanye dengan memperbanyak literasi mengenai pentingnya pemilihan bungkus takjil yang lebih ramah lingkungan melalui berbagai platform dan sosial media.

Semakin banyak literasi semakin banyak pula orang yang menerima informasi dan semakin banyak pula yang mengimplementasikan melalui tindakan. Bukan PR sebentar memang, tapi kalau tidak segera dimulai maka tidak akan ada perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun