Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Lahirnya Buku-Buku Bekas di Hay On Wye

31 Desember 2023   12:02 Diperbarui: 31 Desember 2023   12:05 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murder and Mayhem Bookshop (sumber : hay-on-wye.co.uk)

Seiring berjalannya waktu orang-orang mulai mengikuti jejaknya sehingga jumlah toko buku bekas meningkat. Booth juga tak segan menjual toko yang sudah dirintisnya kepada orang lain untuk kemudian mendirikan toko lagi.

Bagaimana Hay on Wye -sebuah kota kecil dengan populasi penduduk kurang dari 2000- bisa dikenal luas seperti sekarang tak terlepas dari peran besar seorang  Richard Booth.

Tak hanya idealis, Richard juga seorang yang eksentrik dan strategik. 1 April 1977 ia menyatakan kedaulatan Hay on Wye dan mengangkat dirinya sendiri sebagai raja Hay dengan berjalan di jalanan Hay on Wye, Powys. Ia juga mengangkat menterinya, membuat mahkotanya sendiri, mengeluarkan mata uang, bendera, lagu kebangsaan dan bahkan perangkonya sendiri.

Seorang sejarahwan bernama Mari Fforde menyebut Booth sebagai pemain sandiwara. Tentu saja aksinya itu tidak dipandang serius oleh pemerintah Britania terlebih hal itu dilakukan ketika april mop. Hari di mana orang-orang sepakat untuk saling menjahili dengan lelucon  dan kebohongan. Meski begitu, faktanya deklarasi tersebut berhasil menarik media untuk berbondong-bondong melakukan liputan ke Hay on Wye.

Kota ini semakin di kenal oleh kalangan pecinta buku di seluruh dunia semenjak diadakannya Hay festival tahun 1988. Hay festival adalah sebuah festival sastra yang mempertemukan penulis dan pembaca serta menghadirkan beberapa penulis terkenal. Festival ini pertama kali dicetuskan oleh keluarga Florence, Peter Florence dan kedua orang tuanya.

Tak berjalan mulus, Hay Festival sempat mendapat pertentangan dari Richard Booth. Menurut Booth, kehadiran Hay Festival yang berfokus pada buku-buku yang baru rilis akan merugikan keberadaan toko buku bekas.

Meski ditentang sang raja, toh nyatanya Hay Festival masih rutin diselenggarakan setiap tahun hingga sekarang. Bahkan Hay Festival disebut- sebut sebagai acara sastra terbesar di Inggris. Jumlah pengunjung pun terus mengalami peningkatan, dari yang awalnya 1000 kini mencapai 250.000 pengunjung.

Richard Booth menutup mata diusia 80 tahun pada 20 Agustus 2019. 10 tahun sebelumnya, patung Booth di penggal oleh kawanan pemberontak raja Hay. Hal itu merupakan buntut dari pertentangan antara mereka yang menamai diri kaum republikan yang mulai berseberangan dengan Booth.

Bagaimanapun, nama Hay on Wye tak akan pernah bisa lepas dari nama Richard Booth. Di luar kecintaannya terhadap buku, ia adalah seorang penyelamat ekonomi kota kecil Hay yang kala itu sedang sekarat.

Booth berjasa besar atas Hay on Wye yang sekarang. Di tahun 2004, Ia bahkan pernah menerima penghargaan dari ratu Elizabeth atas jasanya terhadap pariwisata. Sejarah mencatat, Boothlah yang mengenalkan Hay on Wye kepada dunia melalui buku.

Dari Booth kita jadi tahu, buku rupanya mampu mengangkat nama serta perekonomian di suatu daerah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun