Mohon tunggu...
21012 JosapatMesakh
21012 JosapatMesakh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sumatera Utara

Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah di Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Trip

Huta Siallagan: Kekayaan Objek Wisata, Budaya Tangible dan Intangible

22 Mei 2024   19:38 Diperbarui: 22 Mei 2024   20:39 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patung Sigale-gale memiliki keunikan yaitu dapat menari bahkan mengeluarkan air mata dan dapat bergerak sendiri saat ritual tertentu, seperti yang dahulu dilakukan untuk memanggil arwah dari Raja Manggale. Ritual tersebut memiliki tujuan untuk memanggil arwah yang sudah meninggal. Karena memang tidak ada upacara pemanggilan arwah, maka penulis tidak bisa menyaksikan boneka ini bergerak sendiri.

Namun, keseruan yang penulis dapat rasakan adalah penulis bisa menyaksikan tarian tor-tor bersama dengan patung Sigale-gale, bahkan ikut Manortor bersama dengan pengunjung yang lainnya. Di sana juga disediakan pemandu untuk pengunjung yang ingin Manortor. Bahkan penulis dan pengunjung yang lainnya disuguhkan untuk memakai ulos bahkan sor tali pada saat ingin menari dengan Patung Sigale-gale. Penulis juga sempat berkunjung ke Patung Sigale-gale yang ada di Tomok, Kabupaten Samosir yang jaraknya berdekatan dengan makam Raja Sidabutar. Hal ini tentunya menjadi daya tarik wisata bagi para pengunjung yang hendak ingin berwisata ke kampung Siallagan atau Huta Siallagan.

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Penulis berfoto langsung dengan Patung Sigale-gale)
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Penulis berfoto langsung dengan Patung Sigale-gale)

4. Makam

Huta Siallagan juga memiliki objek wisata yaitu situs makam keturunan Raja Siallagan. Di sekitar Rumah Bolon, tepat dibagian atas sejajar dengan Objek Sigale-gale terdapat Tugu keturunan Raja Siallagan yang masih berdiri kokoh. Walaupun tidak terlalu banyak diminati oleh para wisatawan namun objek ini tidak bisa dipisahkan dari bagian Huta Siallagan. Penulis perlu memperhatikan detail yang bahkan tidak menjadi objek menarik bagi kalangan wisatawan lainnya. 

Sumber: Dokumentasi Pribadi pada 17 Mei 2024
Sumber: Dokumentasi Pribadi pada 17 Mei 2024

Sumber: Dokumentasi Pribadi pada 17 Mei 2024
Sumber: Dokumentasi Pribadi pada 17 Mei 2024

Budaya Intangible Huta Siallagan

Sedangkan Budaya Intangible adalah kebalikan dari Budaya Tangible. Budaya Intangible adalah kebudayaan yang bukan berwujud material, tidak dapat diraba secara fisik, termasuk didalamnya sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem tersebut. Sesuai dengan pengamatan penulis, bentuk kebudayaan Intangible di Huta Siallagan adalah berupa Tari dan Alunan Intrumen Khas alat musik  yang dipakai pada saat menari atau Manortor dengan Patung Sigale-gale. 

Tari Tortor sendiri adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Tari Tortor ini adalah bentuk nilai budaya yang masih terjaga dan dilestarikan sampai saat ini khususnya di Huta Siallagan sesuai  dengan yang penulis lihat langsung di lapangan. Selain itu, media yang digunakan pada saat Manortor yaitu berupa bunyi atau musik yang khas juga merupakan kebudayaan berupa Intangible, selain alunan alat musik Gendang yang khas intrumen ini hanya dapat kita jumpai di Huta Siallagan dan Tomok.

https://drive.google.com/file/d/1UM3vaeZRo7nnKnkN-1gbbAfRrjnx38yd/view?usp=drivesdk (dokumentasi pada saat penulis sedang Manortor)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun