Mang Obet, pedagang ikan kering, pernah dijewer istrinya dari kios hingga parkiran. Ia kedapatan sedang berpegangan tangan dengan Bi Unar. Ai tidak akan memperlakukan aku sama seperti Uning memperlakukan Mang Obet. Namun, aku tidak akan sanggup bertahan hidup lebih dari sehari jika Ai meninggalkan aku.
"Kecoak."
Aku tulikan telinga. Geradak-geruduk terdengar jelas. Kursi jatuh. Tertabrak. Aku tetap tuli. Literan jatuh. Baskom jatuh. Aku masih tuli. Gedebak-gedebuk seperti setandan pisang jatuh ke tanah, aku memilih tuli. Sunyi. Waktu seperti bergerak lambat. Siput kalah.
Aku berdiri. Pelan-pelan berjalan ke kios Eros. Aku terperanjat. Sepasang kaki Eros menyerbu mataku. Tubuhnya terlindung tumpukan karung. Di dekat tumitnya terbujur bangkai kecoak. Tidak, aku tidak akan mengkhianati Ai. Memang hanya di kepala, tetapi bagiku itu sudah jauh melangkah. Sudah serong dalam pikiran. Tidak. Biarkan Eros pingsan.
Kecoak di dekat tumit Eros bergerak-gerak.
"Maafkan aku, Ai. Aku harus menolong Eros." []
14092020, Khrisna Pabichara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H