Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bangkai Kecoak

14 September 2020   22:24 Diperbarui: 14 September 2020   22:46 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: newatlaas.com

***

Istriku pegawai kelurahan. Tugasnya melayani penduduk yang mengurus surat-surat. Tugasku, ya, memasak jika tidak ingin kelaparan sepulang dari pasar. Seraya menungu nasi tanak, aku menjerang air. Sepertinya kopi sanggup mengobati kepalaku yang sejak sepekan lalu dijajah Eros.

Seekor kecoak terbang. Hinggap di dinding, lalu terbang lagi tepat ke arah mukaku. Aku bukan lelaki yang geli melihat kecoak, tetapi aku tidak mau kecoak itu terbang, lesap ke benakku, dan bersekutu dengan Eros menguasai angan-anganku.

"Sudah pulang, Kang?"

Aku terkesiap. Keringat dingin seperti butir-butir jagung jatuh satu-satu di alisku. Tengkukku serasa ditempeli es batu. Lututku seakan-akan kehilangan sendi. "Pasar sepi, Neng." Untung suaraku tidak gemetar. Jika tidak, firasat istriku bakal mencium sesuatu yang aneh berkecamuk di kepalaku.

"Bangsat!"

Suaranya lirih. Tidak seperti perempuan lain kalau menjerit. Ai memang selembut itu suaranya kalau marah. Bangsat dan babi memang menghiasi bibirnya, tetapi nada lirihnya justru lebih mengerikan daripada apa pun. Seluruh tulang di tubuhku seperti dilolosi. Aku persis seperti copet yang dua hari lalu gelagapan dikepung pedagang.

"Kang, buang bangkai kecoak itu!"

Dadaku seketika lega. Ternyata kecoak.

"Kamu kenapa, sih?"

Aku menggeleng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun