Mohon tunggu...
21O9O2O32_Christian Anugrah
21O9O2O32_Christian Anugrah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Saya Hobi di bidang olahraga dan politik jadi konten yang saya sukai adalah konten yang berhubungan dengan kedua tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidaksetaraan Gender pada Prinsip Dalihan na Tolu dalam Suku Batak Toba

8 Desember 2023   13:25 Diperbarui: 8 Desember 2023   13:58 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

diselenggarakan, misalnya: ketika anak dari saudara perempuannya menikah, maka

posisinya adalah sebagai hula-hula, dan sebaliknya, jika marga dari istrinya mengadakan

pesta adat, maka posisinya laki-laki itu sebagai boru, dan akan menjadi dongan tubu ketika

teman semarganya yang melakukan pesta.

Kedudukan laki-laki dalam Dalihan Na Tolu adalah sebagai kelas utama, sedangkan

perempuan dianggap hanya sebagai pelengkap. Hal ini terjadi akibat ideologi patriarki yang

melekat dalam sistem Dalihan Na Tolu, yaitu hanya berpusat kepada laki-laki. Perempuan Batak

hanya menjadi objek, sedangkan laki-laki menjadi subjek penentu kedudukan seorang perempuan.

Laki-laki akan disebut sebagai raja sedangkan perempuan hanya putri raja (boru ni raja) dan bukan

lah menjadi ratu (setara).

Sistem kekerabatan ini menyebabkan dampak yang kurang baik bagi posisi perempuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun