***
RAHASIA KEDUA aku bongkar habis-habisan pada bagian ini, Kawan, jadi jauhkan dulu kantukmu. Hehehe. Silakan seduh kopi atau teh atau minuman apa saja. Kalau perlu sediakan kudapan. Bak menonton bioskop saja. Otak kenyang, perut kenyang.
Apakah sudah cukup dengan tiga poin pada rahasia pertama untuk menulis memoar secara terukur dan tertata? Belum. Biasanya, aku menyusun jadwal penulisan. Jadwal itu tidak semata-mata berisi apa dan kapan, tetapi juga meliputi persentase pekerjaan.
Kalau di dunia konstruksi, tiap detail pekerjaan ada persentasenya. Saat menulis memoar yang berhubungan dengan klien, aku juga begitu. Misalnya, riset data primer. Dalam 100% pekerjaan, riset data primer merupakan 10% dari bobot pekerjaan. Ketika riset itu kelar, berarti pekerjaanku baru rampung 10%. Masih jauh dari selesai.
Apa faedahnya? Tolok ukur. Jika penulisan memoar merupakan proyek berbayar (maaf, nilai proyeknya tidak kucantumkan), tidak akan terjadi selisih pendapat karena persentase pekerjaan sudah disepakati duluan. Jadi, tidak ada pihak yang merasa diakal-akali.
Silakan lihat bidik layar berikut. O ya, ini sekadar contoh, jadi tidak aku tampilkan keseluruhan.
Keren, kan? Sudahlah, Kawan, mengiya saja!
***
RAHASIA KETIGA akan kubongkar habis-habisan juga, Kawan. Pada bagian ini akan kusajikan bagi kamu soal bagaimana aku mulai menyusun kerangka. Seperti yang telah kusajikan pada tangkap layar di atas, bagian penyusunan kerangka ini berbobot 5% pekerjaan. Tidak enteng, tetapi tidak rumit juga. Namun, hasilnya sangat menentukan bagi kemudahan dan kelancaran penulisan.