Kita kembali pada kaidah pelesapan. Sekarang tukar kata pergok dengan percaya. Setelah mengoprek suku kata maka tersua per-ca-ya. Ada bunyi /r/ pada akhir suku kata pertama. Bubuhkan awalan /ter-/. Lihat hasilnya: ter-per-ca-ya. Sekarang lesapkan /r/ pada awalan /ter-/. Hasilnya: tepercaya.
Jawabannya sudah terjumpa, kan? Ya, sudah. Kelar bahasan kita.
Selanjutnya, bubuhkan awalan /ber-/. Jadilah ber-ter-nak. Oleh karena hukum pelesapan meminta kita untuk melesapkan fonem /r/ pada awalan /ber-/, hasilnya akan menjadi be-ter-nak. Begitulah rahasia besar di balik hilangnya huruf /r/ pada kata beternak.
Apakah pelesapan fonem /r/ berlaku pada awalan /ber-/ dan /ter-/ saja?Â
Tidak, Teman. Perlakuan serupa berlaku pada konfiks (gabungan awalan dan imbuhan) /ber-an/ dan /ter-kan/. Mari kita oprek: (1) ber-ter-bang-an menjadi be-ter-bang-an; (2) ter-cer-na-kan menjadi te-cer-na-kan.
Mudah, kan? Mudahlah. Semua pasti mudah kalau kita tahu rahasianya.
Baca juga : Penambahan Kosakata Bahasa Indonesia
Sekarang saya mau mengajak Anda untuk bertamasya ke taman kata bernama Bahasa Indonesia. Uh, taman indah itu penuh bunga-bunga kata yang kemungkinan jarang kalian hidu wanginya. Tidak percaya? Silakan pelototi tabel di bawah ini.
Mari menyelam agak dalam. Pernahkan Anda menggunakan kata teperling dalam tulisan Anda? Bisa ya, bisa tidak. Kemungkinan besar, tidak. Lihat arti terperling, yakni 'mata yang berkilat-kilat'. Paling-paling Anda akrab dengan kata 'berbinar-binar'. Sudahlah, mengaku saja.