Hingga akhirnya cedera memaksa Boussaha minggir dari lapangan hijau. Ia mesti menepi untuk memilihkan diri. Pada 2023, ia pulih dari cedera panjang. Ia ingin kembali bermain di lapangan hijau. Namun, ia terkena diskriminasi dan rasialisme.
Sebagai seorang Muslimah, Boussaha memutuskan untuk berhijab. Keputusan itulah yang membuatnya tidak bisa bermain lagi di Prancis. Terpaksa ia hijrah ke Al Nassr di Arab Saudi. Dia pilih meninggalkan Prancis dan membela timnas senior Aljazair.
Ke mana Diallo dan konco-konco pengurus sepakbola Prancis ketika Boussaha dipaksa berhenti dari dunia sepakbola gara-gara hijab yang menghiasi kepalanya? Mereka tidak bersuara. Tidak juga membela hak asasi Boussaha untuk bermain sepakbola.
Mereka seperti kucing disiram air. Diam membisu alih-alih berteriak lantang membela keadilan dan kesetaraan pemain sepakbola.
/3/
Kesetaraan di Prancis memang sebatas aksioma. Sejak dahulu kala sudah begitu. Ya, kesetaraan kaum borjuis kapitalis dan kelas pekerja, misalnya, sebatas pemanis bibir belaka, tidak cukup berarti, tidak mengubah bentuk abstrak dari ketidaksetaraan aktual, dan tidak berfaedah apa-apa.
Kesetaraan yang kerap digembar-gemborkan di antero Prancis tidak lebih dari gagasan formalis dalam pengertian dialektis yang ketat. Dibicarakan, tetapi tidak dipraktikkan. Dimimpikan, tetapi tidak diwujudkan.
Jika semua manusia berada dalam keadaan setara, berarti semua manusia harus diperlakukan setara. Jika orang yang berkulit hitam manusia juga, berarti mereka harus segera diperlakukan sebagaiman lazimnya orang-orang memperlakukan manusia.
Jika semua atlet berada dalam keadaan setara, berarti semua atlet perempuan yang berhijab setara dengan atlet yang tidak berjilbab. Mereka sama-sama dapat mewakili Prancis di Olimpiade Paris.
Persoalan aksioma kesetaraan di Prancis sudah tampak pada masa Revolusi Prancis. Jakobin, selaku faksi penguasa Pemerintahan Teror, memberlakukan "ekstremisme politik egaliter" atau "radikalisme berlebihan". Â
Ketika Revolusi Prancis pecah, histeria dan ketakutan menjadi sesuatu yang biasa. Kian parah akibat roti langka dan, kalaupun ada, harganya tidak terjangkau. Lalu, depresiasi mata uang yang terjun bebas. Pada musim panas 1793, warga Prancis rata-rata didera kemiskinan dan kelaparan.