Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bila Jokowi Konsisten Melawan Mafia Migas, Harus Berani Angkat Arcandra Tahar Kembali

13 September 2016   02:16 Diperbarui: 13 September 2016   11:17 3020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.

Bagi Arcandra Tahar menjadi Menteri itu tidak masuk dalam daftar hidupnya, terpikir pun tidak, karena memang AT lebih banyak berkecimpung dalam dunia yang ditekuninya yaitu soal pengeboran minyak hingga menjabat sebagai President Direktur Petroneering di Houston. Sebuah perusahaan pengembangan teknologi dan enginering yang fokus dalam desain dan pengembangan kilang offshore. Dia memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang hidrodinamika dan offshore.

AT mengembangkan keahlian khususnya di sekolah dan menjadi praktisi di industri. Ia telah bekerja di perusahaan migas baik di pengeboran maupun di sisiproduksi, antara lain, Spar, TLP, Compliant Tower, Buoyant Tower and Multi Colum Floater selama 13 tahun terakhir. Arcandra Tahar memiliki gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung, Indonesia. Dia juga lulusan Ocean Engineering dari Texas A & M Universitas pada tahun 2001 dengan gelar Master of Science and Doctor of Philosophy degrees in Ocean Engineering. Tahar adalah wakil ketua terakhir Mekanika Offshore dan Arctic Engineering Society, Houston.

Dengan sederet pengalamannya itu, akhirnya ia menetap di Amerika selama 20 tahun, memiliki rumah maupun membangun Masjid yang diperuntukkan untuk umum, hingga diberi kewarganegaraan Amerika karena terkait paten yang dimilikinya yaitu pada bidang pengembangan migas lepas pantai. Dengan segala kelebihannya itu Arcandra Tahar sudah hidup mapan, dengan istri dan 2 putrinya, tak terpikir untuk berpolitik, kegiatannya di luar pekerjaannya cuma berdakwah, mengajar Agama Islam di sana.

Bagaimana awalnya hingga bisa menjadi Menteri ESDM di Indonesia?

Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Darmawan Prasodjo

Inilah orang yang punya peran mengenalkan nama Arcandra Tahar kepada Presiden Jokowi, biasa dipanggil Darmo. Kader PDIP ini merupakan teman AT saat kuliah dan bersama mendapatkan gelar PhD dari Texas A&M University. Darmo juga pernah bergabung dalam Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin Faisal Basri. Jadi apa yang ditulis Faisal Basri dalam artikelnya di Kompasiana di sini.

Benar adanya saat menuliskan awal Jokowi mengenal nama Arcandra Tahar. Informasi yang disampaikan Faisal Basri tentang Darmawan Prasodjo yang bekerja sebagai salah satu deputi Kepala Staf Presidenan (KSP), juga sering mementori Jokowi dalam urusan migas, pemberi second opinion kepada Presiden untuk urusan ESDM misalnya dalam kasus Freeport, Blok Mahakam, dan Masela, memang demikianlah faktanya.

Setelah dikenalkan nama AT oleh Darmo, Presiden Jokowi memerintahkan Darmo untuk mempertemukan dengan AT. Setelah Darmo dan AT saling kontak, Jokowi ada waktu di Bandara Soekarno-Hatta selama 20 menit buat AT. Mensesneg Pratikno pun memberitahu jam pertemuan tersebut lewat telpon kepada AT.

Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Arcandra Tahar Dibantai

Arcandra Tahar tiba dari Amerika ke Jakarta sekitar pukul 2 malam, ia pun mengontak teman akrabnya sewaktu kuliah di ITB dan sering bertemu di Amerika saat NDI temannya ambil S2 di sana.

AT : "NDI, aku disuruh bertemu Presiden jam 9 pagi di Bandara Soetta."

NDI : "Ada urusan apa Can?"  

AT: "Aku diberi waktu 20 menit untuk memaparkan tentang  minyak dan gas bumi Indonesia di masa depan. Apa yang harus saya omongin dengan waktu yang singkat itu ya?"

NDI : "Ngomong saja yang kamu tahu dong, yang penting kamu sudah bawa makalah tentang itu, nanti diberikan saja kalau waktunya tidak mencukupi."

Begitulah percakapan 2 sahabat dekat di pagi buta waktu Indonesia itu. AT tidak bisa nyenyak memejamkan mata, karena jam 9 pagi harus sudah tiba di Bandara, bila terlambat Presiden pasti sudah berangkat, karena memang Jokowi ada acara ke Sumatera untuk meninjau pembangunan jalan Tol Trans Sumatera.

Singkat cerita, AT bertemu Presiden Jokowi di Bandara Soetta dan menyalami Presiden sambil menyebut "Saya temannya NDI waktu di ITB pak."

Presiden Jokowi hanya mengangguk saja, lalu minta AT memaparkan tentang masalah yang dihadapi Indonesia di bidang minyak dan gas. Dan Presiden hanya diam mendengarkan saja, terus memandang AT dengan dingin, karena seperti itulah bila Jokowi berhadapan dengan orang yang belum dikenalnya.

Akhirnya Jokowi manggut-manggut dan menyetop pembicaraan karena waktu sudah cukup. Presiden pun memanggil Menteri BUMN Rini Soemarno sambil menyerahkan makalah yang diberikan AT soal Migas. "Tolong Bu Rini ini dibahas di kementerian bersama Pak Arcandra!" Setelah itu rombongan Presiden memasuki pesawat. Rini Soemarno dan Arcandra Tahar meluncur ke Kementerian BUMN untuk membahas makalahnya itu.

Apa yang dipaparkan AT di Kementerian ternyata banyak yang tidak sependapat, mereka bahkan mengeroyok AT dengan konsep yang ingin diterapkan di bidang minyak dan gas, termasuk soal Blok Masela dan Mahakam, paparan AT dianggap tidak bisa diterapkan di Indonesia. Namun AT bersikukuh dengan teorinya yang memang sudah diterapkan di beberapa negara dan bisa melakukan banyak penghematan, tanpa mengurangi hasilnya.

Arcandra Tahar dibantai habis. Ia pulang ke Amerika kembali, melakukan kegiatannya di sana. Tak lupa ia berpamitan kepada NDI sobatnya itu, dan menceritakan semuanya. Sang teman hanya mengucapkan selamat jalan sampai ketemu lagi bila ada waktu.

Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Pesan Yang Salah

Pertemuan AT dan Presiden Jokowi di Bandara Soetta tak ada kelanjutannya lagi hingga beberapa pekan. Mungkin juga makalah AT sudah di lempar ke sampah oleh mereka yang tidak sepakat itu? 

Sekitar pukul 8 malam NDI menghubungi AT lewat telepon selulernya. Di Houston saat itu AT tengah bersiap-siap berangkat kerja.

AT : "Ada apa NDI?"

NDI : "Kamu dicari Presiden lho!"

AT : "Ah kamu jangan bercanda!"

NDI : "Lho ini serius."

AT : "Ah kamu jangan bercanda NDI, ini aku mau berangkat kerja!"

NDI : "Lhoh ini beneran, kamu mau nggak jadi pembantunya Presiden?"

AT : "Ah kamu jangan bercanda NDI hahahahahaha......Udah ya aku mau berangkat dulu!"

Telepon ditutup AT, NDI pun hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala tak habis pikir. Dan NDI pun tak memikirkan lagi, juga tak melapor ke Presiden soal itu. Namun beberapa hari kemudian Jokowi menghubunginya.

Singkat cerita, AT pun dipanggil Presiden ke Istana, diajak berbincang-bincang tentang migas. AT pun menghubungi temannya itu bahwa ia diundang Presiden dan beberapa hari di Jakarta. Setelah waktu tinggalnya habis, ia pun balik lagi ke Amerika. Ia pun pamitan sama temannya.

"NDI saya mau balik ke Amerika lho." Katanya lewat HP sambil berharap temannya itu dapat kabar kepastian kalau dia akan dipilih jadi Menteri. Namun jawabannya NDI sepertinya membuat kecewa. "Ya udah pulang, hati-hati di jalan!" Harapan AT untuk mendengar berita gembira dari sahabatnya itu pudar, ia pulang dengan pasrah.

Waktu pun berlalu hingga beberapa minggu, akhirnya Mensesneg Pratikno menghubungi NDI untuk minta nomor kontaknya AT karena AT akan diangkat jadi Menteri ESDM 5 hari lagi pada acara reshuffle jilid 2 itu. Pratikno pun menghubungi AT dan mengundangnya untuk datang di Jakarta Rabu 27 Juli 2016 karena akan dilantik sebagai Menteri ESDM.

Dalam waktu yang mepet itu, AT pontang-panting menyelesaikan segala urusan pekerjaan di Houston, termasuk masalah keluarganya, mengurusi kepindahan sekolah anak-anaknya, benar-benar membuat AT sibuk setengah mati, karena anaknya semula menolak, tapi AT memberi pengertian kalau Daddy dibutuhkan negara itu harus mau, soalnya dulu yang membiayai sekolah juga negara. Dengan pengertian tersebut sang anak luluh dan bersedia pindah ke Indonesia.

Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Keteledoran Atau Kesengajaan?

Kita sudah tahu semua cerita selanjutnya, AT hanya menjadi Menteri ESDM selama 20 hari karena soal kewarganegaraan gandanya. Apakah kita akan tetap menyalahkan AT karena tidak jujur dalam hal kewarganegaraannya itu?

Boleh saja menyalahkan AT soal ketidakjujurannya, tapi belum tentu AT tidak jujur soal itu. AT bukan seorang politikus melainkan ilmuwan yang kadang tidak memperhatikan soal itu dalam persyaratannya. Kesalahan Administrasi ini bisa jadi kesalahan fatal dari Negara, pihak pembantu Presiden yang tidak teliti dan hati-hati dalam meneliti persyaratan yang diperlukan untuk menjadi seorang Menteri. Bahkan kalau AT dituduh sebagai mata-mata Amerika, apakah BIN tidak menyadarinya? AT menetap di Amerika selama 20 tahun mungkinkah bisa lepas dari penyelidikan BIN?

Keteledoran BIN inilah yang membuat Sutiyoso dicopot dari kedudukannya sebagai Kepala BIN karena berperan melakukan kesalahan yang cukup fatal. Bagaimana dengan pembantu Presiden lainnya yang tidak teliti dan hati-hati itu? Yang jelas mereka dalam radar pengawasan yang lebih ketat.

Yang jelas walau AT sudah menetap di Amerika selama 20 tahun namun tidak pernah sekalipun melepaskan kewarganegaraan Indonesia!

Jebakan Betmen

Sebenarnya kasus AT ini tidak akan membesar kalau saja salah satu pembantu presiden tidak menyerahkan bukti kewarganegaraan AT yang dikirim "intel" Amerika itu kepada pihak ketiga, bahkan menyuruhnya untuk menyebarkannya lewat sosial media. Sebagai pembantu Presiden, bila ingin diselesaikan tanpa kegaduhan, bukti itu mestinya diserahkan dulu kepada Presiden, biar Presiden mengambil langkah-langkah berikutnya. Tapi karena ada kepentingan dari pembantu Presiden dengan posisi Menteri ESDM itulah yang membuatnya bertindak membuat kegaduhan. Singkatnya, mereka berdiri di dua kaki, kepentingan partai dan mafia migas.

Bahkan Menkumham pun turut memperkeruh suasana dengan "Jebakan Betmen" dibalik pasal-pasal hukum yang diketahuinya, dengan catatan AT diberhentikan dulu. Point pentingnya, mereka berkolaborasi memojokkan Presiden untuk memberhentikan AT secepatnya. Penafsiran pasal 23 itulah yang menjadi salah satu point kegaduhan Archandra Tahar. Dan Menkumham menggunakan pasal 30 UU Kewarganegaraan untuk menambah kegaduhan persoalan itu. Dan AT menjadi stateless akibat dari benturan 2 pasal tersebut.

Bahkan ada opsi agar AT diberikan jabatan lain yang sesuai dengan kepakarannya, inilah salah satu jurus jebakan betmen yang berusaha disodorkan kepada Presiden.

Padahal cukup di level kementerian saja urusan itu bisa diselesaikan dengan cepat. Kenapa itu tidak dilakukannya, tapi malah ingin membuat gaduh?

Ketika persoalan kewarganegaraan ganda itu menyebar di media, AT secara halus pun di fetakompli (fait accompli) oleh beberapa Menteri saat diundang ke Istana Negara tanpa sepengetahuan Presiden, untuk menandatangani surat pengunduran dirinya. Untunglah AT tidak mau tanda tangan tanpa sepengetahuan Presiden. Fetacompli para Menteri yang mengincar posisi Menteri ESDM pun buyar. Mereka pun menghadap Presiden dan memberikan masukan-masukan yang intinya tetap menginginkan Presiden untuk mencopot Arcandra Tahar!

Presiden Jokowi pun mengambil keputusan politik itu setelah mendengarkan para pembantunya itu atas nama hukum, dan meredam kegaduhan yang terjadi di publik agar bisa tenang. Arcandra Tahar diberhentikan dengan hormat pada 15 Agustus 2016.

Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Rebutan Kursi Menteri ESDM

Ketika diberhentikan dengan hormat ada harapan AT bisa diangkat kembali setelah proses naturalisasi selesai. Tapi apakah para mafia migas akan tinggal diam? Apakah para pembantu Presiden yang berdiri di dua kaki itu juga akan diam saja dengan jabatan basah Menteri ESDM yang sementara dipegang Luhut Binsar Panjaitan sebagai Pelaksana Tugasnya selama belum ada penggantinya?

Para Mafia Migas pun berlomba menggandeng tokoh-tokoh yang bisa menyodorkan nama untuk posisi Menteri ESDM, baik tokoh partai maupun tokoh yang ada di Istana Negara, juga media besar pun bisa ia beli untuk memberitakan dan membentuk opini agar AT jangan sampai dilantik lagi sebagai Menteri ESDM.

Setya Novanto yang ngetop dengan julukan "Papa Minta Saham" tak tinggal diam melihat peluang itu, ia sudah mempersiapkan nama-nama untuk disodorkan kepada Presiden. Nama Setya Widya Yudha, anggota Komisi VII DPR yang membidangi sektor energi, Zainuddin Amall disodorkan kubu Agung Laksono, artinya internal Golkar pun berlomba untuk merebut posisi Menteri ESDM. Setya Novanto sendiri pernah berusaha keras mendekati Arcandra Tahar saat menjabat jadi Menteri ESDM, tapi AT selalu mengelak untuk bertemu dengan SN, mungkin takut dimintai saham Freeport kah?

Ada lagi kubu Hendropriyono yang bermain di balik layar menjagokan Johanes Widjonarko, bekas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Karena diduga terlibat suap dan skandal Rudi Rubiandini, Kepala BP Migas tahun 2013 membuatnya dicopot dari jabatannya.

PDI Perjuangan juga tidak tinggal diam, Menseskab Pramono Anung yang sudah lama malang melintang di Komisi Energi DPR disodorkan untuk menggantikan AT, dengan catatan Menseskab tetap dipegang orang PDIP juga yaitu Dharmawan Prasojo, yang konon juga disodorkan Luhut untuk menjadi Menteri ESDM.

Ada lagi kelompok profesional yang ikut meramaikan posisi Menteri ESDM yang disodorkan ke Presiden, antara lain ada nama Karen Agustiawan, Gde Pradnyana, Raden Priyono, Arie Soemarno, Dwi Soetjipto.

Lalu siapa yang cocok untuk menjadi Menteri ESDM nanti?

Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Sumber foto dan Meme : FP KataKita Facebook.
Benarkah Jokowi Konsisten Melawan Mafia Migas?

Dari banyak berita tentang Arcandra Tahar yang diberhentikan dengan hormat di banyak media, semakin terlihat jaring-jaring mafia yang sudah ditebar kepada para tokoh-tokoh politisi yang terang benderang menolak diangkatnya kembali AT walau sudah menyandang status WNI dengan berbagai alasan yang terkesan dicari-cari bak menghakimi seorang pesakitan saja.

Status AT yang dulu mereka ributkan sudah selesai atas nama hukum juga. Soal kepatutan? Apakah mereka berhak menentukan soal kepatutan seorang Presiden melantik kembali Menteri yang sudah diberhentikan dengan hormat karena keteledoran administrasinya itu? Bukankah itu hak prerogatif Presiden untuk mengangkat siapa saja sebagai pembantunya?

Saya tidak perlu ikut teriak-teriak soal jasa AT kepada negara Indonesia, beliau kerja baru 20 hari belum banyak yang dilakukannya, selain berusaha memasang pondasi yang kokoh buat masa depan migas Indonesia, itu saja. Tapi kepakaran Arcandra Tahar itu sangat dibutuhkan negeri ini. Selain itu AT orang baru yang tidak terkontaminasi candu mafia migas yang sudah lama membius para tokoh yang menangani migas Indonesia. 

AT juga tak terikat oleh partai politik, juga tak terbukti sebagai agen Amerika, toh BIN bisa menyadap kegiatan AT setiap harinya. Selama menjabat sebagai Menteri ESDM jadwal AT memang ada 2, jadwal yang terkait dengan pekerjaannya, satunya jadwal tentang kegiatan ibadahnya, baik jadwal Sholatnya maupun jadwal untuk mengisi pengajian di beberapa Masjid yang mengundangnya. Bahkan NDI teman akrabnya itu bila ditanya bagaimana caranya ingin ketemu AT, beliau hanya mengatakan : "Cari saja di Masjid, pasti ketemu!"

Bila Presiden Jokowi melantik tokoh-tokoh yang disodorkan itu, dipastikan tidak akan banyak perubahan dalam kebijakan Migas di indonesia, sebab mereka orang-orang lama yang paling sedikit sudah 5 tahun berkecimpung di dalamnya, tentu sudah belepotan licinnya minyak, liciknya mencari pundi-pundi buat komplotannya.

Tapi bila Presiden Jokowi KONSISTEN memerangi mafia migas, Jokowi harus tegas menggunakan hak prerogatifnya untuk melantik kembali Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM. Apa yang ditakutkan dengan sosok seperti AT ini kalau kita bukan dari golongan mafia migas?

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun