Dari penjelasan Sudi, Syamsuddin mempersempit ruang lingkup penyelidikan.
"Siapa yang kamu lihat di ruanganku antara pukul 11.00 sampai pukul 18.00? Tanya Syamsuddin kepada Sudi.
"Ada beberapa orang anak buah Bapak. Pak Udin, Mamat, sama Jaya sepertinya kemarin sore di sini," jawab Sudi.
"Panggil Udin, Mamat, dan Jaya ke sini," perintah Syamsuddin.
Tiga anak buah Syamsuddin yang berpangkat brigadir itu ikut diperiksa. Tapi hasilnya tetap nihil. Satu per satu tahanan polisi yang pernah diinterogasi di ruangan Syamsuddin juga tak luput diperiksanya.
"Mungkin waktu saya periksa saksi, Komandan! Kemarin saya periksa seorang ibu saksi kasus copet, anaknya ikut, dan main-main di meja komandan. Bisa jadi botolnya dibawa anak itu," duga Jaya.
Syamsuddin bergegas ke rumah saksi itu. Demi menjaga perasaan istri, dan membuat senyum istrinya selalu merekah setiap malam, Syamsuddin memang harus melakukan segala upaya.
Sayangnya, setelah Syamsuddin dan anggotanya menggeledah segala isi rumah ibu tersebut, menginterogasinya, botol itu tak ditemukan jua. "Tolong pak. Anakku tidak mengambil apa-apa," ujar ibu itu sambil mengiba.
"Bu, botol itu adalah satu-satunya harapanku untuk menjaga keharmonisan rumah tanggaku. Plis bu," pinta Syamsuddin.
"Begini pak, anak saya ini sebenarnya kleptomania. Mungkin botol itu ada di dalam tasnya. Tapi masalahnya tas dan isinya itu sudah dijual lewat online. Langsung laku.
Pembelinya TKW yang baru saja berangkat ke Arab kemaren. Nah, tas dan isinya itu ikut dibawa. Saya juga sudah lost contact sama orang itu," jawab sang ibu berpanjang lebar.