Diantaranya banyak yang mendukung karena menilai ini merupakan titik terang untuk mengakhiri masa pandemi selama dua tahun belakangan. Namun sebagian masyarakat juga masih kontra akan keputusan ini. Menurut dr. Elang Samoedro, SpP. dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyarankan untuk tetap waspada hingga 2 minggu kedepan untuk mengantisipasi lonjakan kasus, terlebih lagi pasca lebaran.Â
Selain itu, beliau juga mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan melepas masker karena munculnya hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya dan dapat menyebar melalui saluran cerna dan saluran napas. Â Â
Selain dari sisi kesehatan, pro dan kontra dari keputusan melepas masker ini juga muncul dari sisi fashion. Sebagian masyarakat merasa lega karena mampu menunjukkan wajah dan riasan secara maksimal tanpa menggunakan masker.Â
Namun sebagian lagi merasa sudah terlalu nyaman mengenakan masker selama dua tahun dan belum siap melepaskannya. Bepergian tanpa menggunakan masker dinilai mengurangi rasa kepercayaan diri dan merasa ada hal yang kurang.
Dengan diterbitkannya kebijakan diperbolehkan melepas masker di ruang umum menandakan tingkat penyebaran Covid-19 di Indonesia sudah menurun dan tidak lagi mengancam.Â
Namun hal tersebut tidak membuat kita menjadi lengah akan protokol kesehatan karena masih mungkin jika angka penyebaran tiba-tiba melonjak. Selain itu penggunaan masker yang sudah terlanjur melekat sebagai bagian dari fashion menjadi faktor pertimbangan dalam tetap menggunakan atau melepas masker.
DAFTAR PUSTAKA
Nuraeni, Irma, dkk. 2021. Pencegahan Covid-19 Melalui Sosialisasi Penggunaan dan Pembagian Masker di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pengabdian Masyarakat 1(2).
https://indonesiabaik.id/infografis/bersiap-hadapi-new-normal-tidak-boleh-sembaranganÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H