Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bangkai Kecoak

14 September 2020   22:24 Diperbarui: 14 September 2020   22:46 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: newatlaas.com

"Jujur!"

"Maafkan aku."

"Kenapa?"

"Ada perempuan lain di kepalaku."

Ia tertawa. "Paling juga perempuan depan kiosmu. Hati-hati, serong berawal di kepala."

"Aku tahu," kataku sambil tersenyum kecut. "Maafkan aku. Gak ada apa-apa antara aku dan Eros. Tadi aku cuma membantunya mengusir kecoak."

Ai tertawa. Merdu sekali. Alih-alih senang, aku bergidik. Bangkai kecoak menyelamatkan aku. Lega rasanya. Memang aku belum pernah berlaku serong. Ai tetap perempuan satu-satunya di hatiku. Tetapi, ada perempuan lain di kepalaku. "Anjing!"

"Kecoak, bukan anjing."

Aku mengibas-ngibaskan rambut. Seekor kecoak terbang menjauhi kepalaku.  

***

Selasa benar-benar menyiksa. Sejak buka kios tidak seorang pelanggan yang datang. Alamat tomat busuk lagi. Eros beberapa kali menyapaku, tetapi aku tidak mengindahkannya. Istriku sudah curiga. Sesama pedagang di pasar bisa saja bekerja sama mengusir sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun