Mengapa beliau menyebut "menulis itu kebutuhan jiwa"?Â
Begini, Kawan. Banyak riset yang membuktikan bahwa menulis setiap hari sangat berguna bagi kita.
Kedua, meningkatkan daya ingat. Benar begitu? Ya. Selama Anda menulis setiap hari, selama itu pula daya ingat Anda terasah. Baca saja tulisan Opa Tjipta. Beliau dapat dengan apik menceritakan kisah atau kejadian puluhan tahun dengan runut dan runtun. Sekalian baca juga tulisan Oma Roselina Effendi.
Ketiga, memperbaiki suasana hati. Begitukah? Ya. Apabila Anda terbiasa menulis setiap hari maka Anda akan terbiasa pula menumpahkan galau, risau, cemas, tawa, air mata, atau luka mahaluka. Itu sangat menyehatkan. Semarah apa pun Anda, tidak mungkin Anda mengetik dengan kepalan tinju.
Menulis itu kebutuhan jiwa. Mantra yang sangat berguna. Merapalnya mudah, praktiknya susah. Bagi Anda. Bagi Opa Tjipta, tidak. Beliau menulis tiap hari dan sekarang sudah menghasilkan lebih dari 5.000 artikel. Lebih pasnya, 5.076 hingga tulisan ini tayang. Luar biadab untuk penulis seusia beliau.
Anda juga bisa begitu. Luangkan saja waktu setidaknya satu jam tiap hari. Jadilah satu artikel. Tata waktu Anda. Atur waktu Anda. Bukan dibalik. Anda yang ditata dan diatur waktu. Saya yakin Anda bisa. Saya sangat yakin. Hanya saja, keyakinan kerap mesti dibarengi oleh kemauan.
O ya, mantra itu beliau tuturkan kepada saya di kolom komentar. Silakan Anda sambangi sendiri jika ingin memungut mantra itu secara langsung. Mantranya ada di artikel ini: Menulis adalah Terapi Jiwa.
Tugas saya sudah kelar. Saya wajib menyampaikan mantra Opa Tjipta kepada Anda. Semoga Anda mau mengingat, menyimpan, dan memeramnya di tempurung kepala. Itu sangat bagus. Pasti lebih bagus lagi kalau Anda praktikkan.
Bagaimana dengan Engkong Felix? Mohon maaf. Nganu. Ah, nga-nga-nu-nu. Aduh, entah kenapa saya tiba-tiba gagap dan gugup. Pasti gara-gara kertas kerja linguistik yang belum kelar.
Salam takzim, Khrisna Pabichara