Mohon tunggu...
202110415117 VIYOLANDA SABRINA
202110415117 VIYOLANDA SABRINA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Saya adalah mahasiswa dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemakaian Trend Media Sosial pada Kampanye 2024

17 Januari 2024   17:45 Diperbarui: 17 Januari 2024   17:45 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PEMAKAIAN TREND MEDIA SOSIAL PADA KAMPANYE POLITIK 2024 


Disusun oleh:

Viyolanda Sabrina (202110415117)


Dosen Pengampu: 

Saeful Mujab, M,I.Kom


ABSTRAK

Setiap 5 tahun sekali Indonesia mengadakan pemilihan presiden dan wakil presiden atau yang biasa didengar dengan nama pilpres dan cawapres yang diadakan oleh pemilu, tahun 2024 merupakan ajang bagi calon presiden dan calon wakil presiden nanti untuk meraih pemungutan suara sebanyak-banyaknya, sebelum masuk ke intinya yaitu pemungutan suara para capres dan cawapres dari paslon (pasangan calon) 1 sampai 3 tentunya melakukan kampanye besar-besaran dengan tujuan yang pastinya  dapat menarik perhatian masyarakat Indonesia agar memilih mereka sebagai presiden dan wakil presiden periode 2024-2029 dengan didukung oleh partai-partai yang berada di sisi paslon masing-masing, bisa dibilang kampanye tahun ini modern dan unik karena para paslon membuat kampanye politik dengan memakai tren-tren yang ada di media sosial, kampanye tahun ini sangat mengikuti perkembangan-perkembangan apa saja yang ada di media sosial agar dapat menarik simpati dari anak muda juga salah satu tujuannya dan kampanye dari masing-masing paslon dapat menyebar dengan luas dibanding kampanye yang turun langsung ke lapangan.


LATAR BELAKANG

2023 merupakan tahun dimana telah diumumkannya pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dimana berjumlah 3 calon yakni paslon 1 adalah Anies-Cak Imin lalu ada paslon 2 yakni Prabowo-Gibran dan yang terakhir Ganjar-Mahfud, para paslon tersebut menggunakan kampanye politik dengan didukung oleh para partai-partai politik pendukungnya. Partai politik  sendiri ialah  kelompok otonom dari warga negara, memiliki kegunaan dalam membuat nominasi-nominasi dan peserta pemilu, memiliki keinginan memandu pengawasan pada kekuasaan pemerintahan terus merebut jabatan- jabatan publik dalam organisasi pemerintahan, adapun pengertian partai politik menurut Miriam Budiardjo, partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk melaksanakan programnya.

Dan partai politik menurut (UU) Politik yang ada pada UU No. 2/2008 memperjelaskan bahwa partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia (WNI) secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Partai politik juga memiliki fungsi, fungsinya adalah mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Adapun cara yang digunakan bagi para partai-partai politik untuk mendukung para pilihan-pilihan mereka tersebut agar apa yang ingin mereka capai terwujud dengan baik dan tanpa kendala, karena Indonesia menganut yang namanya sistem politik demokrasi maka cara yang dipakai adalah dengan membuat kampanye atau partisipasi politik. Kampanye yang sekarang sudah jauh lebih maju dibanding kampanye-kampanye tahun 2019, kampanye yang sekarang lebih condong memakai media sosial sebagai tempat untuk mendapat dukungan paling cepat dan banyak daripada langsung turun ke lapangan, langkah ini dapat dibilang sangat efektif karena nantinya para masyarakat Indonesia dapat menilai dengan baik mengenai bagaimana karakteristik dari calon-calon tersebut. Berdasarkan pengertian-pengertian yang dijelaskan inilah yang menjadi latar belakang dari artikel yang berjudul ‘PEMAKAIAN TREN MEDIA SOSIAL PADA KAMPANYE POLITIK 2024 .

TINJAUAN PUSTAKA

Demokrasi

Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi politik pada sistem politiknya pun juga memakai sistem demokrasi dimana para masyarakatnya dibebaskan dalam memilih paslon capres dan cawapres tahun ini. Lalu apa yang dimaksud dengan demokrasi?

Demokrasi  awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Demos” dan “Cratos” yang artinya penduduk dan kekuasaan atau kedaulatan, demokrasi digambarkan sebagai negara hukum  dan kendali negara, pemilihan mengenai pemerintahan juga keputusan-keputusan yang lain diambil berdasarkan suara dari rakyat negara tersebut ( Baladan Hadza.F, 2023). Pengertian dari demokrasi sendiri juga dijelaskan oleh beberapa para ahli, diantaranya, yaitu:

  • Josefh A Schmeter: demokrasi adalah pembuatan politik di mana para warga negara memilih pemimpin melalui pemilihan umum, dan para pemimpin ini mengambil keputusan atas nama warga negara.
  • Abraham Lincoln: demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
  • Aristoteles: demokrasi adalah hidup suatu kebebasan pada suatu negara, kebebasan begitu penting bagi setiap warga negara agar dapat saling berbagi kekuasaan di dalamnya.
  • Siney Hook: demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan dipegang oleh rakyat dan dijalankan oleh mereka secara langsung atau melalui kesepakatan.

Pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disebut pemerintahan demokrasi. Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistim pemerintahan yang berkedaulatan rakyat. Dilihat dari inti, prinsip utama dalam bentuk pemerintahan berasal dari demokrasi ada dua  yaitu, kebebasan/persamaan, dan kedaulatan rakyat (Maswadi Rauf, 1997).

Trend Media Sosial

Indonesia masuk ke dalam kategori negara dengan penduduknya yang terbanyak dengan berada di urutan ketiga dengan didominasi oleh generasi muda yang biasa dikenal sebagai generasi Z, diketahui pula bahwa di tahun 2022 lalu jumlah generasi muda ada 75,49 juta jiwa bisa dikatakan jumlah tersebut seperti seperempat dari populasi penduduk Indonesia. Dalam UU Nomor Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda adalah warga negara yang berumur 16-30 tahun, baik laki-laki maupun perempuan (Viva Budy.K, 2023). Berdasarkan data yang disuguhkan generasi muda dikatakan sebagai generasi emas karena banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada negara Indonesia yang berasal dari generasi muda walau perubahan yang diperlihatkan dari hal-hal kecil, majunya generasi muda juga dikarenakan faktor bahwa mereka ‘melek teknologi’ yang selalu berkembang terus-menerus adanya internet dan juga penggunaan media sosial beserta trend-trend yang berada di dalamnya semakin membuat generasi muda dapat mengetahui apa saja yang terjadi di Indonesia. Sementara itu pengertian dari media sosial sendiri adalah

Media Sosial (Social media) adalah media online yang sangat berhubungan dengan interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Saat ini media sosial yang sering digunakan oleh generasi muda juga yang sering digunakan dalam kampanye politik ialah Tiktok, Instagram, X (sebelumnya media sosial Twitter) dan Facebook. Sedangkan pengertian trend adalah segala sesuatu yang terus menerus di bicarakan, diperhatikan, dikenakan atau dimanfaatkan oleh banyak masyarakat pada saat tertentu.

METODE PENULISAN

penelitian ini menggunakan jenis atau pendekatan penelitian  Studi Kepustakaan (Library Research). Penelitian Kepustakaan (library research) adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literature (kepustakaan) baik berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Menurut M. Nazir (2003), studi kepustakaan merupakan  teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi pencarian terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Adapun pengertian Library Research menurut Syaibani(2012) adalah  semua usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk  Studi kepustakaan untuk menggabungkan informasi yang sesuai dengan topik atau masalah yang nantinya akan diteliti merupakan langkah yang paling utama dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori dan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemakaian Trend Media Sosial Pada Kampanye 2024

Kampanye sudah dimulai saat pemberitahuan mengenai siapa saja yang dicalonkan menjadi capres dan cawapres untuk periode 2024-2029 yang pastinya kampanye tahun ini lebih kuat daripada kampanye 2019 karena tahun ini yang mencalonkan sebagai presiden RI ada tiga (3) orang yang dimana paslon pertama ada Anies Baswedan dengan Cak Imin, lalu paslon kedua ada Prabowo Subianto dengan Gibran dan paslon ketiga ada Ganjar Pranowo dan Mahfudz MD. Kampanye dari 3 (tiga) paslon tersebut sama-sama kencangnya, para paslon tersebut gencar mengincar media sosial sebagai ajang mempromosikan visi dan misi juga janji-janji yang akan dilaksanakan jika mereka terpilih seperti janji dari paslon nomor tiga yaitu  mengupayakan legislasi untuk menciptakan lapangan kerja yang mudah diakses untuk kaum perempuan lalu ada juga janji dari paslon nomor dua yaitu memprioritaskan program penanganan banjir di tempat yang pemukimannya padat dan yang terakhir ada janji dari paslon nomor satu yaitu akan menaikkan honor/gaji TNI-POLRI tiap tahun dan juga memastikan dapat rumah dinas. Pada kampanye kali ini pun para paslon mencoba memakai  segala trend-trend yang ada di media sosial tujuannya tentu menggaet perhatian masyarakat melalui media sosial tersebut tak terkecuali para generasi muda yang pastinya sangat aktif dalam bermedia sosial, kampanye nya sendiri dijalankan oleh akun-akun partai yang mendukung para masing-masing paslon cara menarik perhatian masyarakat di media sosial mereka agar dapat terlihat pun juga kreatif seperti membikin animasi mengenai figur para paslon beserta tulisan-tulisan yang mengajak masyarakat agar memilih paslon tersebut di tanggal 14 Februari nanti, lalu ada yang membuat trend “jedag-jedug” atau yang biasa dikenal dengan JJ trend ini amat sangat terkenal di kalangan generasi muda cara mengikuti trend ini pun amat sangat mudah dengan hanya memasukkan foto/video saja ke aplikasi yang menyediakan edit jedag-jedug tersebut biasanya di aplikasi tersebut sudah ada template nya jadi hanya di tempel-tempel saja dan berhasil nama lain dari trend ini adalah ‘this is jedag jedug’ dengan menggunakan trend tersebut membuat masyarakat terutama anak muda akan merasa bahwa paslon yang memakai ‘this is jedag jedug’ terlihat seperti mereka yang gemar juga menggunakan trend seperti itu, lalu juga ada paslon yang memakai akun tiktok pribadinya untuk live atau siaran langsung dengan tujuan yang sama juga yakni menarik perhatian masyarakat walau di dalam live paslon tersebut tidak membahas mengenai janji-janji yang dipaparkan seperti di pemberitaan namun cara tersebut juga mampu menarik perhatian masyarakat khususnya anak muda, untuk saat ini pemakaian trend-trend media sosial cukup ampuh dalam menaikkan  atensi masyarakt terlihat perkembangannya di paslon satu yaitu Anies dengan Cak Imin dan Prabowo dengan Gibran.

Dampak Pemakaian Trend Media Sosial pada Kampanye 2024

Media sosial kini sangat mempengaruhi untuk pemilihan presiden nanti karena sekarang yang sering muncul dalam topik pembicaraan ialah pemilu menurut survey yang diselenggarakan di litbang Kompas mulai dari tanggal 29 November sampai tanggal 04 Desember 2023 terlihat bahwa tinggi sekali penggunaan media sosial oleh masyarakat dalam mengakses berita atau info-info yang terbaru seputar pemilu. Sebanyak 29,4 persen  responden memberi pernyataan bahwa sering melihat konten pemilu di media sosial( Eka Sakti. R, 2023).  Terkait komsumsi media sosial bagi masyarakat terhadap pemilu ini pun berbeda-beda ada yang lebih cenderung melihat konten-konten pemilu, ada juga yang lebib fokus melihat informasi pemilu beberapa kali dalam seminggu. Dampak pemakaian trend media sosial pada kampanye 2024  sebenarnya ada sisi positif dan negatifnya, sisi positif bagi yang masih menjadi tim golput atau biasanya disebut dengan orang yang memutuskan untuk tidak memilih paslon mana pun karena merasa bingung dengan melihat para paslon-paslon yang menyebarkan kampanye kita dapat melihat paslon mana yang cocok untuk mendapat suara kita namun di sisi negatifnya adalah banyak yang mengatakan pemilihan capres di tahun ini bukan dengan menggunakan akal namun mengandalkan perasaan emosional terutama anak muda yang cepat memberi opini  jika melihat video atau foto-foto paslon yang akan dipilih terlihat sedih didukung judul video yang menggiring kontroversi hal tersebut sangat lah fatal karena jika hanya mengandalkan penglihatan yang hanya ada di media sosial saja lalu memilih hanya karena merasa kasihan pada paslon tersebut atau yang lainnya dapat membahayakan negara Indonesia nantinya karena tidak dapat melihat dari sisi netral.

KESIMPULAN

Kampanye sudah dimulai saat pemberitahuan mengenai siapa saja yang dicalonkan menjadi capres dan cawapres untuk periode 2024-2029 yang pastinya kampanye tahun ini lebih kuat daripada kampanye 2019 karena tahun ini yang mencalonkan sebagai presiden RI ada tiga (3) orang yang dimana paslon pertama ada Anies Baswedan dengan Cak Imin, lalu paslon kedua ada Prabowo Subianto dengan Gibran dan paslon ketiga ada Ganjar Pranowo dan Mahfudz MD. Kampanye dari 3 (tiga) paslon tersebut sama-sama kencangnya, para paslon tersebut gencar mengincar media sosial sebagai ajang mempromosikan visi dan misi juga janji-janji yang akan dilaksanakan jika mereka terpilih. Dampak pemakaian trend media sosial pada kampanye 2024  sebenarnya ada sisi positif dan negatifnya, sisi positif bagi yang masih menjadi tim golput atau biasanya disebut dengan orang yang memutuskan untuk tidak memilih paslon mana pun karena merasa bingung dengan melihat para paslon-paslon yang menyebarkan kampanye kita dapat melihat paslon mana yang cocok untuk mendapat suara kita namun di sisi negatifnya adalah banyak yang mengatakan pemilihan capres di tahun ini bukan dengan menggunakan akal namun mengandalkan perasaan emosi terutama anak muda yang cepat memberi opini  jika melihat video atau foto-foto paslon yang akan dipilih terlihat sedih didukung judul video yang menggiring kontroversi hal tersebut sangat lah fatal.

SARAN

Pemakaian trend media sosial pada kampanye 2024 bagi para paslon memang sangat efektif jika ingin menarik perhatian masyarakat dan masyarakat pun bisa mengetahui siapa yang nantinya akan dipilih namun lebih baik lagi sebelum ingin memilih para paslon harus lah mencari informasi selain di media sosial agar dapat melihat dan menilai secara netral bukan hanya dengan perasaan emosional.

DAFTAR PUSTAKA

Miriam Budiardjo,Dasar-Dasar Ilmu Politik,2008,Jakarta: Gramedia,hal.404.

M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), 27.

Firosya Hadza, B. Apa itu demokrasi? Ini definisi, sejarah dan jenis-jenisnya. (2023). https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6891402/apa-itu-demokrasi-ini-definisi-sejarah-dan-jenis-jenisnya

Hidayati. N, (2014). Dinasti Politik dan Demokrasi Indonesia. Orbith. Vol 10, No.1: 18-21

Sulaeman. A. (2015). Demokrasi, Partai Politik, dan Pemilihan Kepala Daerah. Cosmogov. Vol 1. No:1.

Viva Budy.K. (2023). Hampir Seperempat Penduduk Indonesia adalah Pemuda pada 2022. 

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/10/hampir-seperempat-penduduk-indonesia-adalah-pemuda-pada-2022

Mulawarman, Perilaku Pengguna Media Sosial Beserta Implikasinya Ditinjau Dari Perspektif  Psikologi Sosial Terapan , Buletin Psikologi, Vol. 25, No. 1, (2017), 23

Eka Sakti, R. Media Sosial Pengaruhi Pemilih pada Pemilu 2024. (2023). https://www.kompas.id/baca/riset/2023/12/14/media-sosial-pengaruhi-pemilih-pada-pemilu-2024


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun