Mohon tunggu...
Elizza Yuliantari
Elizza Yuliantari Mohon Tunggu... Lainnya - Perempuan

Seorang perempuan, seorang anak, seorang Ibu, seorang Istri juga seorang manusia. Bukan pecinta kopi tapi penikmat beras kencur

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ini Dia Cara Membangun Kehangatan Anak dengan Modal Dengkul!

30 Mei 2024   09:27 Diperbarui: 30 Mei 2024   12:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Jalan kaki bersama ibuku ada dua yang tak terlupa. 

Jalan kaki bersama ibuku ada dua yang tak terlupa. Satu jalan kaki menuju puskesmas untuk mendapat vitamin kapsul berwarna merah dan dua jalan kaki menuju sungai buaya

Jalan kaki menuju sungai buaya tidak terlupa. Saat itu pagi hari setelah langit mulai cerah aku berpakaian baju muslim paling bagus. 

Duduk di bawah tenda dengan hiasan daun kelapa. Hari itu tampak meriah. Hari itu ada pengajian akbar. 

Berjalan-jalan dengan ibu menggembirakan hati. Tidak peduli tempat mana yang akan kau kunjungi, tapi dengan siapa kamu pergi itu jauh lebih penting. Sungai buaya bukan berarti di sana banyak lelaki kurang baik seperti istilah masa kini yaitu buaya darat. Atau lelaki yang suka mempermainkan hati perempuan

Karena di sungai itu pernah ada buaya, sehingga orang-orang di sana menyebut daerah itu dengan sungai buaya. 

Sebuah daerah semasa kecilku yang sering ada pengajian akbar. Di sana juga terkenal dengan anak-anak yang pandai mengaji

Berjalannya waktu, dulu adik kelasku rela menempuh perjalanan laut dengan kapal klothok untuk belajar mengaji di sungai buaya. 

Tapi tidak hanya terkenal dengan tempat pengajian. Di sana juga tersebar mitos "buaya putih"

 Jadi pesan moral untuk cerita kali ini adalah

"Buaya darat, berhentilah! Hari esok masih suci!"

Lho lho.. Bukan pesan itu yang ingin disampaikan

Pesannya adalah sebagai seorang ibu Bepergian lah dengan anak-anak mu. Tidak tahu perjalanan mana yang akan terus menggerakkan langkah-langkah putra-putrimu.

Tulisan ini terinspirasi oleh keresahan hati seorang Halimah dengan sebuah komentar seorang netizen akan perilaku seorang ibu yang tengah merayakan keberhasilan anak lelakinya dalam memakai seragam satpam pada sebuah pelantikan.

Komentar salah seorang netizen "pakai seragam satpam aja dirayain sampai nangis bu".

Setelah itu Halimah menambahkan jangankan pakai seragam Satpam kak, " Anak kita bisa pup setelah sembelit berhari-hari aja kita bertepuk tangan" Jangankan itu. Anak kami Memberi piring kosong setelah sebelumnya berisi makanan, kami para ibu juga akan salto.


 

"pakai seragam satpam aja dirayain sampai nangis bu".

Sebuah gerakan validasi dan perayaan pencapaian anak sejak dini agar tumbuh generasi yang tidak haus validasi dan  pujian.

Inti dari Validasi adalah menghargai, respect  atas  hal-hal yang telah anak capai dalam setiap langkah tumbuh kembangnya. Setiap  manusia selama hidupnya pasti akan bertumbuh kembang.

Jika bertumbuh itu  dalam arti pertumbuhan fisik tentu ia akan memiliki batasan usia tapi jika untuk skill, daya berpikir, daya imajinasi tentu tumbuh kembang  tidak mengenal batas usia. 

Mari rayakan setiap keberhasilan yang kita raih dan dengan banyak syukur  dan menghadapi  sebuah kegagalan dengan belajar serta sabar. Bahwa tidak ada yang namanya gagal, kita hanya sedang belajar untuk sebuah hal. 

Segala hal yang terjadi pasti di dalamnya ada hikmah  dan kebaikan yang tersembunyi. Teruslah untuk berprasangka baik kepada Allah.

 Ketika Niat sudah Jelas dan kuat Insya Allah  ada jalannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun