Solusi untuk konflik ini memerlukan pendekatan multilateral yang melibatkan tidak hanya Israel dan Hizbullah, tetapi juga aktor-aktor regional seperti Iran, Suriah, dan negara-negara Teluk, serta kekuatan global seperti Amerika Serikat dan Rusia. Diplomasi dan dialog politik perlu ditingkatkan untuk mengurangi ketegangan, sementara mekanisme deterrence yang lebih efektif harus dikembangkan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Di sisi lain, komunitas internasional juga harus mempertimbangkan upaya untuk memperkuat peran Lebanon sebagai negara yang berdaulat dan mencegah Hizbullah dari bertindak sebagai negara dalam negara.
Pada akhirnya, penyelesaian konflik Hizbullah dan Israel akan memerlukan pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan, yang tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tetapi juga pendekatan politik, ekonomi, dan diplomatik yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Ardani, N. W., Widhiyoga, G., & Wijayati, H. (2021). PERAN PASUKAN GARUDA DALAM OPERASI PENGAWASAN PERDAMAIAN PADA KONFLIK ANTARA ISRAEL-HIZBULLAH TAHUN 2014-2015. Review of International Relations, 3(2), 129-147.
El Shidiq, R. A. (2022). Kemajuan Nuklir Iran Semakin Pesat di Tengah Konflik Iran dan Israel, Siapakah yang Terkuat?. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional LINO, 2(1), 12-17.
Jayakarta, M. (2020). Analisis Dinamika Keterlibatan Hizbullah dalam Konflik Suriah Pasca Pemilu Parlemen Lebanon 2018 (Bachelor's thesis, FISIP UIN Jakarta).
Susanti, N., & Soraya, L. (2024). History of Islamic Civilization in the West Asian Region: Tracking the Roots of the Palestine-Israel Conflict. Journal of Islamic History, 4(1), 43-61.
Umma, S., Fadilah, I., & Redjosari, S. M. (2021). Hizbullah di Lebanon: aktualisasi gerakan agama berkedok politik di masa kini. HUMANISTIKA: Jurnal Keislaman, 7(2), 1-25.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI