Gerakan Wahabi sering dikritik karena dianggap keras dan tidak toleran terhadap tradisi Islam lainnya. Mereka dituduh merusak situs-situs bersejarah Islam yang dianggap syirik.
Salafisme, terutama dalam bentuk yang lebih ekstrem, telah dikaitkan dengan radikalisasi dan terorisme oleh beberapa kelompok yang mengklaim mengikuti ajaran Salafi.
Pengaruh Global:
Pengaruh Saudi melalui pendanaan masjid, madrasah, dan beasiswa telah membantu menyebarkan ajaran Wahabi dan Salafi di berbagai negara.
Konflik di Timur Tengah, seperti Perang Afganistan, Irak, dan Suriah, telah memperkuat beberapa kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ideologi Salafi.
Awal Penyebaran dan Kekerasan
Penaklukan Najd dan Hijaz:
Pada awal perkembangan gerakan Wahabi, dengan dukungan Muhammad bin Saud, para pengikut Wahabi melakukan serangkaian penaklukan di wilayah Najd. Mereka memaksa masyarakat setempat untuk mengikuti ajaran mereka, sering kali dengan kekerasan.
Pada awal abad ke-19, mereka berhasil menguasai kota suci Makkah dan Madinah. Selama periode ini, banyak situs suci yang dianggap menyimpang dihancurkan, dan penduduk yang menolak ajaran Wahabi mengalami kekerasan.
Penghancuran Situs Suci:
Para Wahabi dikenal karena penghancuran berbagai situs suci dan makam yang mereka anggap sebagai tempat pemujaan syirik (kemusyrikan). Makam-makam yang dihormati oleh umat Islam lainnya, termasuk makam sahabat Nabi, dihancurkan karena dianggap menyimpang dari ajaran Islam murni.