Ada dua peristiwa mengerikan dan menyedihkan yang sulit dilupakan oleh penggemar Barcelona. Pertama, "dikencingi" 8-2 oleh Bayern Muenchen pada 14 Agustus 2020. Kedua, dikangkangi 4-1 oleh PSG pada 16 Februari 2021 di kandang sendiri.
Kegemilangan Barcelona kontan sirna gara-gara dua kekalahan itu. Buntutnya panjang. Bos Barcelona, Josep Maria Bartomeu mengundurkan diri. Makin sesak dada penggemar Barcelona manakala mantan presiden klub terciduk polisi. Skandal Barcagate pun mengemuka.
Senin (08/3/2021) dinihari, Minggu malam waktu Barcelona, presiden baru terpilih. Joan Laporta. Raihan suara sosok ambisius yang pernah memimpin Barca pada periode 2003 dan 2007 itu unggul jauh dari dua pesaingnya. Ia meraup 19.293 atau sekisar 57,69% dari total suara.
Victor Font selaku penantang terkuat hanya meraup 10.404 suara (31,11%), sedangkan Toni Freixa hanya kebagian 3.347 suara (10,01%). Font maupun Freixa pun memberikan ucapan selamat bagi sang pemenang. Dua kandidat itu sama-sama mendoakan yang terbaik bagi Barcelona.
Dari pemain hingga mantan petinggi kompak memberikan suara
Pada pukul 15.15 (waktu Barcelona), mantan bos tiba di lokasi pemungutan suara. Bartomeu tidak minim prestasi, tetapi Barcelona sempat limbung pada masa kepemimpinannya. Ada 12 trofi yang diraih Los Cules selama Bartomeu menjadi presiden.
Satu gelar Liga Champions, satu Piala Dunia Antarklub, satu Piala Super Eropa, tiga gelar La Liga, empat Piala Copa del Rey, dan dua Piala Supercopa de Espana nangkring di lemari trofi Barca. Bukan prestasi kacang-kacang. Namun, berbagai intrik mewarnai kepemimpinannya.
Dilansir fcbarcelona.cat, mantan pelatih yang pernah memberikan satu trofi Liga Champions, Luis Enrique Martines, tiba di bilik suara pada pukul 13.10. Sementara itu, mantan presiden Sandro Rosell tiba lebih dulu pada pukul 11.40.
Salah satu kandidat, Victor Font, turut menumpahkan isi hatinya setelah memilih. "Ini pemilihan paling penting dalam sejarah kontemporer klub. Masa depan berada di tangan pemilih," ujarnya dengan penuh harap, sebagaimana diungkap @fcbarcelona_cat.
Sementara itu, sang kapten yang tengah memimpin biduk Barcelona juga memberikan suaranya. Lionel Messi mendatangi tempat pemungutan suara bersama putra keduanya. Wajahnya tampak berseri-seri. Seakan-akan dari sana memancar harapan-harapan baru untuk presiden terpilih.
Laporta, sang mantan yang kembali
Joan Laporta bukanlah muka baru di kubu Barcelona. Ia pernah memimpin Barcelona dari 15 Juni 2003 hingga 30 Juni 2010. Pengacara yang mengomandoi firma hukum Laporta & Arbos itu terkenal sarat prestasi saat memimpin tim kebanggaan rakyat Katalunya.
Laporta sosok yang tegas. Semasa menjabat presiden, ia berhasil melumpuhkan Boixos Nois dari Stasion Camp Nou. Suporter garis keras yang kerap memicu kerusuhan tidak mendapat tempat lagi di stadion keramat Barcelona.
Jersi tanpa sponsor juga merupakan salah satu prestasi kontroversial Laporta. Alih-alih menggali untung lewat sponsor di jersi klub, Barcelona malah menyumbang 1,5 juta Euro kepada UNICEF. Belum cukup. Logo UNICEF pun terpajang indah di kostum kesebelasan.
Prestasi Barcelona selama dinakhodai Laporta pun cukup tokcer. Sebanyak 4 trofi La Liga mengisi lemari kaca. Ditambah pula dengan 2 gelar Liga Champions, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Dunia Antarklub, 1 gelar Copa del Rey, serta 3 kali juara Supercopa de Espana.
Mantan yang kembali. Tidak sedikit suporter yang berharap kejayaan Barcelona tiba bersama kembalinya si mantan bos. Mungkin berat menyamai prestasi enam gelar dalam semusim saat Barcelona dibesut Josep Guardiola, setidaknya mendekati.
Kegemilangan pemain muda La Masia
Mantan yang penuh cinta dan dedikasi. Begitulah gambaran abstrak Laporta atas Barcelona. Ia tidak hanya piawai mencari dan merekrut pemain dari antero dunia, tetapi juga moncer dalam mengorbitkan pemain muda. Selama memimpin Barca, komitmennya atas La Masia tidak perlu diragukan. Messi termasuk pemain yang menjadi bukti kepedulian Laporta.
Laporta memang inovatif. Pengacara yang sempat mengisi kursi DPR Katalunya semasa terjun di kancah politik itu punya segudang cara untuk mengatrol prestasi Barca. Ia rekrut pelatih yang sejalan dengan visinya. Frank Rijkaard dan Pep Guardiola. Ia kontrak pemain yang sesuai dengan harapannya. Ronaldinho, Thiery Henry, Samuel Eto'o, dan Deco di antaranya.
Namun, kebijakan Laporta mengorbitkan produk binaan asli menjadi kenangan indah. Bintang muda bertumbuh dan bertambah semasa ia menjabat presiden. Carles Puyol, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Victor Valdes di antaranya. Termasuk pula, Lionel Messi.
Sehari sebelum pemilihan presiden, Laporta menyaksikan gol bersejarah yang dicetak oleh intan La Masia, Ilaix Moriba. Selain itu, ia juga melihat aksi pemain muda lain, seperti Oscar Mingueza dan Rique Puig. Mereka berjibaku bersama rekrutan muda berkelas, seperti Frankie de Jong, Pedri, dan Sergino Dest.
Masa depan yang cerah bagi anak-anak muda Barcelona. Ansu Fati dan Ronald Araujo yang kini menjalani proses pemulihan menambah kental darah La Masia. Belum lagi kehadiran Trincao yang kian sigap menggiring bola dan mencetak gol.
Selamat datang, Laporta. Semoga kiprahmu sesukses dahulu. Visca Barca! [kp]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H