Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Karakter Lewat Ilmu Fisiognomi Kuno Turatea

4 Maret 2023   10:22 Diperbarui: 4 Maret 2023   10:25 2897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lewat tulisan ringkas dan sahaja ini, kita akan mendaras lontarak panngissengang yang mengulas tentang pannanrai giok-gauk (penanda karakter).

Kita akan singkap lontarak panngissengang milik Silang Magga. Beliau adalah penulis lontarak dengan aksara Serang. Semasa hidup beliau menetap di Borongtammatea, Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan. Empat naskah lontarak beraksara Serang dan sebuah lontarak biasa diserahkan kepada penulis pada 26 Juni 2003 untuk ditransliterasi, diterjemahkan, dan dikaji. Naskah dikembalikan kepada pemilik pada 22 Mei 2007.

Dalam lontarak panngissengang itu tercatat:

Iami anne passalak ampau-paui giok-gaukna rupataua battu ri tanra-tanra ri batang kalengna, bajik burakne bajik baine. Lonna sarro loei julena, pakabellai kalengnu. Lonna sarro loei kanangna, pakareppeseki kalengnu.

[Inilah pasal yang mengulas gerak-gerik manusia berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada dirinya, baik lelaki maupun perempuan. Jikalau amat banyak hal jelek, jauhkanlah dirimu. Jikalau banyak sekali hal baik, dekatkan dirimu.]

Naskah yang ditulis dalam aksara Serang (aksara Arab, tetapi berbahasa Makassar) ini dibuka dengan kalimat "iami anne passalak ampau-paui giok-gaukna rupataua battu ri tanra-tanra ri batang kalenna". Frasa giok-gauk dalam bahasa Indonesia berarti 'gerak-gerik', sedangkan kata ulang tanra-tanra berarti "ciri-ciri atau tanda-tanda'. Kata tanra dalam bahasa Makassar berarti 'ciri atau tanda' dalam bahasa Indonesia.

Mukadimah lontarak juga memuat amar berupa "lonna sarro loei julena, pakabellai kalennu; lonna sarro loei kanangna, pakareppeseki kalengnu". Kata loe berasal dari bahasa Makassar dialek Turatea yang berarti 'banyak'. Dalam dialek Lakiung biasanya menggunakan kata 'jai' yang berarti 'banyak'. 

Amar itu adalah pewatas yang jelas agar kita sebaiknya menjauhkan diri apabila bertemu seseorang dengan ciri-ciri fisik yang cenderung lebih banyak menandai karakter jelek dari dirinya. Sebaliknya, mendekatkan diri apabila bertemu dengan orang yang memiliki ciri-ciri fisik yang lebih banyak menunjukkan karakter baik.

Baca: I Maddi Daeng Rimakka, Tokoh Fiksi atau Fakta?

Karakter Seseorang Berdasarkan Kepala

Lontarak pannggisengang menguraikan karakter seseorang menurut ciri fisik kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun