Saya tidak akan menyigi kekeliruan gramatikal pada paragraf di atas. Terlalu menyita waktu. Saya cuma menandai bahwa alinea itu memuat analisis penulis. Dengan kata lain, penulis artikel tersebut sudah menyatakan analisis yang bertumpu pada asumsi pribadi.
Mengapa asumsi pribadi? Tidak ada hasil kajian yang disertakan penulis untuk membuktikan analisis yang ia tata. Dengan demikian, Toto sudah secara langsung menafikan, merendahkan, dan melecehkan aktivitas politik Rahayu.
Pada alinea berikutnya, penulis artikel tersebut kembali menguarkan asumsi dangkal.
Kasus paha mulus tersebut membuat dirinya "Rahayu Saraswati" juga secara otomatis lebih di kenal public sebagai ponakan Prabowo Subianto yang ikut kontestasi pilkada Tangerang Selatan.
Cukuplah dua paragraf tersebut yang saya muat di sini. Semoga cukup pula bagi kita semua, termasuk rekan Toto Priyono, agar lebih berhati-hati menaja judul. Tidak apa-apa mengejar klik, tidak apa-apa. Asalkan jangan kebangetan seperti itu. Hati-hati juga menata isi artikel. Pendapat pribadi sah-sah saja selama kita berani mempertanggungjawabkannya.
Kasihan Pak Jakob. Beliau setengah mati membangun Kompas Grup hingga bisa seperti sekarang. Masak kita yang menumpang menetap di Kompasiana justru bikin gaduh dan mencorengkan arang pada nama baik beliau?
Maka dari itu, sebaiknya Admin Kompasiana menyeriusi tamparan ini. Pertama, minta penulis mengubah total isi artikel. Kedua, hapus artikel. Ini demi kebaikan bersama. Kebaikan Kompasiana, rekan Toto, dan Kompasianer lain. Tentu saja, kebaikan Rahayu. Â
Sekali lagi, semoga kasus ini dapat kita jadikan cermin. Baik bagi rekan Toto maupun rekan yang lain. Semuanya. Sensasi demi satu klik boleh, tetapi jangan seburuk dan sebusuk itu.
Salam takzim, Khrisna Pabichara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H