Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jika Otakmu Butek, Menulislah sambil Mendengarkan Musik

30 Januari 2021   19:19 Diperbarui: 30 Januari 2021   19:57 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ingin suasana variatif, saya putar lagu favorit. Lewis Capaldi dengan Someone You Loved, duet Lady Gaga dan Bradley Cooper dalam Shallow, serta Rihanna dengan Stay merupakan tiga di antara sekian banyak lagu yang dapat memicu laju imaji saya.

Saya menggunakan lagu sebagai perangsang banjirnya ide ketika ingin:

  • menulis artikel atau karya sastra;
  • menyiapkan presentasi untuk pelatihan, seminar, atau lokakarya;
  • mencari ilham; dan
  • membaca buku yang isinya saya butuhkan.

Kadang-kadang pikiran dan gagasan kita seperti sepasang kekasih yang sedang musuhan sehingga enggan berdekatan. Sekeras apa pun kita pusatkan konsentrasi, mereka tetap menjaga jarak. Analisis kita menjadi sayur yang hambar. Tilikan kita merupa pemandangan batin monokromatik, satu warna saja.   

Jika kita suka musik, itu salah satu jalan keluarnya. Musik mampu mengalirkan energi kreatif yang membuat kita terpana. Musik dapat membantu kita memahami kondisi batin, menelaah pikiran, dan menemukan perasaan tersembunyi yang lama mengendap di dalam batin.

Setelah mendengarkan musik, The Creation gubahan Frans Joseph Haydn misalnya, sepasang kekasih yang tengah bertelingkah itu akhirnya berdamai. Mereka duduk bersisian di bilik fokus. Mereka mengantar saya menuju gelombang ide yang mengalun tak henti-henti.

Ketika berjauhan dengan perempuan yang saya cintai, ketika saya berhajat menulis apa yang tengah saya rasakan akibat berjauhan itu, ketika perasaan saya dililit sendu alih-alih raung ide, saya putarlah lagu Ku Tak Bisa. Band Slank serta-merta mengantar saya pada gerbang gagasan.

Ketika bara amarah meletup-letup di dada, ketika hawa panas menggelimuni hati, ketika rasa cemburu mendidihkan ubun-ubun, saya putarlah Terbakar Cemburu. Band Padi seketika menjadi air yang memadamkan letik-letik api di dalam hati. Lalu, jadilah esai atau puisi.

Jika saya kangen ayah atau ibu yang telah tiada dan ingin menulis sesuatu untuk mengenang cinta kasih mereka, saya putarlah Memories. Maroon 5 segera membantu ingatan saya memajang kenangan orang-orang kesayangan yang telah pergi, menemani saya membawa kembali semua kenangan yang pernah ada, dan lahirlah tulisan.

***

JADI, jika kamu merasa sangat suntuk sampai kehilangan cara untuk berkonsentrasi, cobalah dengarkan musik. Biarkan lagu mengantar pikiranmu ke negeri khayal. Biarkan musik membawamu ke padang imajinasi. Menarilah di sana. Menari sepuasnya.

Lalu, kembalilah ke laptop atau gawai. Tuliskan apa yang kamu inginkan. Saya sendiri sering sekali menulis sembari memutar lagu. Menulis sambil mendengarkan iringan musik alangkah indah. Artikel ini, misalnya, pada detik-detik mencapai angka 750 kata, saya putar Aka Tombo gubahan komposer asal Jepang, Kosaku Yamada alias Koscak Yamada.

Pikiranmu masih keruh? Otakmu masih butek? Silakan pilih lagu kesukaanmu. Putar, dengarkan! Lalu, menulislah!

Salam takzim, Khrisna Pabichara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun