Mohon tunggu...
20_177_Martias Nur Khusnaini
20_177_Martias Nur Khusnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Electronic Word of Mouth Terhadap Keputusan Berkunjung di Wisata Pedesaan Sumber Gempong Trawas

8 November 2023   00:32 Diperbarui: 8 November 2023   00:36 5881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laksana (2008) mengemukakan keputusan    pembelian    merupakan    proses dalam  pembelian  yang  nyata, yaitu apakah membeli atau tidak. Schiffman  dan  Kanuk  (2009)  mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan dalam  melakukan  penelitian.  Setiadi  (2010) menyatakan keputusan pembelian adalah proses  pengintegrasian  yang  mengkombinasi sikap  pengetahuan  untuk  mengevaluasi  dua atau   lebih   perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Suryani, (2008) menyatakan pengambilan   keputusan   dapat dipandang  sebagai  suatu  sistem  yang  terdiri dari input, proses dan output.

Menurut (Kotler, 2000) terdapat lima peranan seseorang dalam keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut :

  • Pemrakarsa (initiator)Merupakan sebuah ide yang diusulkan orang yang pertama kali dengan keinginan dan kebutuhan untuk membeli barang atau jasa .
  • Pemberi pengaruh (influencer) Orang yang memberikan pengaruh besar mengenai barang atau jasa yang sekiranya mampu mempengaruhi keputusan pembelian.
  • Pengambil keputusan (decider)  Orang yang mengambil keputusan dalam menentukan pembelian atau tidak, barang yang dibeli, dimana pembeliaannya, atau bagaimana cara membelinya.
  • Pembeli (buyer) Orang yang melalukan pembelian barang atau jasa tersebut.
  • Pemakai (user) Orang yang memakai atau menggunakan barang atau jasa tersebut.

Keputusan Wisatawan Berkunjung Keputusan   wisatawan   berkunjung di-analogikan serupa dengan bentuk keputusan pembelian, hal ini dikarenakan dalam konteks pariwisata, memutuskan untuk membeli suatu produk wisata sama halnya dengan melakukan  keputusan  berkunjung.  Kotler  dan Keller (2009) mengemukakan    keputusan adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen benar-benar membeli.  

Sedangkan menurut Laksana (2008) mengemukakan keputusan pembelian    merupakan    proses dalam  pembelian  yang  nyata, yaitu apakah membeli atau tidak.(Maligan & Althea, 2020)  mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan dalam  melakukan  penelitian. Setiadi(2010) menyatakan keputusan pembelian adalah proses  pengintegrasian  yang  mengkombinasi sikap  pengetahuan  untuk  mengevaluasi  dua atau   lebih   perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Suryani, (2008) menyatakan pengambilan   keputusan   dapat dipandang  sebagai  suatu  sistem  yang  terdiri dari input, proses dan output.

Indikator Keputusan Berkunjung

(Kotler and Keller, 2012) mengungkapkan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yang diantaranya adalah:

  • Pengenalan Kebutuhan. Konsumen berusaha mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya, baik yang sudah direncanakan maupun yang muncul secara tiba-tiba.
  • Pencarian Informasi Konsumen. Mencari apa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Setelah mengetahuinya maka ia akan melakukan penilaian.
  • Evaluasi Alternatif. Proses evaluasi ini terdiri dari dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap kumpulan alternatif pilihan pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya.
  • Keputusan Pembelian. Pada tahap ini konsumen telah menetapkan pilihannya diantara serangkaian alternatif pilihan yang telah dikumpulkannya.
  • Perilaku Pasca Pembelian. Setelah melakukan keputusan pembelian konsumen akan melakukan evaluasi pembelian

Faktor yang mendorong Keputusan Berkunjung

Menurut Engel (1994) dalam (Huda, Rachma and Hufron, 2019) pengambilan keputusan membeli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokan menjadi dua bagian yaitu berasal dari individu (internal) dan lingkungan (eksternal). Faktor-faktor yang bersifat individu (internal) yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian diantaranya adalah: (Amalia Yunia Rahmawati, 2020)

  • Persepsi Dasar dari pengambilan keputusan konsumen adalah adanya informasi. Konsumen mengumpulkan informasi, memprosesnya dan menyimpan sebagian informasi, serta menambah dan menggabungkan informasi yang baru dengan yang lama sehingga menghasilkan suatu pemecahan masalah dalam bentuk adanya keputusan.
  • Belajar dari Ingatan. Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang yang bersumber dari adanya pengalaman.
  • Gaya Hidup Gaya hidup adalah karakteristik seseorang yang terbentuk melalui interaksi sosial.
  • Sikap sikap merupakan cara berpikir, merasa dan bertindak terhadap beberapa aspek lingkungan.
  • Motivasi dan Kepribadian Motivasi adalah dorongan yang menggerakan perilaku dan memberikan arah serta tujuan bagi perilaku seseorang.

Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut Engel (1994) diantaranya adalah:

  • Aspek Kebudayaan Aspek kebudayaan menjadi dasar nilai, keyakinan, dan tindakan konsumen dalam penganmbilan keputusan pembelian.
  • Kelas Sosial Kelas sosial mengacu pada beberapa aspek yang menentukan keputusan pembelian yang diantaranya adalah pekerjaan, pangkat, dan juga kedudukan.
  • Demografi Perilaku konsumen lebih menekankan pada aspek-aspek yang mengacu pada faktor-faktor seperti usia, pendapatan, pekerjaan dan juga jenis kelamin.
  • Pengaruh Kelompok Kebanyakan perilaku konsumen khususnya kelompok acuan.
  • Keluarga Anggota keluarga merupakan kelompok acuan yang memiliki pengaruh terhadap perilaku keputusan pembelian.

Pengalaman Berkunjung (Visit Experience)

Pengalaman pelanggan bersifat komprehensif dan mencakup banyak tanggapan kognitif, emosional, sosial, dan fisik pelanggan terhadap perusahaan.Pengalaman pelanggan dibentuk oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh bisnis (seperti layanan pribadi, suasana toko atau perusahaan, harga, dan sebagainya) dan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (seperti pengaruh manusia dan tujuan lain, seperti pembelian). Tahap pencarian, pembelian, konsumsi, dan purna jual semuanya termasuk dalam pengalaman pelanggan penuh, yang juga sering melibatkan banyak saluran penjualan (Verhoef et al., 2009). Menurut Walter et al. (2011) istilah pengalaman pengunjung mengacu pada pertemuan langsung atau tidak langsung konsumen dengan bisnis, fasilitas dan prosedur layanan serta interaksi mereka dengan bisnis dan konsumen lain. Akibatnya, hal ini dapat memengaruhi persepsi, emosi, serta perilaku konsumen dan meninggalkan ingatan pengalaman konsumen selama dan setelah mengunjungi tempat-tempat menarik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun