Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hari Pertama 2021, Jangan Malu Jadi Penulis

1 Januari 2021   05:00 Diperbarui: 2 Januari 2021   07:18 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum terjun ke dunia fiksi, saya lebih dulu menceburkan diri ke samudra buku nonfiksi. Puluhan buku nonfiksi telah saya gubah, di antaranya, Rahasia Melatih Daya Ingat. 

Kover depan |Dokumentasi Pribadi
Kover depan |Dokumentasi Pribadi

Kumpulan cerpen pertama saya, Mengawini Ibu, pun beberapa kali naik cetak. Laris. Begitu juga dengan novel pertama saya, Sepatu Dahlan. Berapa jumlah royaltinya? Rahasia dapur. Itu masa lalu. Maksud saya, belakangan ini royalti dari dua buku itu sudah tidak ada.

Kover depan |Dokumentasi Pribadi
Kover depan |Dokumentasi Pribadi
Akan tetapi, royalti hanya saya terima saban enam bulan. Selama jeda enam bulan sebelum dapat royalti, ya, mesti pintar-pintar mengelola uang. Kadang lebih, kadang sekarat. Guna menyiasati masa paceklik, saya mengembangkan kecakapan diri. Apa saja?

Silakan tilik infografis di bawah ini.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Pertama, menjadi pembicara. Tentu saja materi yang paling saya gemari adalah pernak-pernik penulisan dan perbukuan. Selain itu, saya juga bisa berbicara tentang komunikasi publik serta kampanye untuk penjenamaan perusahaan.

Kedua, menjadi trainer. Nah, artikel yang saya tayangkan di Kompasiana di antaranya menyasar pasar pelatihan. Spesialisasi saya, kebahasaan. Misalnya menyusun laporan tahunan, menyusun materi promosi, menata surat dinas, dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi.

Ketiga, menjadi motivator. Selain menyemangati diri sendiri, saya juga gandrung memotivasi orang lain. Metode yang saya gunakan mirip-miriplah dengan orang lain. Perbedaannya hanya pada cara penyampaian.

Keempat, menjadi mentor. Beberapa pesohor yang meminta saya menjadi "penulis bayangan" akhirnya mengalah. Biasanya saya tampik permintaan seperti itu. Saya memilih menjadi teman menulis sehingga klien mampu merampungkan bukunya, alih-alih menuliskan sesuatu yang kemudian disebut sebagai karya klien. 

Sekalipun Anda tidak mampu menjadi pembicara atau trainer, tidak usah berkecil hati. Cukup tulis tiga hingga lima buku dalam setahun. Kalau mampu. Dengan begitu, perputaran royalti dari buku-buku itu mencukupi karena bisa setara dengan UMR jika dihitung per bulan.

Bagaimana kalau tidak sanggup juga menulis banyak buku? Boleh jadi pula menulis banyak buku, tetapi yang laku cuma satu buku. Mengeluh melulu. Sudahlah, menulis saja. Terlalu banyak tanya dapat mengantar Anda pada terminal cemas. Unjuk gigih dulu baru unjuk gigi, Sobat.

Dokumen Olah Pribadi
Dokumen Olah Pribadi
Maka dari itu, jangan malu menjadi penulis. Tegakkan tekadmu, tegakkan penamu!

Salam takzim, Khrisna Pabichara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun