Apabila ada konco koalisi yang tidak memenuhi ajakan pembangkagannya, Mas Arief serta-merta menyebut mereka sebagai "setan kurap". Setan lagi setan lagi. Setelah Pak Amien menyebut Partai Setan, Ibu Ratna mendengar "bisikan setan", Pak Andi Arief menengarai ada "setan gundul", Mas Poyu memilih "setan kurap".Â
Sudah setan, kurapan pula.
Itulah beberapa materi lawakan Mas Poyu. Politikus dengan ciri khas rahang mengeras, dagu terangkat, dan peci tegak ini memang spontan dan bacar mulut. Akan tetapi, di situlah letak keunggulan dirinya dibanding juru kilah lainnya di kubu Pak Prabowo.
Jika yang lain sering tampil dengan citra dicerdas-cerdaskan, ia tampil apa adanya. Kadang tengil, kadang bengal. Sering ngotot, doyan ngeyel. Ibarat makanan yang diterai potongan harga, beliau adalah paket hemat yang lengkap.
Masalah terbesar bagi penduduk Indonesia, termasuk pendukung Pak Prabowo, adalah seberapa tinggi kadar tawa kita dalam menanggapi guyonan ala Poyuono. Bagi yang cerdas menakar sesuatu yang tersirat di balik komentar-komentar doi pasti akan tersenyum. Salah-salah malah terbahak-bahak.
Itu sebabnya saya menyebut Mas Poyu sebagai Sang Legenda dari Gerindra. [khrisna]