Setelah PSBB tahap 3 berakhir pada hari ini 4 Juni 2020, pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk memperpanjang PSBB. Hal ini terkait ada beberapa daerah yang masih termasuk dalam kategori zona merah.
Sebelumnya sempat beredar draf salinan KepGub No. 412 DKI Jakarta terkait perpanjangan PSBB dan sempat dikonfirmasi oleh beberapa media bahwa itu adalah hoax. Namun siang ini melalui siaran Youtube Pemprov DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan status PSBB untuk wilayah DKI Jakarta diperpanjang serta menetapkan bulan Juni ini sebagai masa transisi.
Tentu saja keputusan siang ini menjadi pijakan banyak perusahaan dalam mengambil langkah kebijakan terkait WFH yang sejauh ini masih berjalan. Tak hanya perusahaan, karyawan pun menanti kabar nasib WFH mereka apakah harus dilanjut ataukah bagaimana.
Tak dipungkiri banyak karyawan sudah mulai bosan bekerja dari rumah, salah satunya suami saya. Rasanya setiap orang sudah mulai lelah dan bosan berada di rumah. Dengan diperpanjangnya PSBB maka WFH suami diperpanjang pula selama 2 minggu ke depan. Kabar harus selalu dipantau karena keputusan pemerintah akan menjadi dasar setiap kebijakan perusahaan.
Sementara itu berbeda dengan DKI, di daerah tempat tinggal kami Depok Jawa Barat sudah mulai kembali membuka layanan publik serta rumah ibadah pasca PSBB berakhir per hari ini (04/06/20).
"Kamis 4 Juni PSBB Kita sudah selesai, (masjid) sudah bisa dipakai untuk salat berjamaah," kata Mohammad Idris, Walikota Depok  (metro.tempo.co)
Meski sudah dibuka namun ada beberapa protokol yang masih harus ditaati seperti misalnya anak dibawah umur 12 tahun serta lansia tidak disarankan untuk ke masjid. Selain itu jamaah diharapkan memakai masker serta jarak antar jamaah harus 1.5 meter.Â
Akhir-akhir ini seluruh masyarakat memang dituntut untuk tanggap berita terkait kebijakan PSBB dan new normal, terlebih bagi mereka yang bekerja di Ibu Kota namun tinggal di luar DKI. Hal tersebut terkait pola adaptasi yang harus masyarakat terapkan.
Jangan sampai terjadi salah paham dengan beberapa pihak karena kurangnya informasi yang diterima. Misalnya saja dengan dibukanya tempat ibadah, jangan sampai ada satpol PP yang miss komunikasi dan melakukan pelarangan jamaah untuk beribadah di masjid, hal itu tentu akan memicu kesalahpahaman dan pertengkaran antar warga.
Berita -- berita pun harus selalu update, karena banyak info simpang siur bahkan berganti-ganti dalam hitungan jam. Misalnya saja berita beredaran salinan draf perpanjangan PSBB yang padahal secara resmi belum diumumkan.
Belum lagi terkait kabar new normal beberapa waktu lalu, banyak masyarakat bingung dan salah paham mengenai pemakaian SIKM (Surat Ijin Keluar Masuk). Warga sekitar saya sempat resah karena mengira SIKM berlaku untuk masuk Jakarta. Jika benar begitu tentu sangatlah merepotkan, terlebih hampir sebagian warga sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang bekerja di Jakarta.
Beruntung kesalahpahaman tersebut segera diluruskan. Yang benar adalah SIKM berlaku bagi mereka yang akan memasuki Jabodetabek baik itu warga Jabodetabek itu sendiri maupun yang bukan.
Dengan diperpanjangnya PSBB artinya new normal untuk DKI Jakarta belum bisa diterapkan. Dalam wawancara tempo.co terkait new normal serta status PSBB melalui IGTV live pada 1 juni 2020 lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria memang menyebut bahwa status PSBB tahap 3 masih menunggu keputusan apakah akan diperpanjang ataukah memasuki new normal (sebelum pada akhirnya diputuskan untuk diperpanjang as per hari ini.)
Meski diperpanjang namun statusnya masa transisi, artinya DKI Jakarta sebenarnya sudah berancang-ancang serta menyiapkan diri untuk menuju new normal. Riza Patria sendiri menjelaskan konsep new normal ditandai dengan dibukanya beberapa tempat secara bertahap. Harapannya masyarakat bisa mulai kembali beraktivitas, produktif namun tetap disiplin dan menjaga diri agar tidak terpapar.
Yang masih menjadi problematika besar adalah posisi sekolah. Nantinya dengan diterapkannya new normal tentu tidak serta merta sekolah bisa dibuka seperti halnya tempat perbelanjaan. Indikator penurunan angka covid saja dinilai tidak cukup untuk menjadi alasan kembali membuka sekolah.
Agaknya wacana mengenai sekolah ini masih menjadi perdebatan panjang. Riza Patria sendiri sebelum info perpanjangan PSBB memastikan belum memberlakukan pembukaan sekolah hingga satu bulan ke depan. Nantinya sekalipun memasuki new normal, sekolah akan dibuka secara bertahap seperti contohnya kampus-kampus terlebih dahulu disusul SMA dan semakin ke bawah, sementara Paud akan menjadi opsi terakhir.
Kabar ini tentunya cukup meredam kecemasan ibu-ibu yang khawatir sekolah dibuka sementara kasus Corona masih berjalan. Mendisiplinkan anak tentunya tidak mudah terlebih mereka sudah memendam rindu yang menggebu dengan teman-temannya, disiplin masker dan physical distancing akan sulit sekali di terapkan.
Jangankan corona, ibu-ibu pasti sudah cemas andaikata anaknya terserang demam atau flu biasa. Belum lagi kabar-kabar dari negara lain seperti Korsel dan Perancis yang mana dibukannya kembali sekolah dinilai justru menambah jumlah kasus baru.
Agaknya permasalahan sekolah perlu mendapat perhatian tersendiri. Sembari menunggu itu, kita semua tentu menunggu kebijakan yang diterapkan selanjutnya adalah wujud pulihnya keadaan serta kondisi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H