Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Mengintip Hati Intelijen: Resensi Buku 'Menyingkap Selubung Intelijen'

18 Juli 2024   15:04 Diperbarui: 19 Juli 2024   17:56 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasuki dunia spionase atau mata-mata (Gambar: Yudi Irawan)

Pada Bagian Satu: Seluk-Beluk Intelijen, penulis mendaras soal (1) apa itu intelijen; (2) menyelami lubuk intelijen; (3) mengapa negara butuh intelijen; (4) melihat sejarah intelijen di dunia; (5) mengudar sejarah intelijen di Indonesia; (6) mengulik ragam intelijen; dan (7) melihat intelijen bekerja.

Penulis dengan tedas mengudar tentang Sisik Melik Intelijen pada bagian dua, yang terdiri atas (1) mengulik jenis-jenis agen; (2) karakteristik profesi intelijen; (3) personalitas insan intelijen; (4) stabilitas emosi agen intelijen; (5) analis intelijen, melihat apa yang tidak terlihat; (6) tiga bekal analis bekerja; dan (7) berkenalan dengan intelijen bisnis.

Nah, salah satu bagian yang baru saya ketahui sampai-sampai membuat mata saya membeliak adalah soal intelijen bisnis. Ternyata dunia bisnis pun menggunakan jasa intel. Para intelijen bisnis bekerja memata-matai musuh bisnis, mencari produk apa yang tengah pesaing produksi, mengulik bagaimana kompetitor memproduksi sesuatu, dan menganalisis daya saing satu entitas bisnis dalam satu lini bisnis.

Rahasia lain yang baru saya ketahui adalah tidak semua intel itu tentara atau polisi. Ada intel yang memang sebatas aparatur sipil biasa. Bahkan, sekarang ada sekolah tinggi yang spesifik mendidik calon intel.

Apakah hanya dua bagian di atas yang ada dalam buku Menyingkap Selubung Intelijen? Tidak. Masih ada satu bagian. Khusus bagian tiga, hal-hal "di luar nurul" tentang intel dibahas oleh penulis dengan nikmat.

Berapa gaji intel, apakah istri seorang intel tahu profesi suaminya, bagaimana seseorang direkrut menjadi intel, dan macam-macam. Terkait dengan gaji, jelaslah upah seorang intel cukup untuk menafkahi sebuah keluarga. Jadi, para peminat intel tidak perlu takut keluarganya nanti mati kelaparan karena kurang gaji dan gajih.

Kelebihan lain dari buku ini adalah penuturan yang kadang dikaitkan dengan film atau buku tertentu. Menyibak cara kerja intel, misalnya, dibabar dengan mereviu sebuah film. Adegan dalam film yang penuh dengan aksi intelijen disingkap amat jernih.

Maka, bacalah buku ini sebelum ajal datang menjemput. Sebab, tidak saban waktu kita mengetahui dunia yang sama sekali tidak pernah kita sentuh. Lalu, ketika saya berimajinasi memasuki sebuah ruang kelas sekolah menengah, mendadak saya kaget karena ada yang berteriak lantang, "Saya ingin menjadi intel!"

Senjata intelijen bukanlah pisau atau pistol, melainkan kecerdasan otaknya (Gambar: Yudi Irawan) 
Senjata intelijen bukanlah pisau atau pistol, melainkan kecerdasan otaknya (Gambar: Yudi Irawan) 

Selamat memasuki dunia intelijen, Kawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun