Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rahasia Dapur Menembus Artikel Utama

4 Februari 2021   05:05 Diperbarui: 4 Februari 2021   05:11 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

O ya, saya memperlakukan semua karya saya laksana anak. Semuanya anak kandung. Jadi, saya tidak menganaktirikan tulisan di Kompasiana. Kualitas tulisan saya setara tanpa pilih media. Saat masih doyan mengirim karya ke koran, saya tidak membeda-bedakan koran nasional dan koran daerah. Baik dimuat di koran daerah maupun nasional, karya itu pasti mengikutkan nama saya.

Dengan demikian ada syarat yang mesti ada pada "menulis sesuatu yang saya sukai". Syarat itu adalah mesti kualitas Khrisna. Gaya bahasa karya saya yang dibukukan dengan yang tayang di Kompasiana juga setara. Kenapa? Nanti ada karya (baca: anak intelektual) yang mempertanyakan mengapa ia diperlakukan berbeda.

Sejak masuk ke apartemen raksasa bernama Kompasiana, tahun 2016, saya sering menaja puisi. Ada yang tembus AU, ada yang hanya sampai Pilihan. Soal bahagia, tetap setara. Semua puisi yang saya anggit adalah anak-anak saya yang harus saya perlakukan sama.

Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
Puisi "Kau Bersila dan Membisu di Gelas Kopi" menembus bilik AU pada 27 Juli 2016. O ya, sekalipun saya pesan kamar sejak Februari, saya baru aktif menulis pada Juni 2016. Kok, telat? Saya mengamati keadaan dulu. Saya baca situasi dulu.

Puisi kedua yang dapat saya ajukan sebagai contoh adalah "Dia yang Memunggungimu". Puisi ini tayang pada 13 Juli 2016. Puisi tersebut sebenarnya saya anggit tahun 2015, tetapi lama saya tahan di laptop. Saya menyebutnya, masa pengendapan. Setelah saya rasa matang, baru saya pajang.

***

Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
RAHASIA ketiga, menulis sesuatu yang saya inginkan. Saya perjelas dulu, ya. Tidak semua hal yang ingin saya tulis merupakan bidang yang saya kuasai atau sukai. Dalam hal ini, saya benar-benar memilih-milih tema. Politik, humaniora, dan sepakbola masuk dalam kategori ini.

Artikel berjudul "Ahok dan Seni Menohok" dapat saya ajukan sebagai contoh. Artikel itu saya tulis pada 10 Agustus 2016, jauh sebelum Ahok terpeleset lidah. Dalam artikel tersebut, saya harap, Ahok--selaku sosok yang saya kagumi--bersedia mengerem lidah, sebab hal itu dapat menjatuhkan elektabilitasnya menjelang Pilgub DKI Jakarta.

Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
Saya juga menyukai pernak-pernik kebudayaan, termasuk manusia sebagai makhluk budaya (ada huruf /d/ pada budaya, ya, jangan dibuang). Pada pertengahan Juli 2017, kebiasaan cocokologi mulai menjangkiti banyak orang. Lahirlah artikel berjudul "Bahkan Seandainya Fenomena Gajah Mada Benar".

***

Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
Bidik layar yang masuk Artikel Utama (Dokpri)
RAHASIA keempat, menulis sesuatu yang tengah tren. Ini rahasia keempat yang sekarang sudah disediakan rubrik khusus di Kompasiana. Sebagai pengamat receh yang kerap mengamati gerak-gerik netizen di media sosial, saya sering mengambil tema yang tengah tren atau viral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun