"Kedengarannya bagus,minum apa?"
"Oh yah, hampir lupah.Aku mau minum air kelapa, dan kopi sebagai penutup,"
"Buat aku, teh manis, dan es cendol.Jangan kebanyakan es yah?"
"Baik Pak, Bu, terima kasih.Kalau ada yang kurang beritahu saja,"
Selesai order, pak Broto menarik nafas panjang,seolah baru saja lari maraton.Pandangannya di buang jauh ke arah danau, lalu ke langit putih berselimut awan, dan terahir memandang lama istrinya yang masih  terlihat cantik di usia senja.Blus ketat yang dia kenakan, tambah menampakkan lekuk tubuhnya yang masih kencang.Syal segi tiga pembalut leher juga teramat kontrast, meliuk sekali2 di tiup angin sore.
"Kau nampak cantik.Aku suka lihat rambut di dahimu dihembus angin lembut"Â
Sebaliknya  Bu Broto memajukan payudaranya ke tepi meja, lalu bertanya ketus.
"Mengapa kamu membuatku  jauh dari tempat itu?'
Terbata-bata, pak Broto menjawab:
"Karena kamu akan duduk persis di sebelah orang yang kukenal baik,"
"Siapa?!!!!!" bentak istrinya.
"Loh........,aku kan sudah ngaku dari dulu,"
Bu Broto diam, tidak komentar.Dadanya naik turun.Pandangannya dia alihkan berganti-ganti, dari tumpukan merica, garam, sambel, dan saos tomat didepannya, lalu kearah muka suaminya.