Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tahukah Kamu, Kuasa Intuisi bagi Penulis?

28 Januari 2021   14:53 Diperbarui: 28 Januari 2021   15:10 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika daya intuitif kita sudah mampu menyingkap tabir yang menghalangi pemandangan batin itu, kita dapat dengan mudah menuangkan, menumpahkan, atau mencurahkan gagasan. Tentu saja, benak kita sebelumnya sudah menjadi "gudang data" yang terisi sesak karena rajin kita isi lewat membaca apa saja.

Maka dari itu, sebaiknya kita kenali dulu posisi ingatan dan intuisi. Kita bisa berandai-andai bahwa intuisi berada dan bergerak di hati, sedangkan ingatan berada dan berdiam di kepala. Ingatan di kepala kita tidak berguna apa-apa selama intuisi kita tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Jadi, inilah hal kedua yang perlu kita lakukan. Kenali kuasa intuisi. Anda bisa bermimpi suatu saat sanggup menulis satu artikel sebanyak 900 kata hanya dalam rentang setengah jam, dilakukan dalam sekali duduk, dan hasilnya tetap lezat dan bergizi. Lezat memanjakan mata, gizi mengayakan wawasan.

Sekarang bayangkan sebuah pohon raksasa. Pohon itu kita namai "Pohon Intuisi". Tiga dahan besar terpacak kokoh ke tangkal pohon itu. Tiap-tiap dahan kita namai (1) persepsi, (2) fokus, dan (3) perasaan. 

Bagaimana? Sudah bisa membayangkan pohon raksasa dengan dahan besar itu? Kalau belum, baca ulang alinea di atas dan bayangkan kembali. Mengulang sesuatu yang sedang Anda pelajari bukan berarti Anda bodoh, melainkan karena Anda ingin memperkokoh fondasi ingatan.

Selanjutnya, mari kita sibak daun-daun yang menutupi dahan-dahan besar itu. Suara kersik daun menggelitik kuping Anda, rasakan. Lalu, lihat dahan persepsi dan amati baik-baik. 

Dahan persepsi terdiri atas hubungan, pola, simbol, sifat, dan makna. Segala hal dan peristiwa selalu memiliki hubungan, pola, simbol, sifat, dan makna. Intuisi kita bisa menyingkapnya jikalau kita terlatih melakukannya.

Berikutnya, lihat dan amati dahan fokus. Pada dahan itulah tercuat dua hal, yakni pengalaman dan pengetahuan. Pada cabang pengalaman terdapat ranting pengalaman orang lain dan diri sendiri. Pada cabang pengetahuan terdapat ranting pengetahuan formal dan nonformal. Intuisi akan menuntun kita untuk menggunakan dua cabang itu selama kita mampu berkonsentrasi.

Kemudian, tatap dan perhatikan dahan perasaan. Pada dahan perasaan terdapat cabang suara, gambar, dan bayangan. Cabang suara merupakan apa saja yang pernah Anda dengar, termasuk bisikan nurani. 

Cabang gambar merupakan bilik tempat hati kita menyimpan apa saja yang telah kita lihat. Adapun cabang bayangan merupakan kamar tempat hati kita membunyikan harapan. Terus terang saja, menulis intuitif banyak bermain di area ini.

Setelah kita kenali kuasa intuisi, kita tinggal melatih kecakapan diri untuk menggunakan kuasa itu ketika menulis. Tidak perlu berharap hasil yang instan. Menulis intuitif bukan memasak mi instan yang bisa Anda lakukan dengan mudah dan lancar.

***

DUA langkah di atas bukan sesuatu yang sukar dipraktikkan. Kuncinya cuma satu, pembiasaan. Itu saja. Tidak banyak, tidak ruwet. Bayangkan gagasan yang ingin Anda tulis. Pikirkan satu atau dua kata sebagai fokus bayangan itu. Lalu, suruh intuisi Anda menggali kata itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun