24. Agen provokator: agen yang bertugas untuk bergaul dengan orang-orang yang dicurigai, berpura-pura bersimpati dengan tujuan mereka, lalu menghasut mereka melakukan tindakan yang memberatkan.
25. Agen sabotase: agen yang bertugas melakukan sabotase berupa pemusnahan fasilitas militer, transportasi, perhubungan, atau pengangkutan wilayah musuh.
26. Agen spionase: agen yang bertugas untuk mencari dan mengumpulkan bahan dan keterangan yang diperlukan oleh lembaga intelijen atau klien.
27. Agen tanam: agen yang bertugas menyusuk ke dalam wilayah atau organisasi tertentu dalam jangka waktu yang lama dan baru mendapatkan penugasan apabila waktunya dianggap sudah tepat.
28. Agen teror: agen yang bertugas melakukan teror di negara sasaran, seperti melakukan pembunuhan terhadap target tertentu di dalam negara tersebut yang dapat menimbulkan kecemasan.
29. Analisis intelijen: penerapan metode kognitif individu dan kolektif untuk menimbang data dan menguji hipotesis dalam konteks sosio-budaya rahasia.
30. Badan intelijen: badan pemerintah yang bertanggung jawab mengumpulkan, menganalisis, memata-matai, dan mengeksploitasi informasi intelijen guna mendukung tujuan penegakan hukum, keamanan nasional, pertahanan, dan kebijakan luar negeri.
31. Bias hasil (outcome bias): bias yang terjadi ketika hasil suatu keputusan digunakan untuk menentukan kualitas keputusan itu, padahal hasilnya tidak diketahui pada saat keputusan itu diambil.
32. Bias ketersediaan (availability bias): bias yang terjadi saat analis mendasarkan penilaiannya pada kemungkinan kejadian suatu peristiwa berdasarkan peristiwa yang paling mudah diingat
33. Drop hidup (live drop): teknik pertukaran data atau informasi antara dua agen dengan cara bertemu langsung atau bertatap muka.
34. Drop mati (dead drop): teknik pertukaran data yang dilakukan tanpa pertemuan antara pengirim dan penerima data di lokasi rahasia tempat material data dapat ditinggalkan untuk diambil oleh penerima data.