Afriyani Susanti (29) tersangka penabrak 13 pejalan kaki di Tugu Tani menuai banyak kecaman dari masyarakat. Masyarakat dunia nyata maupun dunia maya. Mimik tidak bersalahnya jadi bulan-bulanan. Kejamkah dunia maya?
Afriyani bukannya tidak berperasaan spt yg diduga banyak orang. Fakta yg terungkap dia adalah individu yg represif. Dengan kata lain, Afriyani bahkan cenderung selalu menekan perasaannya sendiri dan memilih untuk tidak menunjukkannya kepada orang lain
Semua org yg tulisan tangannya tegak, dlm Grafologi dikenal dgn istilah vertical slant , akan spt Afriyani dlm mengekspresikan emosinya.
Afriyani selektif dan hanya menunjukkan perasaannya kepada org2x yg dapat dia percayai serta mampu memberikan rasa nyaman kpd dirinya
Emosi yang tidak stabil, berlebihan dan tidak berpikir panjang. Tiga hal tersebut sangat kuat “disuarakan” oleh tulisan tangan Afriyani.
Emosi Afriyani bisa digambarkan, konon bisa : Terlalu sedih, terlalu marah, terlalu senang berubah-ubah hanya dalam hitungan hari, bahkan jam.