Mohon tunggu...
Charvienli Pudji Merzhindi
Charvienli Pudji Merzhindi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menulis untuk ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fakta Menarik tentang Teman Sebaya

27 November 2022   21:16 Diperbarui: 27 November 2022   21:59 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah kalian menyadari bahwa manusia itu tidak dapat lepas dari interaksi sosial? mungkin, masih ada orang yang cenderung memilih menikmati kehidupannya sendiri "introvert" atau menutup celah untuk orang lain. 

Masing-masing individu itu berbeda dalam lingkaran sosialnya. Tidak semua individu dapat berinteraksi atau bahkan berkomunikasi dengan orang yang jarang ia temui (malu). 

Jika kita mengulik mengenai interaksi sosial manusia mungkin akan banyak sekali karakter manusia yang akan kita temui. Anak memiliki dunianya sendiri, dunia anak itu meliputi teman sebayanya, bermain, dan eksplor dunia. 

Anak tidak perlu dibatasi dalam memilih kegiatan-kegiatan, terkadang banyak sekali orang tua yang over protective dalam pembiasaan interaksi sosial anak, hal tersebut akan menjadikan anak kurang mandiri dan cenderung akan tertutup terhadap lingkungan sosialnya. 

Teman sebaya itu apa sih?

Jadi, teman sebaya merupakan kawan, sahabat, atau orang yang sama-sama bekerja atau memiliki pola kegiatan yang hampir sama hal tersebut diungkapkan dalam definisi teman sebaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. 

Menurut Slavin, kelompok teman sebaya yakni suatu kelompok interaksi dengan orang lain yang memiliki rentang usia yang sama dan status yang sama. Menurut Santrock, teman sebaya merupakan anak-anak dengan tingakatan usia serta kematangan yang kurang lebih sama. 

Menurut Harlock, teman sebaya ialah anak yang memiliki usia dan tingkat perkembangan yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teman sebaya merupakan suatu interaksi yang terjadi pada anak-anak dengan tingkatan usia yang sama dan tentunya memiliki keakraban yang cenderung tinggi dalam kelompoknya (lingkungan interaksi sosial usia kanak-kanak).

Apakah kalian sudah mengetahui peran dari teman sebaya?

Secara umum, teman sebaya ini memiliki peran penting dalam perkembangan sosial anak-anak. Apabila kita menilik lebih dalam lagi peran teman sebaya ini tidak jauh dari perannya dalam perkembangan sosial anak-anak yang bisa menjadi sahabat, tempat stimulasi, menjadi sumber dukungan secara fisik, menjadi sumber dukungan secara ego, menjadi fungsi dari perbandingan sosial dan perbandingan kasih sayang hal tersebut diungkapkan oleh Santrock. 

Teman sebaya juga memiliki peran dalam memberikan kesempatan berinteraksi dengan orang lain, pengontrolan perilaku sosial, tempat mengembangkan keterampilan serta minat yang sesuai dengan rentang usianya, dan bisa juga menjadi tempat saling bertukar pikiran serta masalah hal tersebut diungkapkan oleh Yusuf.

Apa ada dampak positif maupun negatif dari teman sebaya?

Tentu saja ada, setiap peranan sosial dalam kehidupan itu pasti memiliki dampak positif dan negatif. Jadi, teman sebaya memiliki peranan atau fungsi secara positif dalam perkembangan sosial anak, ini diungkapkan oleh Kelly dan Hausen: 

1. Dapat mengontrol impuls-impuls agresifitas. Dengan melalui interaksi terhadap teman sebayanya, sehingga anak dapat belajar bagaimana memecahkan berbagai macam pertentangan dengan cara lain bukan menggunakan tindakan yang agresif.

2. Anak memperoleh dorongan secara emosional dan sosial dari teman sebayanya agar anak lebih independent (mandiri). Dorongan dari teman sebaya itu akan memberikan dampak positif yakni berkurangnya ketergantungan anak terhadap keluarga.

3. Dapat meningkatkan keterampilan secara sosial, mengembangkan kemampuan anak dalam penalaran, serta belajar bagaimana cara yang baik dalam mengekspresikan perasaan. 

4. Dapat mengembangkan sikap seksualitas dan perilakunya sesuai jenis kelamin. Sehingga anak dapat belajar bagaimana perilaku dan sikap yang akan mereka asosiasikan ketika menjadi laki-laki dan perempuan.

5. Dapat meningkatkan harga diri anak.

Adapun dampak negatif dari teman sebaya menurut Kelly dan Hausen: 

1. Ketika seorang anak ditolak atau diabaikan oleh teman sebaya, maka akan muncul perasaan kesepian bahkan dapat menimbulkan permusuhan.

2. Budaya yang dibawa oleh teman sebaya itu bisa jadi sebagai bentuk kejahatan yang dapat merusak nilai serta kontrol dari orang tua.

3. Teman sebaya dengan mudah dapat mengenalkan hal-hal negatif atau menyimpang seperti alkohol, narkoba, merokok dan lain sebagainya.

Apakah cukup dengan hubungan teman sebaya saja anak dapat berkembang secara sosial?. Mungkin hal ini menjadi pertanyaan bagi para orang tua, orang tua memiliki peran dalam menjaga lingkup perkembangan sosial anaknya. 

Orang tua berperan memantau perkembangan serta kondisi sosial anak melalui interaksi anak terhadap teman sebaya. Ketika anak berinteraksi sosial dengan sebaya apakah anak hanya berkumpul tanpa bermain? jawabnya tentu tidak, karena secara realistis anak itu kental dengan yang namanya bermain, ia suka sekali dengan hal-hal baru yang menyenangkan baginya dan tentu saja anak sangat senang dengan permainan. 

Apa itu bermain?

Bermain menurut Piaget, merupakan suatu kegiatan atau keadaan yang tidak seimbang, yang dimana asimilasi (penggabungan struktur kognisi anak) lebih dominan daripada akomodasi (perubahan struktur kognisi). Piaget menyatakan bahwa, ketika anak sedang bermain ia tidak belajar sesuatu yang baru namun anak akan mempraktikkan keterampilan yang barunya. 

Bermain menurut Vygotsky, merupakan kegiatan yang menjadi sumber perkembangan bagi anak. Melalui kegiatan bermain anak dapat memiliki banyak pengetahuan karena ia berinteraksi langsung terhadap lingkungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun