Mohon tunggu...
25 Rianli Sudarto
25 Rianli Sudarto Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya hanya mahasiswa yang ditugaskan untuk mengerjakan tugas dll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melawan Bullying untuk Mewujudkan Pendidikan Berkualitas yang Inklusif dan Aman

9 November 2024   16:00 Diperbarui: 9 November 2024   16:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

khidhir@student.telkomuniversity.ac.id;

 

ABSTRAK

Penelitian ini membahas fenomena bullying di lingkungan pendidikan, yang menghambat perkembangan akademik dan sosial siswa. Dengan mengkaji perspektif pelaku dan korban, studi ini menemukan bahwa bullying sering disebabkan oleh dorongan untuk menunjukkan dominasi, yang diperkuat oleh dukungan sosial. Sementara itu, korban sering mengalami isolasi yang berdampak buruk pada kesejahteraan psikologis mereka. Artikel ini mengusulkan berbagai upaya preventif, seperti penguatan hubungan sosial dan kebijakan anti-bullying yang tegas, untuk menciptakan iklim belajar yang aman dan inklusif.

Kata Kunci: bullying, pendidikan inklusif, lingkungan belajar, tindakan preventif, kesejahteraan psikologis

 

1. Pendahuluan

            Pendahuluan ini berisikan tentang Latar belakang dan metode penulisan, berikut adalah paparannya

  • Latar Belakang

Bullying merupakan masalah serius yang masih dihadapi banyak lingkungan pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bullying dapat berupa kekerasan fisik, ejekan, penghinaan verbal, hingga penindasan psikologis yang kerap kali sulit terdeteksi. Dampak dari bullying tidak hanya merugikan korban secara emosional dan fisik, tetapi juga menghambat perkembangan akademik dan sosial siswa.

Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan aman, penting untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari tindakan bullying. Lingkungan yang inklusif menekankan pentingnya penerimaan terhadap perbedaan, baik itu dalam hal latar belakang, kemampuan, maupun identitas pribadi. Dengan demikian, setiap siswa merasa dihargai dan dilindungi dari segala bentuk diskriminasi atau perundungan.

Pendidikan yang berkualitas bukan hanya soal penguasaan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga tentang membangun karakter siswa yang berlandaskan pada empati, rasa hormat, dan toleransi. Membangun generasi yang saling menghormati dan mendukung satu sama lain membutuhkan dukungan dari semua pihak: guru, siswa, orang tua, dan pihak sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun