Mohon tunggu...
25 Rianli Sudarto
25 Rianli Sudarto Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya hanya mahasiswa yang ditugaskan untuk mengerjakan tugas dll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melawan Bullying untuk Mewujudkan Pendidikan Berkualitas yang Inklusif dan Aman

9 November 2024   16:00 Diperbarui: 9 November 2024   16:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melawan bullying bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan gerakan bersama yang melibatkan semua elemen dalam lingkungan pendidikan. Dengan menciptakan kebijakan yang tegas, sistem pelaporan yang efektif, serta program sosialisasi yang edukatif, kita dapat membentuk lingkungan belajar yang sehat dan produktif. Hanya dengan menghilangkan bullying, kita dapat benar-benar mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan bagi semua kalangan.


  • Metode Penulisan

Metode yang digunakan metode studi pustaka dengan membandingkan data

yang diambil dari internet, buku yang berkaitan dengan pembulian dan mewawancarai orang yang pernah berkaitan dengan kejadian ini.

2. Landasan Teori

            Landasan teori yang diambil dalam artikel ini adalah pembulian dari sisi pandang pelaku, pembulian dari sisi pandang korban dan perbuatan preventif yang dapat dilakukan

2.1 Pembulian dari sisi pandang pelaku

            Pada saat SD pernah membuli itu disebabkan oleh perasaan bahwa dirinya paling besar dan kuat, memiliki kekuatan agar dapat menyuruh orang untuk membelikan makanan, namun dibalik itu orang yang menjadi korban tersebut pernah melakukan terhadap pembuli dengan menjelek-jelekan, sombong terhadapnya. Yang membuat pelaku tidak terima dan berakhir dengan bertarugan dan pelaku yang menang membuat teman disekitarnya mulai takut akan orang tersebut membuat dirinya merasa lebih superior dari teman sebayanya. Garis besar wawancara
             

2.2. Pembulian dari sisi pandang korban

            Mulai memasuki SMP sang korban menjadi ketua kelas yang harus memikul beban tanggung jawab kelas, pada suatu saat ssang korban diminta untuk mengusir anak-anak yang bukan dari kelas bermain karena ada murid baru yang cukup terkenal dan memilki popularitas dikalangan remaja tersebut disebabkan menganggu kenyaman dikelas, setelah melapor ke Guru BK, sekian banyak yang dipanggil itu berpacaran, namun di sekolah sudah jelas-jelas untuk dilarang keras berpacaran apalagi sekolah Islami, awalnya dijauhin lalu dimusuhin oleh satu Angkatan mulai dari verbal hingga non verbal terhadap sang korban.

2.4 Perbuatan preventif yang dapat dilakukan

            Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar dapat mengurangi pembulian yaitu punyalah teman ataupun circle. adanya teman ini bisa membantu aura kekuatan orang karena selalu terlihat bersama. Mulai merubah pola piker dengan manusia itu tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu mulai mencari teman, mulai berbaur dengan teman sekelas, mulai membuka diri agar bisa terbentuknya circle. Ada juga dengan mengikuti kegiatan disekolah dapat mengurangi kemungkinan untuk dibuli disebabkan ada brand image atau sifat yang sudah terbuat dari hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun