Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Karakter Lewat Ilmu Fisiognomi Kuno Turatea

4 Maret 2023   10:22 Diperbarui: 4 Maret 2023   10:25 2897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karakter Wajah (Gambar: Franz Xaver Messerschmidt, The Vexed Man, The J. Paul Getty Museum, Los Angeles, CA), Ken Gonzales-Day

SEJAK dahulu kala, wajah dianggap sebagai cerminan kepribadian seseorang. Dengan melihat dan mengenali wajah seseorang maka kita lebih mudah memahami karakter atau kepribadian orang tersebut.

Wajah menjadi unsur penting dalam berinteraksi dengan orang lain, karena memberikan banyak informasi tentang suasana hati, temperamen, karakter, serta status sosial dan ekonomi. Itu pula sebabnya muncul ilmu fisiognomi yang secara khusus mempelajari hubungan antara wajah dan karakter.

Fisiognomi bukanlah disiplin ilmu yang baru muncul, melainkan ada sejak ribuan tahun lalu. Kira-kira 2000 tahun silam, para tabib Cina mendiagnosis penyakit dengan cara membaca wajah pasien. Mereka meyakini bahwa wajah mampu menggambarkan karakteristik, tabiat, temperamen, dan energi seseorang.

Dalam konsep pembacaan wajah Cina, manusia memiliki tiga bagian tubuh yang harus diurai dan dibaca, yakni tubuh fisik, roh, dan jiwa. Tubuh fisik bersifat konkret sehingga dapat dilihat, disentuh, atau diraba, sedangkan roh dan jiwa bersifat abstrak sehingga keberadaannya hanya bisa dirasakan. Selanjutnya, tubuh fisik dikendalikan oleh roh (spiritual) dan jiwa (mental). Pengetahuan membaca wajah kemudian memantik tumbuhnya pengetahuan tentang akupuntur, Feng Shui, dan Qi Gong.

Ilmu fisiognomi berkembang juga di Barat. Pada masa lampau, ilmuwan Yunani mempelajari karakter seseorang melalui bentuk wajah, anggota tubuh, rambut, dan suara. Aristoteles dan Hippocrates meyakini adanya hubungan erat antara ciri fisik dengan kepribadian seseorang. Setelah itu Shakespeare, Milton, dan Dryden menemukan prinsip-prinsip fisiognomi.

Pada abad ke-18, Johan Kaspar Lavater menemukan hubungan antara ciri-ciri wajah dan kondisi mental. Seabad kemudian, Franz Joseph Gall mengajukan teori frenologi. Edward Jones, seorang hakim asal Los Angeles, pada 1930-an mengamati gerak-gerik atau mimik wajah untuk mengidentifikasi kejahatan seseorang. Ia juga menggunakan fisiognomi dalam proses memilih juri. Berikutnya, Paul Ekman pada 1960 mengemukakan konsep tentang wajah sebagai instrumen yang penting dalam berkomunikasi.

Pengetahuan tentang membaca tubuh fisik untuk mengetahui kepribadian muncul juga di Nusantara. Sebuah naskah yang ditulis dengan menggunakan aksara Arab-Pegon tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah yang berkaitan dengan fisiognomi itu berjudul Wirasat Sapi'i yang disunting oleh T. E. Bahrend (1998) dengan nomor panggil Br 8. Dalam naskah itu terdapat cara membaca kepribadian seseorang melalui kepala, rambut, dahi, telinga, alis, mata, hidung, dan bibir.

Sementara itu pada 1991/1992, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI melaksanakan proyek proyek penelitian dan pengkajian kebudayaan Nusantara, seperti menelaah lontarak panngissengeng di Sulawesi Selatan.

Baca: Mengenal Lontarak Panngissengang, Warisan Tradisi Literasi Turatea

Fisiognomi dalam Lontarak Panngissengang

Lewat tulisan ringkas dan sahaja ini, kita akan mendaras lontarak panngissengang yang mengulas tentang pannanrai giok-gauk (penanda karakter).

Kita akan singkap lontarak panngissengang milik Silang Magga. Beliau adalah penulis lontarak dengan aksara Serang. Semasa hidup beliau menetap di Borongtammatea, Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan. Empat naskah lontarak beraksara Serang dan sebuah lontarak biasa diserahkan kepada penulis pada 26 Juni 2003 untuk ditransliterasi, diterjemahkan, dan dikaji. Naskah dikembalikan kepada pemilik pada 22 Mei 2007.

Dalam lontarak panngissengang itu tercatat:

Iami anne passalak ampau-paui giok-gaukna rupataua battu ri tanra-tanra ri batang kalengna, bajik burakne bajik baine. Lonna sarro loei julena, pakabellai kalengnu. Lonna sarro loei kanangna, pakareppeseki kalengnu.

[Inilah pasal yang mengulas gerak-gerik manusia berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada dirinya, baik lelaki maupun perempuan. Jikalau amat banyak hal jelek, jauhkanlah dirimu. Jikalau banyak sekali hal baik, dekatkan dirimu.]

Naskah yang ditulis dalam aksara Serang (aksara Arab, tetapi berbahasa Makassar) ini dibuka dengan kalimat "iami anne passalak ampau-paui giok-gaukna rupataua battu ri tanra-tanra ri batang kalenna". Frasa giok-gauk dalam bahasa Indonesia berarti 'gerak-gerik', sedangkan kata ulang tanra-tanra berarti "ciri-ciri atau tanda-tanda'. Kata tanra dalam bahasa Makassar berarti 'ciri atau tanda' dalam bahasa Indonesia.

Mukadimah lontarak juga memuat amar berupa "lonna sarro loei julena, pakabellai kalennu; lonna sarro loei kanangna, pakareppeseki kalengnu". Kata loe berasal dari bahasa Makassar dialek Turatea yang berarti 'banyak'. Dalam dialek Lakiung biasanya menggunakan kata 'jai' yang berarti 'banyak'. 

Amar itu adalah pewatas yang jelas agar kita sebaiknya menjauhkan diri apabila bertemu seseorang dengan ciri-ciri fisik yang cenderung lebih banyak menandai karakter jelek dari dirinya. Sebaliknya, mendekatkan diri apabila bertemu dengan orang yang memiliki ciri-ciri fisik yang lebih banyak menunjukkan karakter baik.

Baca: I Maddi Daeng Rimakka, Tokoh Fiksi atau Fakta?

Karakter Seseorang Berdasarkan Kepala

Lontarak pannggisengang menguraikan karakter seseorang menurut ciri fisik kepala.

Uru-uruna tangarak ri ulu. Tulompoa ulunna luaraki nawa-nawanna, tarangi panngukranginna, porei busa bawana, bajiki atekakna, upaki tallasakna, mingka jai tongi ranggaselana. Naia tusitannga-tanngaya ulunna sitaba-tabaji panngassenganna, bajik na pore kananna, loei akkalakna, siagaang bajiki ampe-ampena. Tucakdia ulunna tanrana sikakdeki panngasenganna, seppaki nawa-nawanna, nakasaki sarena, mingka bajiki panngukranginna. Punna ciduki sekakdek ulunna tanrana turewa natanreka tau nakamallakkang. Punna baine tanrana tampoi antu, pakkuttuang, siagaang labo.

[Pertama, tampak dari kepala. Orang dengan kepala berukuran besar pertanda luas wawasan dan pengetahuannya, tajam ingatannya, baik itikadnya, banyak kemujuran dalam hidupnya, tetapi banyak juga kekhawatirannya. Adapun orang dengan kepala berukuran sedang berarti pengetahuannya juga sedang-sedang saja, bagus dan lancar kata-katanya, banyak akal, serta baik tabiatnya. Adapun orang dengan kepala berukuran kecil berarti kurang pengetahuannya, sempit akalnya, dan sial nasibnya. Jika kepalanya agak sedikit runcing berarti ia seorang yang pemberani dan tidak gentar pada apa pun. Jika ia perempuan pertanda angkuh, pemalas, dan boros.]

Kata ranggasela berarti 'kecemasan, kekhawatiran, dan keragu-raguan'. Tabiat itu cenderung dimiliki oleh orang berkepala besar karena terlalu banyak pertimbangan. Ada "bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu" tiap memikirkan atau merancang sesuatu sehingga agak lamban atau lambat dalam mengambil keputusan. Kelebihannya, selalu matang saat merancang atau merencanakan sesuatu. 

Adapun frasa seppaki nawa-nawana berarti 'sempit akal'. Jadi, tidak banyak berpikir. Apabila sudah bertemu "jalan buntu" maka akan mudah menyerah. Sementara itu, kata loba dalam bahasa Makassar dialek Turatea bermakna "boros".

Ada empat karakter yang bisa diketahui dari bentuk kepala, yakni (1) kepala besar identik dengan keluasan wawasan dan pengetahuan, ketajaman ingatan, kebaikan itikad, dan kemujuran hidup, tetapi identik juga dengan rupa-rupa kekhawatiran; (2) kepala sedang identik dengan kecukupan wawasan dan pengetahuan, ketangkasan dalam berpikir, kemahiran berbicara, dan kebaikan tabiat; (3) kepala kecil identik dengan  kekurangan wawasan dan pengetahuan, kesempitan akal, dan kesialan hidup; dan (4) kepala runcing identik dengan keberanian.

Baca: I Maddi Daeng Rimakka dan Tipu-Tipu Belanda

Karakter Seseorang Berdasarkan Rambut

Lontarak pangnggisengang menguraikan karakter seseorang menurut ciri fisik rambut.

Makarua tangarak ri uk. Punna lambusuk nakakbak tanrana lammorok dallek. Lambusuk narotasak tanrana iami antu pakkuttuang. Lambusuk nalangkarak tanrana parruk gallangngang. Punna akgallung, kakbak, nalumu tanrana bajik ampei siagaang parrangi anngammuk lokok iareka pakrisik ati.

Punna akgallung nakakdorok tanrana bodo nawa-nawa siagaang balereki iareka lompo cinnai. Punna akgallung, lumu, mingka langkarak tanrana sibakuki. Punna akguriting nalangkarak tanrana pakkuttuangi nabalala. Punna akguriting nakakdorok tanrana paklarroang siagaang kodi pakmaika ri paranna rupatau. Punna akguriting nalumu tanrana pakimburu nalintak lamma.

Punna akkuriciccik, langkarak, nakakdorok, tanrana tegasaki siagaang nakasaki sarenna. Punna akkuriciccik, kakbak, nakakdorok tanrana rewa natea nibeta. Punna lannying akkilang-kilang tanrana sabbaraki, lammorok dallek, siagaang lakbu nawa-nawa. Punna didi iareka eja--lakbi payya punna gauki matanna--tanrana lompo nakasaki. Punna lekleng lannying akkilang-kilang tanrana terasaki annakgalak janji siagaang maloei gauk bajikna.

[Kedua, tampak dari rambut. Rambut yang lurus dan lebat pertanda murah rezeki. Lurus dan kusut pertanda pemalas. Lurus dan jarang pertanda kikir. Jika ikal, lebat, dan lembut berarti baik perangainya, tetapi lama memendam sakit atau luka hati.

Jika ikal dan kaku pertanda sempit akal dan besar berahi. Jika ikal, jarang, dan lembut berarti pelit. Jika keriting dan jarang pertanda malas dan rakus. Jika keriting dan kaku pertanda pemarah dan tidak baik hati kepada sesama manusia. Jika keriting dan lembut pertanda pertanda mudah cemburu dan cepat lemah---mudah menyerah.

Jika kribo, jarang, dan kaku pertanda keras hati dan bernasib sial. Jika kribo, tebal, dan kaku pertanda berani dan tidak mau mengalah. Jikalau bersih berkilau-kilau pertanda murah reziki, banyak akal, dan penyabar. Jika merah atau kuning--terutama kalau matanya berwarna biru--pertanda amat sial. Jikalau hitam dan berkilau-kilau pertanda kuat memegang janji dan banyak perbuatan terpujinya.]

Kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan bentuk rambut adalah lambusuk (lurus), akgallung (ikal), akguriting (keriting), dan akkuriciccik (kribo), sedangkan kata yang digunakan untuk menggambarkan kondisi rambut di antaranya rotasak (kusut), langkarak (jarang), kakbak (lebat), kaddorok (kaku), lumu (halus, lembut), dan lannying (bersih), serta akkilang-kilang (berkilau-kilau).

Adapun untuk warna memakai kata eja (merah), didi (kuning), dan lekleng (hitam). Selain itu ada pula kata balerek (genit) dan lompo cinna (besar berahi). Penggunaan akhiran --i pada balereki berarti "dia genit" dan lompo cinnai berarti "dia besar berahi".

Lontarak panngissengang menunjukkan bahwa karakter seseorang jikalau ditilik dari bentuk rambut terbagi atas (1) rambut lurus--meliputi rambut lurus dan lebat, lurus dan kusut, serta lurus dan jarang; (2) rambut ikal--meliputi rambut ikal yang lebat dan lembut, rambut ikal yang kaku, serta rambut ikal yang jarang dan lembut; (3) rambut keriting--meliputi rambut keriting yang jarang, rambut keriting yang kaku, dan rambut keriting yang lembut; (4) rambut kribo--meliputi rambut kribo yang jarang dan kaku, serta rambut kribo yang tebal dan kaku. Jikalau ditilik dari warna rambut terbagi atas (1) rambut merah atau kuning, dan (2) rambut berwarna hitam. [kp]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun