Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kiat Menulis dalam Keadaan Mengalir

29 Januari 2021   15:15 Diperbarui: 29 Januari 2021   16:39 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, menjauhi penjara kerangka. Kalaupun kamu terbiasa menulis dengan menggunakan kerangka, jadikan itu sebatas rambu awal. Selama menulis, abaikan. Biarkan intuisi menuntunmu ke jalan-jalan lengang tempat kamu dapat menemukan pola, mendeteksi sifat, mencerna makna, dan melihat hubungan.

Keempat, menjauhi gairah menyunting. Mengetiklah secepat mungkin tanpa hasrat berhenti atau niat memperbaiki. Salah huruf, biarkan saja. Salah kata, biarkan dulu. Tanda baca, abaikan saja. Komposisi paragraf, abaikan dulu. Pendek kata, menulis dengan cepat tanpa berhenti.

Kelima, menjauhi ambisi berlebih. Kadang-kadang yang memberati pikiran kita karena sejak awal kita dihantui bayangan tulisan saya harus begini atau begitu. Jauhkan ambisi konyol dari kepala, sebab kadang itulah penyebab impotensi gagasan.

Lima kiat di atas sebenarnya tidak mudah. Yang membuatnya menjadi sulit adalah kebiasaan kita melepas rasa malas dari kerangkengnya. Akhirnya, rasa malas itu menjajah dan membelenggu hati. Kalau sudah malas, boro-boro menulis, makan saja pasti sulit.

***

BAKAT? Ya. Boleh jadi kita memilih bakat sebagai kambing hitam. Opa Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog yang rajin menulis, bakal mengomeli kamu sepanjang hari jika berkilah kamu tidak punya bakat. Kawan, bakat hanya setitik nila dari sebelanga susu.

Jadi, ambil laptop begitu ide melintas. Mengetiklah dengan cepat, hindari niat berhenti karena ingin memperbaiki, terus begitu hingga tulisan kelar. Setelah selesai, barulah kamu kembali ke alinea pertama. Perbaiki yang rusak, tambal yang bolong, jahit yang sobek.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun