Kebingungan publik adalah salah satu moment untuk membangkitkan kembali para pemikir-pemikir muda dengan bernafaskan kritisisme dan realitisme akan keadaan.
Kritisisme adalah istilah yang penulis pinjam dari pemikiran Immanuel Kant, mengenai "rasional(isme) yang kritis". Di dalam pemikiran tersebut Kant berusaha menanggapi dua aliran besar yang berdebat. Yakni aliran empirisme dan rasionalisme.Â
Kant menolak pengetahuan sejati dari pandangan dunia tentang akal budi selain itu Kant juga menolak pandangan empirisme yang lebih menekankan pada pengalaman empiris.Â
Dari kedua permasalahan tersebut Kant mencetuskan sebuah aliran filsafat yang disebut dengan kritisisme. Aliran filsafat ini diposisikan melawan dogmatis dan dimaknai sebagai filsafat yang memulai sebuah penyelidikan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kemampuan dan batas-batas rasio (Wibawa dan Muttaqin,2021).
Dari hasil pemikiran Immanuel Kant tersebutlah yang menjadi sebuah modal utama bagi umat manusia diseluruh dunia dalam mengungkap kebenaran dalam sebuah permasalahan.Â
Di Indonesia ini masyarakat yang kritis sangat dibutuhkan. Apalagi negara kita adalah negara demokrasi yang dimana aspirasi kritis dalam perpolitikan sangat dibutuhkan. Menanggapi wacana penundaan pemilu ini kritisme adalah senjata paling awal untuk menggagalkannya.Â
Dengan adanya kritisisme di masyarakat hal itu secara tidak langsung dapat menggaungkan masyarakat untuk menunjukkan aspirasinya dalam keterlibatan demokrasi baik dalam berpolitik baik dalam ranah praktis maupun teoritis.
Masyarakat seluruh Indonesia memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi secara aktif dalam membahas permasalahan kiprah politik di negaranya.Â
Jika wacana penundaan pemilu tetap dijalankan maka pencederaan semangat reformasi benar-benar terjadi dan berbagai pergolakan besar akan terjadi.Â
Tidak jarang akhir-akhir ini banyak statement di sosial media yang mengatakan bahwa, mahasiswa akan terus bergerak dan mahasiswa juga mempersiapakan sebuah ultimatum akan menciptakan peristiwa reformasi jilid 2.
Segala kemungkinan di perpolitikan Indonesia ini pasti akan terjadi. Jika wacana penundaan pemilu itu benar adanya serta tidak melibatkan suara rakyat sebagai nilai demokrasi.Â