Kita kembali pada kaidah pelesapan. Sekarang tukar kata pergok dengan percaya. Setelah mengoprek suku kata maka tersua per-ca-ya. Ada bunyi /r/ pada akhir suku kata pertama. Bubuhkan awalan /ter-/. Lihat hasilnya: ter-per-ca-ya. Sekarang lesapkan /r/ pada awalan /ter-/. Hasilnya: tepercaya.
Jawabannya sudah terjumpa, kan? Ya, sudah. Kelar bahasan kita.
![Dokumen Olah Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/09/25/ter-3-5f6d80dcd541df556468a943.jpg?t=o&v=555)
Selanjutnya, bubuhkan awalan /ber-/. Jadilah ber-ter-nak. Oleh karena hukum pelesapan meminta kita untuk melesapkan fonem /r/ pada awalan /ber-/, hasilnya akan menjadi be-ter-nak. Begitulah rahasia besar di balik hilangnya huruf /r/ pada kata beternak.
Apakah pelesapan fonem /r/ berlaku pada awalan /ber-/ dan /ter-/ saja?Â
Tidak, Teman. Perlakuan serupa berlaku pada konfiks (gabungan awalan dan imbuhan) /ber-an/ dan /ter-kan/. Mari kita oprek: (1) ber-ter-bang-an menjadi be-ter-bang-an; (2) ter-cer-na-kan menjadi te-cer-na-kan.
Mudah, kan? Mudahlah. Semua pasti mudah kalau kita tahu rahasianya.
Baca juga : Penambahan Kosakata Bahasa Indonesia
Sekarang saya mau mengajak Anda untuk bertamasya ke taman kata bernama Bahasa Indonesia. Uh, taman indah itu penuh bunga-bunga kata yang kemungkinan jarang kalian hidu wanginya. Tidak percaya? Silakan pelototi tabel di bawah ini.
![Dokumen Olah Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/09/25/senarai-ter-1-2-5f6d81c7d541df0dad089112.jpg?t=o&v=555)
Mari menyelam agak dalam. Pernahkan Anda menggunakan kata teperling dalam tulisan Anda? Bisa ya, bisa tidak. Kemungkinan besar, tidak. Lihat arti terperling, yakni 'mata yang berkilat-kilat'. Paling-paling Anda akrab dengan kata 'berbinar-binar'. Sudahlah, mengaku saja.