Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Capres Ditanya Aktivitas Ibadahnya

15 Maret 2019   18:04 Diperbarui: 26 Mei 2019   15:49 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Grafis: kisspng.com

Pihak Pak Jokowi mestinya maklum bahwa Pak Prabowo punya hak prerogatif dalam memilih pendamping. Siapa pun yang beliau pilih jelas tidak boleh disanggah atau dibantah. Itu sebabnya para ulama yang mendukung beliau sama sekali tidak menyanggah atau membantah. Itu sebabnya pula para pendukung dan pengusung Pak Prabowo tidak pernah mengungkit-ungkit sisi keislaman Pak Prabowo.

Sumber Grafis: kisspng.com (Dokpri)
Sumber Grafis: kisspng.com (Dokpri)
Dengan demikian, sumir rasanya tatkala tagar tentang Prabowo jumatan di mana tiada henti menerjang linikala. Biar bagaimanapun, salat adalah bagian dari ibadah. 

Setiap yang bernama ibadah mengandung unsur cinta rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya. Pak Prabowo tidak harus sesumbar setiap Jumat untuk menjabarkan di mana beliau akan salat Jumat. Ibadah kok dipamer-pamer.  

Memang benar bahwa salat Jumat jauh lebih mudah diselusuri dibanding salat yang lain. Mungkin saja seorang muslim salat Isya di rumah ketika batang hidungnya tidak tampak di antara jamaah di masjid, tetapi tidak begitu dengan salat Jumat. Kenapa? Sebab, salat Jumat mesti dilakukan secara berjamaah di masjid. 

Walau begitu, tetap bukan keharusan mempertanyakan lokasi masjid tempat Pak Prabowo jumatan. Beliau calon presiden, tidak ada kait-pautnya dengan beliau jumatan di mana. 

Tatkala seorang pendukung memajang spanduk tentang rencana Pak Prabowo salat Jumat di Masjid Agung Semarang beredar, warganet sontak mencibir. 

Ada yang menyebut pamer, ada yang menuding pencitraan, ada yang menuduh ria. Pak Hidayat, petinggi PKS, kontan mencibiri siapa saja yang berprasangka buruk atas aktivitas jumatan Pak Prabowo. Kata beliau, "Giliran diumumkan mau jumatan di mana malah dituduh pamer."

Cibiran Pak Hidayat, jika ditelaah secara akal sehat menurut alir pikir beliau, sebenarnya masuk akal. Setiap Jumat ditanya-tanya, giliran disebarkan akan jumatan di mana malah ditertawakan. Kasihan, kan. 

Sumber Grafis: kisspng.com (Dokpri)
Sumber Grafis: kisspng.com (Dokpri)
Sekalipun demikian, Pak Prabowo tidak perlu berkecil hati. Menjadi calon presiden memang tidak mudah. Tidak banyak pula elite politik yang mampu menanggung beban menjadi cawapres atau capres berkali-kali. Hanya Pak Prabowo yang sanggup melakukannya. Yang lain pasti banyak perhitungan dan rentan menanggung malu, Pak Prabowo punya rasa percaya diri yang tinggi.

Setidaknya itu satu sisi heroik dari Pak Probowo. 

Apakah berat menjauhkan hal-hal beraroma kampanye negatif dari kancah pertarungan politik? Bagi warga di negara lain mungkin berat, tetapi ringan bagi penduduk Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun